Tuesday, December 18, 2007

Dewan vs Pakar = bodo pisan!

HERAN, kemana ya jalan pikirannya Yod Mintaraga. Malu-maluin diri sendiri aja tuh orang. Masa tadi pas acara diskusi soal PLTS dia nyela abis pakar-pakar. Khususnya ke Otto Soemarwoto. Gilingan tuh jelma siga jurig wae. Ngomong kaya orang kesetanan ke orang tua yang jauh lebih berpengalaman. Pake ngomong gini lagi.

"Di sini ada wartawan. Komentar yang diambil itu pasti ya omongan Anda bukan kami. Jangan menyesatkan masyarakatlah," gitu dia bilang sambil nunjuk2 ke arah Otto.

Ya iyalah. Siapa elu gitu? Otto soemarwoto itu guru besar dan pakar tingkat nasional, jack! Ngomong aja ga becus. Si Radi yg duduk di samping gw aja ampe pgn ngelempar gelas ke dereran orang-orang gebleg itu. Wakil rakyat kok ga bisa mikir panjang sih. Ini kan ngaruh ama pencitraan diri mereka. Beh..Lina ama Faiq juga cuma bisa nahan greget. Untunglah kita berempat duduk sederetan jadi ga terkontaminasi.

Pak Muchsin masih bisa cengar-cengir aja. (Eiya hari ini dia pake kaos gambar kartun yg ga banget. Gw ngakak2 pas liat baju itu waktu dia negor kita yg nongkrong di depan gedung dewan). Sikapnya bisa jadi penengah juga sih (dibandingin Husni).

Trus, gw tuh makin geleng2 kepala waktu dia nyerang Pak En. Dia bilang gini coba:
"Jangan mau menang sendiri trus terkenal!" Kalo Pak Muchsin ga nyeletuk ngelerai, dilanjut kali ya. Abis itu Yod nyamperin pakar2 dan langsung dapet semprotan acuh tak acuh dari Asep Warlan. Coba gw punya foto dia waktu lagi beraksi, mampus-mampus dah tuh orang. Heran bgt (lebih heran sama orang yg make dia bwt jd narsum deh).

PS: yesterday i went to orphanage n i fell in luv with one baby there. He's so cute and has something in his eyes. I really want to take him altough just 4 a whlie. He kept my finger tight. Ok, tha other babies do the same thing but there's something in him. This baby really enjoyed the time when i touch a little scar in his face.

The same feeling with the 1st time i met Torodoso (and he becomes my lovely dog ever...even than Bonny). Spontanly I feel in love when i saw that dog. I think he say "Please take me be with you". Hehehe... Toro is the most charming dog than his 4 brother dan he likes me to. That's why i beg to toro's owner to take toro home. Now, Toro grow up n being the great big dog. Braver than the Lazy Pirate Charlie. Uhh, i miss u guys..!

Wish i can have him but it just a wish. Blowing to the air and dissapear...

Sunday, December 16, 2007

Ini satu berita yang bikin anak2 pada dongkol.. Hobi gaet sana-sono. Tipe2 perusahaan nekad. Ga punya modal yang cukup tapi sok mau jadi penguasa media masa. Gw ga tau apa korelasi semua ini ama Pilpres 2009. Secara gitu, Agum udah puter haluan ke Jabar. Daripada lebarin sayap, perbaikin luka2 di sela2 sayap MNC ajalah. Di situ loyalitas dan abilitas sang sayap baru bisa keliatan, bos!

_peace 4 all_

MNC Dirikan Televisi Lokal
Jum'at, 14 Desember 2007 00:38 WIB
TEMPO Interaktif
, Jakarta: PT Media Nusantara Citra (MNC) Tbk. -- pemilik stasiun televisi RCTI, TPI, dan Global TV -- akan memperluas jaring bisnis pertelevisian. Pada tahun depan akan dioperasikan stasiun televisi lokal jaringan (telestrial) di Jakarta dan Medan.


Menurut sumber Tempo, televisi lokal di Jakarta bernama SUN TV akan beroperasi pada Februari 2008. Struktur manajemennya pun telah dibentuk. “Persiapannya gila-gilaan,” kata sumber itu kemarin di Jakarta.

Adapun stasiun televisi lokal jaringan di Medan adalah Oke TV. “Namanya sama seperti di serial OB.” OB adalah program komedi situasi di RCTI yang menceritakan office boy Oke TV. Tapi sumber tadi mengaku tak tahu kapan tepatnya Oke TV beroperasi. Yang pasti setelah Sun TV berjalan.

Sekretaris Perusahaan MNC, Gilang Iskandar, tak membantah pendirian Sun TV dan Oke TV. Tapi ia memilih menolak berkomentar. “No-comment. Itu next step setelah topik TV nasional berjaringan lokal selesai,” ujarnya ketika dihubungi di Jakarta.

Ia juga tutup mulut ketika diminta menjelaskan apakah aksi MNC ini bagian dari memenuhi kewajiban televisi nasional membentuk jaringan televisi lokal seperti diamanatkan Undang-Undang Penyiaran. Gilang menjelaskan, sistem televisi berjaringan masih menunggu ketentuan pelaksana dari Departemen Komunikasi dan Informatika terutama untuk diversity of ownership atau pembagian kepemilikan jaringan dengan daerah.

“Banyak masalah yang harus diatur dalam ketentuan lebih lanjut,” ucapnya. Yang penting semua stasiun televisi swasta nasional telah menyepakati diversity of ownership yang akan dijalankan 5 tahun mendatang.

Beberapa kota semisal Bandung dan Semarang masuk dalam daftar yang akan digandeng dalam jaringan. Bahkan selama ini RCTI Biro Surabaya telah mengisi porsi liputannya dengan muatan daerah. “Semuanya bertahap, kemungkinan dimulai dari konten berita yang memberi porsi daerah.

”Mengenai pembagian konten acara atau deversity of content, Gilang menuturkan, bisa mulai dilakukan pada tahun depan oleh tiga stasiun televisi di bawah bendera MNC. Menurut dia, ketentuan dalam Undang-Undang Penyiaran yang mengamanatkan pembagian 10 persen konten daerah terlalu besar untuk dilakukan sekaligus.

Sama seperti MNC, PT Televisi Transformasi Indonesia -- manajemen Trans TV -- pun baru akan memulai pembagian diversity of ownership paling cepat lima tahun lagi. Sebagai tahap awal, perusahaan di bawah Para Group ini akan membagi konten acara dengan beberapa stasiun televisi lokal.

Menurut Direktur Utama Trans TV, Ishadi, pembagian kepemilikan menemui banyak kendala, terutama jika terkait dengan perusahaan yang telah terdaftar di bursa saham (listing). Belum lagi masalah aset perusahaan.“Kami akan menunggu sampai daerah siap keuangannya. Baru kami lakukan pembagian kepemilikan,” ujar Ishadi Rabu lali kepada Tempo di kantornya.

Agoeng Wijaya Jobpie Sugiharto

Hari yang Gila...

BESOK itu Senin. Format koran delapan halaman. Kenyataannya, mengkhawatirkan!
Cinta kena DBD dan jadilah Ogi ga msk. Lodaya II menikmati liburnya dan tnyata ga dtg ke kantor (huhu, tega lu Le!). Kang gin2 dan Ono juga libur. Iki dah resmi di Kuningan. Otomatis cuma ada gw, kang robi dan iwa...

DEG-degan takut ada TKP. Mana ini hari kedua haid lagi... Rasanya pgn ikutin saran orang paling menyebalkan di dunia buat ikut2 ga masuk. Tapi gw masih waras kok. Untung ada TB dan Opik. Seneng jam segini di hari Minggu masih ada kehidupan di ruang redaksi.

LIPUTAN ga ada yg puguh. Jadi kutu loncat sana-sini. Untung ada Mas Faiq yg bisa ditebengin. Waktu2 kaya gini nih yg bikin nyesel napa ga pernah serius mo kredit motor. Sebelum THR natalan abis...

-v yg masih sedih-

Tuesday, December 11, 2007

Awas, Bang Kumis Marah-Marah!

Wyuuuhhh... pasukan oranye ngedatengin kastil Negera Kurawa alias kantor SINDO Jabar. Gw sih udah ngeduga kejadian ini waktu Bang Kumis eh salah Adi Mulyadi si Ketua Pemuda Pancasila Kota Bandung nelepon gw tadi pagi. Nada suaranya lebih tinggi dari biasanya dan ada backsound sorakan orang-orang yang ada di deket dia.

Awalnya gw cuek soalnya emang belom baca beritanya dan masih santai-santai di Ruangan Wartawan di Disinkom (mumpung ruangan ini lagi ga ditongkrongin 'laler-laler'). Sempet corat-coret omongan Adi di kertas rilis yg lebih mirip berkas sampah.

"Saya bukan nyerang tapi hanya mendatangi Kantor Partai Patriot! Coba ibu (plis deh, coy!) lihat kantor mereka, ga ada yang diganggu. Benderanya aja masih ada," koar si Adi berapi-api di saat gw minum Ultra Milk coklat yang enak bgt.

Ini kejadia kedua gw ikut andil dalam penulisan laporan penyerangan Pemuda Pancasila ke suatu markas. Beberapa bulan yang lalu, PP dan AMS nyerang Sekre Walhi Jabar di Jl Bengawan gara2 Walhi peloporin demo penolakan PLTS Gedebage yang dianggap melecehkan Dada Rosada -putra daerah kebanggaan mereka-.

Gw (dengan terpaksa) pernah nulis statement dari (sok) Bajak Laut Gendut nan Culas eh..salah lagi Johnny Hidayat si Ketua Angkatan Muda Siliwangi Kota Bandung dan si Adi. Omongannya sama aja, "Kami itu mendatangi, bukan menyerang," kata Johnny yang sebenernya lebih diplomatis dari Bang Kumis, eh salah lagi.

Yuuhuu bapak-bapak sekalian, bilangnya cuma mendatangi tetapi kok membawa ngobrak-ngabrik meja di Walhi. Cuma memberikan penjelasan tapi kok bawa belasan orang trus ngancem mendatangkan 200 orang dari 12ribu anggota PP ke kantor gw. Tekanan psikologis tp gw ga takut ye...!

Faiq : "Biasalah orang-orang ga ada kerjaan. Dikasih seragam trus diajak mabok aja udah bangga!"
Jule : "Tuh kan ada gunanya juga kita punya Jenderal (si cagub jabar dari partai merah itu tuh). Orang Kodim langsung dateng trus ngejagain ampe bbrp besok,"
Awal: "Gingin diculik? Apa yang diobrak-abrik? Lempar-lempar sesuatu ga? Ada yang luka? Gw disuruh korlip bikin beritanya nih hehehe..."
Rady: "Hehe, mereka udah dateng. Tuh lagi diterima di bawah sama Danny. Si Azam pengecut bgt ga berani dateng ke kantor. Jam segini masih di Polwil,"
Army: "Iya saya ambil bagian itu dari Antara"
Gingin: "Dasar Antara gelo..."

Sunday, December 9, 2007

Dulu dan Sekarang

Musim kawin tlah berlalu
Musim beranak datang...

Kalau dulu, bentar-bentar...
Nanya : "Dimana tempatnya?"
Dijawab : "Di Sukabumi", "Di Kediri", "Di Jawa sini", "Jawa Sana", ato bahkan "Dimanalah itu yg penting saya bs resmi nikmatin kekasih saya dengan halal" hahahaha....
Reaksi gw : "Jauh bener...", "Sori gw ga bs dtg...", "Hah, kok bisa sama dia?", atau ngedumel dalam hati "i hate being in this condtion..." sambil sesekali usil dan mencoba kabur dari TKP

Sekarang...
Tiba-tiba dpt sms : "Telah lahir dengan selamat....bla..bla...bla..."
Nanya : "Gimana, normal ato caesar?", "cewe ato cowo?"
Dijawab : "Alhamdulilah, normal". Tapi ada juga yg bilang "Blum kepikiran apa namanya? Gampanglah itu" ?!$!?
Reaksi gw : "Busyet gendut banget!", "Ih lucunya, pesen satu bisa ga?", "Untung beungeut anak lo ga kaya lo," hehehe...


Apapun itu, selamet ya guys!


Tuesday, December 4, 2007

Tiga Pahlawan Gedebage itu Telah Pergi

*Menit-menit Pelepasan Tiga Aktivis GAIA

Suasana penuh haru meliputi Kantor Imigrasi Kelas I Bandung ketika 50 orang warga Griya Cempaka Arum (GCA) Gedebage melepas kepergian Neil Tangri (USA), Maria Virginia Cruz (Filipina), dan Shibu K Nair (India). Warga masih tidak mengarti mengapa pemerintah malah mendeportasi tiga aktifis asing yang menjadi pahlawan bagi warga Gedebage. Kini warga Gedebage kembali berjuang seorang diri lagi.


Pagi itu, udara dingin banget. Makin kerasa dinginnya karena gw ttidur dgn pakaian basah gara2 semalem pulang ujan2an. Gw kpaksa bangun gara2 ada orang Gedebage (yg gw lupa saha ngaranna) nelp gw bilangin kalo orang Cempaka Arum ngumpul di Kantor Imigrasi Kelas I Bandung. Langsunglah gw melangkah ke kantor yang untungnya cuma seuprit aja dari kosan.
Tidak seperti biasanya, halaman Kantor Imigrasi di Jl. Surapati No. 82 Bandung sudah dipenuhi pengunjung walau jam di hape gw nunjukkin angka 09:30. Tapi kali pengujung yang datang bukan orang-orang bule ato orang-orang bertampang borju atau sok borju yang mau bikin paspor.

Puluhan orang itu merupakan penduduk GCA. Mereka membawa spanduk-spanduk bertuliskan ”Dont worry, we support you”, ”Mereka tidak bersalah”, ”Kami yang meminta mereka datang, kalau mau deportasi kami”,”Orang asing yang peduli koq dideportasi”.
Orang2 itu keliatan marah tapi ga ada aura anarkis seperti yang telah mereka lakukan selama satu minggu terakhir.

”Kami sepakat sekarang itu aksi damai. Tidak ada unjuk rasa. Kami hanya ingin melepas teman-teman kami,” tutur Dinar yang tinggal di RW 4 Kel Rancanumpang Kec Gedebage dengan intonasi yang lambat.

Neil, Maria, dan Shibu datang ke Kantor Imigrasi dari pukul 08.45 WIB. Mereka datang bersama dengan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Rachmat Tanjung yang tetap bertahan dengan keputusan deportasi kendati sempat mendapat protes dari warga yang datang. Menjelang pukul 10.00 WIB suasana semakin terlihat begitu emosional. Begitu keluar dari gedung berlantai dua tersebut, tiga aktifis Global Anti Incenirator Alliance (GAIA) langsung dihujani teriakan dan tangisan dari warga yang kebanyakan perempuan berusian sekitar 30an.


Secara bergantian, Neil, Maria, serta Shibu mendapat pelukan erat dari warga sambil diringi isakan dan tangis yang tak kunjungan mereda. Neil tidak banyak bicara namun matanya terlihat kosong. Maria tidak kuasa menahan air matanya saat para ibu berlomba memberikan pelukan untuk menghibur hati aktifis perempuan asal Manila, Filipina itu. Sementara itu, Shibu sempat mendokumentasikan suasana dengan handycam.

”Kami kecewa. Mengapa pemerintah begitu kejam. Mereka itu ga salah. Mereka lebih memperhatikan kami yang tidak tahu apa-apa ini daripada pemerintah,” ucapnya sambil terus berlinang air mata kendati rombongan GAIA telah pergi dari Kantor Imigrasi.

Bagi warga Gedebage, ketiga pahlawan penyelemat mereka telah pergi. Neil, Maria, dan Shibu kembali ke negara masing-masing melalui Bandara Soekarno Hatta Jakarta Mereka sadar, dukungan untuk menolak PLTS berkurang. Mereka memutuskan berjuang sendiri dulu selama beberapa waktu.

”Mereka memberi pencerahan kepada kami. Kehadiran mereka semakin menguatkan moticasi kami untuk menolak PLTS di Gedebage,” tambah Dinar di samping warga yang menggulung poster bertuliskan ”Terimakasih dan teruskan perjuangan anda” sambil tertunduk lesu.

Gw kebawa sedih ampe lupa sms anak2. Erick ngomel2 gara2 gw telat ngasih tau. Padahal dia nunjukin respon ga tertarik waktu gw kasih agenda ttg PLTS Gedebage semalem di D'cost. Saking BTnya sampe gw pgn lempar hape ke kolam pengolahan aer kotornya PDAM. Dasar elnino banget sih tuh orang. Hobi banget bikin marah2!!
Hmppfhh...cest la vie! Gw masih pengen nulis banyak hal tentang PLTS... Sekarang waktunya untuk pura-pura ga tau soal prinsip Cover Both Side!

Sunday, December 2, 2007

Polwiltabes Bandung Periksa Tiga Aktifis GAIA


Damn, ada kabar buruk beberapa menit setelah gw bikin blog sebelum ini. Ternyata Kepolisian Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Bandung menahan tiga aktifis asing dari Global Alliance for Incenirator Alternatives (GAIA) asal Amerika Serikat, India, dan Filipina. Kepala Kepolisian Wilayah Kota Besar Bandung Kombespol Bambang Suparsono bilang bakal menyerahkan ketiga orang ini ke Kantor Imigrasi pada Senin ini.

“Tidak ada yang melaporkan. Kami menangkap karena mereka itu orang asing. Apa urusannya kok mereka ikut-ikutan berdemo di tengah warga,” katanya Bambang

Minggu malam ini, Polwiltabes hanya melakukan pemeriksaan saja. Ketiganya belum menyandang status tahanan namun akan diserahkan ke kantor Imigrasi. Pagi ini, pemeriksaan akan berlanjut. Pihak kepolisian sendiri menyerahkan masalah sanksi hukum sepenuhnya kepada petugas Imigrasi.

Ketiga orang asing tersebut yakni Neil Tangri sebagai Waste and climate campaigner Global Alliance for Incenirator Alternatives (GAIA) Berkley USA, Manny Calonzo dari GAIA Manila, dan Shibu Nair dari GAIA India.

Kalau kata Yuyun Ismawati yang dari GAIA Indonesia menjelaskan, pihak kepolisian yang berjaga di sepanjang acara segera mendekati panggung ketika tiga aktifis asing tersebut selesai berorasi sekitar pukul 14.30 WIB.

“Mereka meminta kami datang ke Polwiltabes untuk dimintai keterangan. Tapi pada dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan), ketiga rekan saya dituduh melakukan perbuatan yang membahayakan. Ini aneh dan coba jelaskan bagian mana yang membahayakan?” kata Yuyun yang tenyata nomor hape-nya Simpati Bali dan habislah Rp9.000 buat percakapan selama 1:23 menit saja. Masih mau lanjut, bu? Didukung deh!!

Pesta Rakyat Gedebage



Minggu siang. Gedebage begitu terik. Mata gw & erick makin menyipit ketika kami sampai di Griya Cempaka Arum. Dia curiga jangan2 ini settingan. Tapi di komplek itu, ratusan warga terus berteriak "Tolak PLTSa!!" dengan cara masing-masing.

Ada yang joget2 norak. Para tukang ojek ikutan berorasi dan berkata kami butuh uang. Kata mereka, PLTSa ganggu ekonomi keluarga kami. Anak2 kecil tampilin pertunjukkan seni dan diiringi puisi dari Rahmat Jabaril. Ada yang nyanyi lagu2 Iwan Fals dan jadilah suasana makin norak. Petani khawatir soalnya sebagian sawah mulai dibeli ama Pemkot Bandung.

Otto Sumarwoto ga dateng dan tetapi menitipkan rentetan kritikan tentang Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) alias Incenirator Raksasa pertama di Indonesia. Waste and climate campaigner Global Alliance for Incenirator Alternatives (GAIA) Berkley USA Neil Tangri bilang, PLTS memiliki menghasilkan gas berbahaya seperti yang pernah terjadi pada perang Vietnam di 1975-an. Satu di antaranya Mercury yang dapat menyebakan kanker, kerusakan DNA, otak, dan brdampak langsung kepada pada ibu menyusi dan bayi.

"Incenirator is one of the worst waste ever. High tech, high cost, but leave much. Peope in Korea succed to fight their gov hope all of you can do the same thing. I support u!" kata Mr Bule yang omongan enak didenger ini.

Focal point GAIA untuk Indonesia Yuyun Ismawati nambahin, komposisi sampah Indonesia tidak mendukung PLTS. Sekitar 70% merupakan sampah organik yang basah dan bernilai kalori rendah. Orang gila yang mau buang-buang duit buat ngebakar sampah basah ini. Tanpa PLTS aja, Gedebage udah panas banget bow! Ga kebayang suasana Bandung Timur kalo ada pabrik yang bersuhu ribuan derajat celsius itu.

Kata si perempuan Bandung yang lagi doyan di Bali ini, PLTS itu kedok buat perdagangan karbondioksida. Banyak proyek pembangkit listrik yang berupaya muncul di Indonesia dengan berkedok pembangkit listrik dengan kategori Mekanisme Pembangunan Bersih (Clean Development Mechanism atau CDM).

Rencananya, peristiwa yang terjadi di Kota Bandung akan menjadi bahasan dalam Konvensi Internasional menandai Global Day of Action Against Waste and Incenirator di Bali pada Senin (3/12) hingga hingga Rabu (5/12). Target selanjutnya, PBB!


Di Negara Kurawa, Si Bloon yang Salah

Rasanya gw punya satu alasan untuk membunuh satu orang. Serius, gw bete berat tadi pagi. Sekali lagi gw dan teman2 ditempatin di barisan terdepan...tanpa amunisi!! Gebleg ga sih. Susah sekali Panglima Besar merelakan kami mendapat amunisi meski tidak berupa bazoka. Kami tidak minta muluk2 kok hanya sedikit rasa penghargaan dan perlakuan yang humanis.

Cape, oke semua juga cape. Tapi, pemimpin yang membaik tidak akan memandang ksatrianya sebagai mesin perang melainkan benda hidup yang bisa mengembang atau mlempem. Kok kami malah menjadi satu kambing hitam gara-gara oplah nurun. Salah gw, salah temen2 gw? plis deh!!!

Beneran gw ngiri sama Ksatria Subang yang absen pada rapat PKI tadi subuh. Memeluk guling di balik selimut yang hangat jauh lebih berguna ketimbang harus dengerin keluhan nan menggurui. Ga perlu menjadi sasaran atas ketidakbecusan para jenderal yang semakin tidak berperikemanusiaan.

Heran, pede banget bisa nguasai USA atau Malaysia. Hello, negara-negara itu memperlakukan warganya sebagai asset, bos!! Cape dan sepertinya semua mulai apatis. Liat aja, ga ada satu ksatria yang bersuara dan ga sungkan tidur di depan Panglima. Sekalinya berkoar, cuma nanya persoalan teknis. Pertanyaan yang menjadi alasan untuk menjatuhkan si ksatria.

Di sudut lain kastil kami, Si jahat tersenyum penuh kemenangan. Situasi kaya gini nguntungin geombolan si jahat yang menunggui divisi kami rapat. Mereka berhasil menguasai situasi dan masih sukses menjadi sutradara. Borok mereka aman dan punya kesempatan ngeruk pundi2 emas sebanyak2nya. Si bloon masih bergelut di permasalahan fiktif... siapa yang dodol?

"Terserah, kita tunggu aja Jabar ancur!!" ucap Lodaya I sambil membanting blocknote karena rapat bagong berakhir tanpa arti. Lodaya II pun tidak bersuara. Semangat kami kembali mati...