Tuesday, October 28, 2008

Surat Terbuka untuk AJI Indonesia


Salam,
Aku Jarar Siahaan. Pada 2000-2003 anggota AJI Medan. Aku mengundurkan diri kemudian.
Aku cuma wartawan kampungan [tinggal dan meliput di kampung -- Balige -- kota kecil di tepi Danau Toba]. Ilmuku cuma sampai SMA. Tak pernah kuliah ilmu jurnalistik, ilmu politik, ilmu antah-berantah seperti banyak wartawan Jakarta pelajari. Tapi aku paham "ilmu kebatinan" -- sesuatu yang membuatku patuh pada batinku, patuh pada hati nuraniku.
Dari AJI aku belajar banyak hal; terutama bahwa wartawan harus independen. Dan dari kakekku aku belajar lebih hebat dari situ; bahwa apapun profesi kita, jangan pernah membohongi hati nurani. Abang dan kakak di AJI Indonesia pasti tahu; sudah terlalu banyak wartawan Indonesia yang tak malu membohongi batinnya sendiri.
Setelah 12 tahun bekerja di media cetak, antara lain redaktur di Grup Jawa Pos di Medan, kini aku "bertobat". Aku muak melihat pers daerah; hampir semua tukang bohong.
Sejak 20 Maret lalu aku menjadi "pembantu" istriku mengurus jualannya di depan rumah kami; oli-campur becak dan voucher HP elektrik. Aku akan menghidupi kedua anakku dari berdagang. Aku tak mau lagi kehilangan anakku, seperti tujuh tahun lalu, atau mendengar lagi tuntutan cerai dari istriku gara-gara aku sibuk dengan idealisme -- sebab aku mematuhi kode etik AJI sepenuhnya. Jiwaku tetaplah jiwa wartawan; nafasku juga masih nafas AJI. Sebab itu kubuat blog berita independen BatakNews.
Aku menulis surat ini dengan maksud dua hal:
Kalau kawan-kawan AJI masih peduli bahwa wartawan harus independen, dukunglah aku. Bukan duitmu yang kuminta; bukan seminar-seminarmu atau proyek bukumu yang menghabiskan anggaran itu. Tapi beri aku dukungan moral, beri aku semangat. Cuma itu. Tapi jangan dukung aku kalau kau tidak tulus. Aku tak butuh basa-basi.
Jangan kalian "rusak" para jurnalis pemula dengan kampanye tolak-amplop. Yang harus dilakukan AJI adalah mendesak semua media agar menggaji wartawannya dengan layak. AJI harus berani menggalang semua wartawan untuk mogok kerja. Setelah itu terpenuhi, barulah "sikat" wartawan yang menerima amplop. Dan sebelum media memberi gaji layak, hentikan kampanye tolak-amplop. Jangan sampai ada [lagi] wartawan yang lugu mengorbankan anak-istrinya demi paham yang kalian ciptakan.
Abang dan kakak jangan dong berpura-pura buta; hampir semua koran daerah tak menggaji wartawannya dengan layak. Sebagian besar di bawah Rp 1 juta, itu pun cuma bagi wartawan yang bertugas di ibukota provinsi; sementara di kabupaten umumnya tidak digaji. Juga banyak media nasional yang tak menggaji wartawannya di daerah dengan layak. Aku mau bertanya: begitu banyak anggota AJI di seluruh provinsi dan bekerja di koran lokal, apa penjelasan yang masuk akal bahwa mereka tidak terima amplop? Oh Tuhan, alangkah kita -- kau dan aku -- sudah lama berbohong.
Pada tengah malam itu, 20 Maret dini hari, air mataku menetes di depan komputer; melihat semua tulisan yang akan segera kuungkap ke publik.
Salamku untuk semua anggota AJI; jangan bohongi nuranimu.
Jarar Siahaan
Jl. SM. Raja 212 Balige, Kabupaten Tobasa, Sumut

Monday, October 27, 2008

Jangan Jatuhi Cinta

Jangan jatuhi aku dengan cinta
Jangan hujani aku dengan perhatian, kelembutan, dan buaian manja
Jangan biarkan rasa itu berkembang dan tutuplah mata hati
Jangan, setidaknya sampai semuanya yakin masa lalu telah usai…

Tapi jangan suruh aku pergi
Biarkan aku tetap di sini untuk melihat bunga
Atau sekedar tersenyum dan berempati melihat hedonisme, kekacauan maupun kedamaian
Tak peduli sekalipun angin terus hembuskan spekulasi

Aku tak peduli
Aku tak ingin pergi
Dan sebaiknya jangan bahas tentang ini
Biar semuanya berjalan sesuai kehendak Sang Sutradara Agung Kita

[bukan Sutradaranya Kamu dan Sutradaranya Aku, karena aku ga ingin menyakiri hatiNya lagi.. i give my best to keep my promise, Lord..]


Happy Monday
God bless you there..






Saturday, October 25, 2008

Top 10 Tradisi Mengerikan di Dunia

Sebagian besar tradisi ini sekarang merupakan bagian dari sejarah dan dianggap paling kejam atau jahat. Namun beberapa diantaranya dihentikan baru-baru ini. Ini adalah daftar 10 tradisi yang aneh yang sekarang kebanyakan sudah hilang dari peradaban manusia.

1.Foot Binding
F
oot Binding atau pengikatan kaki adalah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan zaman dahulu yang terjadi di China. Tradisi ini telah menghadirkan penderitaan besar bagi para perempuan China pada masa itu. Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumur antara empat sampai tujuh tahun. Masyarakat miskin biasanya terlambat memulai pengikatan kaki karena mereka membutuhkan bantuan anak perempuan mereka dalam mengurus sawah dan perkebunan.



Pengikatan kaki dimulai pada masa akhir dinasti Tang (618-907) dan mulai menyebar pada golongan kelas atas sampai pada zaman dinasti Song (960-1297), pada zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911), budaya mengikat kaki menyebar luas dalam mayoritas masyarakat China sampai akhirnya dilarang pada Revolusi Sun Yat Sen tahun 1911. Kelompok yang menghindari adat ini hanyalah bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China. Kebiasaan mengikat kaki ini berlangsung selama sekitar seribu tahun dan telah menyebabkan sekitar satu milyar wanita China mengalami pengikatan kaki.

Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kaki dan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki di kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi. Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul buku-buku di kaki yang harus dipotong dengan pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.




2.Self Mummification
Sokushinbutsu adalah rahib Buddha atau imam yang didakwa menyebabkan kematian dengan cara menjadikan mereka jadi mumi. Praktek ini dilaporkan terjadi hampir secara eksklusif di utara Jepang sekitar Prefektur Yamagata. Terdapat Antara 16 sampai 24 mummi yang telah ditemukan.

Tiga tahun para imam hanya makan diet khusus yang terdiri dari kacang-kacangan dan biji-bijian, Mereka kemudian hanya makan kulit dan akar dalam waktu tiga tahun dan mulai minum teh racun yang dibuat dari getah pohon yang Urushi,yang biasanya digunakan untuk laka mangkuk. Ini menyebabkan muntah dan cepat hilangnya cairan tubuh, dan yang terpenting, mematikan anggota tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh yang bisa menimbulkan kematian. Akhirnya,pada mummifying biarawan akan mengunci dirinya dalam kubur batu yang ukurannya hampir tidak lebih besar dari tubuhnya, di mana dia tidak akan bergerak dari posisinya. Penghubung ke dunia luar adalah tabung udara. Setiap hari ia mengingatkan pada agar orang-orang di luar bahwa ia masih hidup.



3. Eunuchs

Eunuchs disebut juga kasim,seorang laki-laki yang kehilangan kesuburannya
karena kemaluannya telah dibuang dengan sengaja atau karena sebab-sebab lain.Catatan- catatan paling awal tentang pengebirian dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim berasal dari kota Lagash di Sumeria pada abad ke-21 SM. Sejak itu, selama beribu-ribu tahun orang kasim bekerja di berbagai kebudayaan seperti pelayan istana atau pelayan rumah tangga, penyanyi laki-laki dengan suara tinggi, petugas-petugas keagamaan khusus, pejabat pemerintah, komandan militer, dan pengawal kaum perempuan ataupun pelayan di harem.
Orang kasim pertama disebutkan di Kekaisaran Asyur (l.k. 850 hingga 622 SM). Mereka pun biasa tampil di istana kaisar-kaisar Akhemenid dari Persia atau firaun dari Mesir (hingga dinasti Lagid yang dikenal sebagai Ptolemeus, yang berakhir dengan Cleopatra).Di Tiongkok kuno, pengebirian adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dan sarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar. Pada akhir Dinasti Ming ada 70.000 orang kasim di Istana kaisar. Jabatan seperti itu demikian berharga—orang- orang kasim tertentu berhasil mendapatkan kekuasaan yang demikian besar sehingga melampaui kekuasaan perdana menteris—sehingga pengebirian diri sendiri harus dilarang. Jumlah orang kasim yang menjadi pegawai Istana Kaisar akhirnya menurun hingga 470 orang pada 1912, ketika mereka tidak lagi dipekerjakan. Orang-orang kasim diberikan jabatan-jabatan pegawai negeri yang demikian tinggi dengan alasan bahwa karena mereka tidak dapat mempunyai anak, mereka tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan memulai sebuah dinasti. Pada saat yang sama, sebuah sistem serupa juga ada di Vietnam



4.Sati
Tradisi sati atau bakar diri hidupp-hidup, dianggap sebagai lambang kesalehan,sekaligus menunjukkan kepemilikan laki-laki atas perempuan,biasanya dilakukan oleh perempuan yang berkasta tinggi dan dipercaya hanya perempuan pilihan yang dapat melakukannya. Tradisi sati dipandang sebagai alternatif yang lebih baik ketika seorang istri ditinggal mati oleh suami, daripada mereka mengalami penyiksaan dari saudara-saudara ipar, yang akan menyalahkan perempuan sebagai penyebab mati suami.
Sati menjadi tradisi tidak hanya berlaku bagi istri,tetapi juga bagi istri simpanan,saudara ipar dan bahkan ibu,untuk mengorbankan dirinya diapi pembakaran jenasah laki-laki yang memiliki mereka.pelaku sati diagungkan sebagai pahlawan,sesuai dengan ajaran hindu



5.Dueling
Tradisi duel dipraktikkan pada abad 15-20 oleh masyarakat Barat, yang merupakan tanding antara dua orang, kematian dicocokkan dengan senjata, sesuai dengan aturan eksplisit atau implisit yang telah disepakati, sebagai lambang kehormatan, biasanya diiringi oleh perwakilan yang dipercaya.

Dueling biasanya terjadi karena keinginan satu pihak (yang penantang)karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap kehormatannya. Tujuan dari dueling tidak laain adalah untuk kepuasan semata, untuk memulihkan status kehormatan mereka bersedia mempertaruhkan nyawa.dueling biasanya dilakukan bisa dengan pedang ataupun pistol



6.Seppuku
seppuku disebut juga Harakiri,Salah satu tradisi yang menjadi kebanggaan masyarakat Jepang, yang berasal dari kata hara yang berarti perut dan kiru yang berarti memotong. Harakiri juga dikenal dengan istilah seppuku. Kebiasaan harakiri ini dilakukan oleh prajurit berkelas dari kalangan samurai sebagai bukti kesetiaan. Bunuh diri yang dilakukan para Samurai ini sangat menyiksa, karena si pelaku harus menunggu kematian karena kehabisan darah setelah merobek dan mengeluarkan isi perutnya.

Ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh Samurai jika ingin melakukan harakiri. Ia harus mandi, menggunakan jubah putih, dan makan makanan favorit. Pelaku harakiri ditemani seorang pelayan (kaishakunin) , yang ia pilih sendiri. Kaishakunin ini bertugas membuka kimononya dan mengambilkan pisau yang akan digunakan. Jika pelaku harakiri menjerit atau menangis kesakitan saat ia menusuk dan mengeluarkan isi perutnya, hal tersebut dianggap sangat memalukan bagi seorang Samurai. Karena itu Kaishaku bertugas mengurangi penderitaan itu, mempercepat kematian dengan memenggal kepala si pelaku



7. Human Sacrifice
Human Sacrifice adalah pengorbanan manusia,tindakan membunuh manusia untuk tujuan menawarkan persembahan kepada dewa atau lainnya. Dilakukan oleh banyak kebudayaan kuno. persembahan ini bervariasi,beberapa seperti Mayans dan Aztecs yang terkenal jahat mereka untuk upacara persembahan, sedangkan yang lainnya sudah tampak sebagai praktek primitif. Korban persembahan dibunuh dengan cara yang berbeda-beda, ada yang dibakar,dipenggal, atau dikubur hidup-hidup. dapat berupa anak kecil,atau gadis-gadis perawan.
ini adalah sejarah umum yang pernah ada didunia, Kebanyakan agama mengutuk praktek-ini dan undang-undang menganggapnya sebagai tindak pidana. Namun sampai hari ini,kadang masih ada yang melakukan tradisi tersebut terutama didaerah-daerah terpencil dimana kepercayaan tradisional masih berlanjut



8. Concubinage













Concubinage disebut juga pergundikan. foto di bawah menunjukkan sekelompok selir berdiri di belakang pelindung mereka (biasanya kasim)


9.Geisha
Geisha berasal dari kata "Gei" yang berarti seni atau pertunjukan dalam bahasa Jepang dan "Sha" berarti orang, jadi Geisha (person of the arts) merupakan seorang seniman tradisional penghibur di Jepang. Di Kyoto sendiri, kata "Geiko" digunakan untuk gambaran para seniman seperti itu. Kehadiran geisha di abad 18 dan 19 merupakan hal yang umum dan hingga kini merekapun masih tetap ada walaupun jumlah mereka sdh semakin berkurang.

Geisha dilatih secara tradisional sejak masa kecil mereka. Rumah geisha sering membeli gadis-gadis kecil dari keluarga yang miskin dan mengambil tanggung jawab untuk membesarkan dan melatih mereka. Selama masa kanak-kanak, geisha yang dilatih pertama-tama bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai asisten senior rumah geisha, selain sebagai latihan ini juga dipakai untuk membantu kontribusi biaya pemeliharaan dan pendidikan mereka. Sistem tradisi latihan yang panjang ini masih tetap ada di Jepang, dimana seorang mahasiswa yang tinggal di rumah guru seninya, mulai melakukan pekerjaan rumah yang umum dan mengamati serta membantu gurunya hingga akhirnya berpindah untuk menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Latihan ini memakan waktu beberapa tahun.


10. Tibetan Sky Burial
Tibet ialah sebuah kawasan penara di Asia Tengah dan petempatan asli bagi orang Tibet. Dengan ketinggian purata sebanyak 4,900 meter (16,000 kaki), Tibet merupakan rantau yang tertinggi di Bumi dan sering bergelar "Bumbung Dunia."

Bagi masyarakat tibet yang beragama buddha ini, tanah tempat tinggal mereka terletak di atas gunung di mana tiada tanah lembut. Hampir kesemuanya diliputi batu atau salji/air batu.Oleh kerana tiada tanah perkuburan disebabkan keadaan geografi , mereka memberi mayat untuk dimakan oleh burung.



Disamping itu , dengan cara begitu dipercayai roh si mati akan kekal di gunung bersama burung berkenaan.Tindakan lelaki di dalam gambar di bawah memotong serta menghancurkan mayat adalah untuk memudahkan burung tersebut mempercepat proses ini. Mereka juga tidak mau burung tersebut membawa anggota badan yang masih utuh (seperti kepala, tangan dll) ke tempat lain.

Friday, October 24, 2008

Mr Uno yang Wow...

Hari ini harinya Sandiaga S Uno.. Ternyata dia ngisi seminar "Economy Outlook 2009" di Kantor BI Bandung. Wuakakakak, akhirnya ketemu juga sama manusia yang belakangan ini makin populer aja. Nama dan wajah manisnya itu tiba-tiba meledak di bumi nusantara ini setelah lepasin jabatannya sebagai ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia. Emang sih auranya jauh banget dari M Lutfi, si kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal yg oke banget itu tp tetep jadi hiburan yang wow di jumat kramat ini.. hehehe lebay banget sih gw. Abisan hari ini ada yang ngamuk2 ga jelas di Surabi Enhaii gara2 rencana cutinya berantakan dan sempet adu mulut sama si pit hitam. Ketauan betenya karena selama ini gw katain penjahat wanita. Bikin guneman aja musti nyolot2an dulu.. dasar ah! hmm.. tp hari ini gw dah bertekad ke Tuhan ga akan nyolot kok ke dia. Sampe jam 16.30 sih cukup berhasil buat ga ngamuk-ngamuk tp ga tau pas besok-besok. Hahaha...


Back to the topic, ini ada postingan bagus dari blognya anak Bisnis Indonesia. Namanya gw lupa tapi tuh blog oke punya banget! Bahasanya cair banget tapi tetep ngasih manfaat buat yang ngebacanya. Manfaat yang begitu bervariasi dari sekedar ngecengin mukanya Sandi sampe belajar jadi pengusaha kecelakaan. Here we go:

Sandiaga S. Uno: On interview

Posted by algooth putranto on February 21, 2008

Rapi dan dinamis, singkat saja kesan pertama yang langsung didapat saat masuk ke dalam ruang tamu di kantor pengusaha muda, Sandiaga S. Uno yang terletak hanya sepelemparan batu dari Hotel Indonesia.

Sofa yang disediakan pun nampak serasi dengan warna dinding ruangan. Pada sisi kanan ruangan sebuah lemari besar dipenuhi piala dan foto berhadapan dengan televisi datar ukuran besar di sisi lain.

Tak beberapa lama, masuk pria berperawakan sedang sambil membawa sebuah toples plastik berisi kue dan buku berjudul “Etiket” karya Mien R Uno. “Ini saya bawakan kue untuk teman ngobrol,” ujarnya sembari tersenyum.

Siang itu tak nampak sama sekali gurat khwatir di wajahnya gara-gara Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla tengah menantinya di Istana untuk mendengarkan masukan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia.

“Terus terang pulang ke Indonesia itu gara-gara krisis, aku memutuskan pulang Juni 1998. Aku ini pengusaha kecelakaan,” ujar pria yang akrab disapa Sandi, merendah.

Padahal begitu lulus sebagai sarjana akunting dengan predikat summa cum laude dari The Wichita State University, Kansas, AS, tahun 1990, Sandi langsung ditawari taipan Astra, William Suryajaya agar bergabung dengan Bank Summa.

Hanya satu setengah tahun ayah dari Anneesha Atheera dan Amyra Atheefa bertahan menduduki jabatan finance and accounting officer di Bank Summa untuk kemudian kembali lagi negeri Paman Sam.

Saat itu dia mendapat tawaran beasiswa dari Bank Summa untuk menempuh program MBA dari The George Washington University, Washington yang diselesaikannya dengan sempurna. Indeks Prestasi Komulatif (IPK) Sandiaga mencapai 4,00 alias summa cum laude.

“Banyak hal yang terjadi waktu sekolah. Mulai dari Bank Summa ditutup. Waktu itu nggak etis banget [kalau] waktu itu saya tinggalkan bank dalam keadaan susah. apalagi saya sudah diberi beasiswa,” tutur suami Noor Asiah itu.

Demi loyalitas itu, meski sudah mendapat tawaran dari, Sandi tetap menyempatkan diri untuk kembali ke Bank Summa guna membantu proses penyelesaian permasalahan bank tersebut.

Menurut Sandi, penyelesaian itu sangat terbantu sikap Om Will untuk menyelesaikan semua kewajiban kepada nasabahnya. Tentu dengan akibat keluarga William Suryajaya harus kehilangan Astra.

Setelah itu Seapower Asia Investment Limited dan MP Holding Limited Group di Singapura menjadi tempatnya berlabuh, perusahaan minyak dan gas NTI Resources Limited, Calgary, Canada menjadi tempatnya berkelana.

Sandi sendiri kemudian kembali ke Jakarta setelah perusahaan investasi di Singapura yang menjadi tempatnya bekerja akhirnya tutup. “Saya tidak pernah berpikir untuk jadi pengusaha. Setiap bulan pokoknya diberi fasilitas dan gaji.”

Rupanya begitu pulang ke Jakarta, Sandi baru sadar ternyata dia tidak tahu akan melangkah ke mana dan akhirnya mulai mendirikan PT Recapital Advisors yang berkutat dalam hal review advisory.

Untungnya, dia cukup akrab dengan Edwin Soeryadjaya—anak Om Will—keduanya lantas sepakat untuk mendirikan PT Saratoga Investama Sedaya yang membidangi private equity dan direct investment.

Hanya saja meski Sandi sudah menjadi pengusaha. Kemauannya untuk terus turun ke lapangan membuat kawan-kawan sesama pengusaha bingung.

“Saya tidak mau melepas keprofesionalan saya. Kita tidak tahu usaha kita kalau tidak benar-benar menegtahui usaha kita,” tuturnya.


Dukungan Orang Terdekat

Langkah Sandi sebagai pengusaha itu rupanya mendapat dukungan yang berarti dari kedua orang tuanya meski ayah dan ibunya sama sekali tidak berlatar belakang dunia swasta.

Malah sang ayah, Henk Uno sebetulnya tidak pernah berfikir Sandi akan menjadi pengusaha dan berharap agar anak bungsunya itu mau mengikuti jejaknya.

Dan bukan kebetulan jika kedua orang tua Sandi cukup dikenal kalangan atas. Hasilnya dia tak perlu memperkenalkan dirinya kepada relasi-relasi bisnisnya. Istilahnya membantu membukakan pintu.

Meski begitu dia tidak pernah merasa kesepakatan bisnisnya tidak pernah diperoleh hanya karena koneksi relasi kedua orang tuanya. “Relasi hanya bisa membuka pintu itu merupakan jalan. Selebihnya kita yang harus meyakinkan mereka.”

Namun seluruh semangat kemandiriannya itu diakui Sandi sebagai satu hal yang diasah berkat terasing di negeri orang semasa menyelesaikan pendidikannya. Suatu fase yang membentuk kemandirian dan keseriusan.

Beruntung dia belum sampai harus bekerja menjadi tukang bersih-bersih. Tetapi Sandi mengaku pernah juga merasakan pengalaman bekerja sebagai asisten lab dengan gaji US$3 per jam.

Untung pekerjaan itu tak bertahan lama, gara-garanya dia melihat peluang pendapatan besar kalau menjadi tutor yang gajinya mencapai US$6 per jam dan terus meningkat menjadi teacher assistant di kampus.

“Sudah jauh dari orang tua dan saudara, hanya ada temen-temen. Mau tidak mau kita terpaksa harus mandiri dan gigih. Selain udaranya dingin, bahasa pun kadang-kadang tidak mengerti,” kenang pria penggemar baca buku dan olahraga ini.

Uniknya, kemampuan adik dari Indra Uno dalam beradaptasi cukup cepat sehingga saat dia kembali ke tanah air Sandi tidak mengalami kerepotan akibat shock culture seperti umumnya orang yang baru kembali dari luar negeri.

Sesi hidup paling berkesan

Perihal keterlibatannya di HIPMI, Sandi justru punya cerita yang cukup lucu. Konon
Saat itu Muhammad Lutfi yang menjabat sebagai Ketua HIPMI mengajaknya untuk mampir ke HIPMI.

“Saya tanya, berapa persen waktu yang tersita untuk HIPMI, dia bilang paling 30%-35%. Jadi kamu tetap bisa dagang. Padahal sebetulnya saya tahu waktu dia habis untuk ngurusi HIPMI,” paparnya semabri tertawa.

Namun akhirnya, Sandi justru tetap memilih untuk aktif ke dalam HIPMI. “Waktu saya masuk ternyata bukan 30%-35% tapi hampir 100%!”

Hal itu disebabkan HIPMI diakui oleh Sandi merupakan organisasi yang sangat dinamis dan besar. Tercatat hingga kini HIMPI sudah memiliki jaringan di 32 provinsi. Anggota-anggota tersebut sangat aktif melaporkan masalah mereka kepada dirinya.

Tak heran jika kemudian dia mengakui saat ini merupakan sesi hidup yang paling berkesan. Sebab dengan HIPMI dia betul-betul belajar pertemenan kebersamaan.

“Saya melihat ada aspirasi sebagian kawan yang menganggap HIPMI suatu pintu ke bidang politik dan lain-lain. Padahal awalnya saya melihat organisasi ini murni urusan bisnis tapi ternyata semuanya bercampur lobby politik,”

Tetapi, lanjutnya, justru ini sisi dinamis dan menariknya HIPMI. Menurut dia hal ini tidak ada dan tidak bisa dipelajari dari bangku sekolah.



Wawancara

Pengusaha butuh akses ke Bank

Secara umum perekonomian Indonesia masih menghadapi tantangan yang cukup berat. Ekspansi ekonomi terkendala oleh membumbungnya biaya produksi akibat kenaikan harga BBM dan belum tuntasnya berbagai peraturan di bidang investasi dan pembangunan infrastruktur.

Sementara itu, kegiatan konsumsi juga mengalami penurunan karena melemahnya daya beli masyarakat. Sementara itu pengusaha diminta untuk terus mempertahankan diri agar terus menghidupkan perekonomian dan masyarakat yang bergantung pada industri.

Selain kenaikan BBM apa masalah terbesar yang dihadapi?

Masalahnya klasik yaitu akses terhadap pendanaan. Ada kesan teman-teman perbankan menjadi sangat konservatif dan hati-hati sehingga praktis kredit tidak bergulir terutama pada pengusaha pemula yang baru mulai berusaha.

Teman yang memiliki fasilitas dan track record baik saja susah. Apalagi yang mau namanya pengusaha baru. Akhirnya teman-teman pinjam di BPR dengan bunga yang tinggi.

Meski begitu kita tetap optimistis tapi tetap hati-hati. Masuknya dana dari luar dalam bentuk bond dan equity yang mendorong rupiah naik ke Rp 9100 harus kita syukuri.

Mudah-mudahan fenomena ini bukan portfolio investasi saja tapi investasi yang terus bisa digulirkan di sini karena Indonesia masih merupakan satu tempat investasi yang baik.

Dan ini akan bergulir bukan portfolio investasi tapi benar-benar riil invesment capital manager benar-benar buka pabrik dan sebagainya. Kedua kami harapkan harga minyak akan stabil.

Kenapa mesti harus stabil?

Itu akan bagus buat kita karena pertumbuhan ekonomi akan bagus. Mudah-mudahan dengan BBM sekarang floating dengan harga pasar itu akan bisa merasakan harga BBM juga akan turun, subsidi juga akan turun, seperti juga kemarin yang banyak diributkan TDL ini bisa terselesaikan.

Kenaikan berapa persen TDL yang diterima oleh Hipmi?

Kalau kenaikan sampai 20%, kita masih bisa terima. Karena 20% itu akan berimbas pada kenaikan ongkos produksi antara 5% sampai 10%. Itu mungkin masih bisa dicarikan jalan keluar.

Soal bank sebetulnya apa yang terjadi?

Perbankannya cenderung lebih gampang memberi kredit konsumtif atau yang diklasifikasikan sebagai kredit UKM, padahal kami maunya pada yang lebih produktif misalnya kami mau lakukan trading atau melakukan investasi yang kecil-kecilan seperti small agrobisnis.

Bukankah itu karena kecenderungan tingginya kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) perbankan?

Betul, tapi perlu dilihat NPL perbankan itu dari korporasi. Hitung berapa persen yang kredit dari pengusaha menengah dan kecil. Kecil sekali. Pola pikirnya mesti diubah.

Pemerintah mesti lebih jeli melihatnya bahwa untuk mendorong keberpihakannya pendanaan di sektor riil bukan di sektor konsumtif harus diberikan satu terobosan.

Kalau pakai pakem yang sama bahwa harus ada tiga tahun track record harus untung, punya colateral dan lain-lain tidak ada akan lahir pelaku ekonomi yang nantinya akan menganbil tongkat estafet pertumbuhan ekonomi ke depan.

Jumlah anggota HIPMI yang berkutat di usaha menengah ke bawah?

Hampir 90%, mungkin saya salah satu yang 10% (lalu tertawa)

Persebaran yang 90% itu di mana?

Mayoritas di Jawa, tapi cabang-cabang yang sangat aktif ada di Kaltim, Riau dan Sumut. Kami punya di 32 provinsi, 225 kabupaten. 65.000 anggota. Kalau dihitung sampai umur di atas 40 tahun bisa lebih dari 100.000 orang.

Soal SDM bagaimana?

Ini yang repot, karena temen-temen menganggap ada pendanaan terutama yang dari daerah, saya bilang ini cara pikirnya mesti diubah, yang paling penting itu bukan pendanaan, yang paling penting adalah akses kepada peluang usaha.


Biodata

Nama : Sandiaga Salahuddin Uno
Tempat/tanggal lahir : 28 Juni 1969
Pendidikan Formal :
- Bachelor of Business Administration, The Wichita State University, Kansas, AS, lulus 1990
- Master of Business Administration, The George Washington University, Washington, AS, lulus 92
Pengalaman Kerja
- Summa Group, Jakarta (Mei 1990-Juni 1993)
- Seapower Asia Investment Limited, Singapura (Juli 1993-April 1994)
- MP Holding Limited Group, Singapura (Mei 1994-Agustus 1995)
- NTI Resources Limited, Calgary, Canada (September 1995-April 1998)
- PT Saratoga Investama Sedaya (April 1998- sekarang)

22/2/2006

***

Jeritan Hati..?? Capee...


Upah Layak Minimum Jurnalis Kota Bandung Tahun 2008 Rp 3.538.797

Aliansi Jurnalis Independen Bandung menetapkan angka upah layak minimum jurnalis di Bandung sebesar Rp.3,538,797 juta untuk jurnalis lajang yang sudah bekerja minimum satu tahun. Angka ini berdasarkan survey komponen dan harga kebutuhan hidup layak tahun 2008 termasuk kebutuhan menyicil perumahan sederhana tipe 21 .

Aji Bandung mengukur perubahan biaya hidup berdasarkan gerakan indeks harga konsumen dan kebiasaan konsumsi kebutuhan seorang jurnalis. Selain itu, Aji Bandung juga melakukan survey upah yang diterima oleh jurnalis di media massa yang ada di Bandung.

Survey terhadap komponen hidup layak ini dilakukan pada bulan Agustus 2008. Dengan mengecek tingkat harga di pasar semi modern seperti Alfamart. Harga di tingkat ritel ini tergolong stabil ketimbang dengan nilai harga yang berlaku di pasar tradisional maupun pasar induk.

Ada 14 media lokal di Kota Bandung mulai dari media cetak, televisi dan radio yang kami survey. Dari 14 media lokal tersebut ada 20 wartawan lokal yang kami wawancarai. Wawancara tersebut bertujuan untuk mendapatkan data soal upah yang mereka terima tiap bulannya. Rata-rata wartawan tersebut telah bekerja satu tahun lebih.

Namun status mereka ada yang sudah diangkat menjadi karyawan tetap. Ada pula yang statusnya masih kontrak maupun kontributor. Beberapa wartawan tersebut ada yang mendapatkan upah dari nilai produktivitas berita yang mereka buat dalam satu bulan. Angkanya variatif antara Rp 10.000 hingga Rp 20.000 per berita.

Pada tahun ini Dewan Pengupahan Kota Bandung menetapkan tingkat upah minimum kota Bandung sebesar Rp 939.000. Sementara tingkat upah minimum provinsi Jawa Barat sebesar Rp 568.193. Nilai ini sangat kecil dan jauh dari tingkat kelayakan hidup minimum sekarang. Apalagi diberlakukan bagi seorang jurnalis.

Aji Bandung menilai seharusnya bentuk pengupahan terhadap profesi jurnalis berbeda seperti yang ditetapkan oleh pemerintah melalui dewan pengupahan kota maupun provinsi. Sebab profesi jurnalis menghadapi resiko pekerjaan yang tidak bisa diprediksikan. Seperti kecelakaan saat meliput hingga menghadapi tuntutan hukum. Selain itu, profesi jurnalis juga menuntut penerapan kode etik jurnalistik yang ketat.

Survey upah layak minimum ini sangat penting untuk mengetahui berapa nilai kerja yang harus diganti oleh perusahaan tempat ia bekerja. Standar upah ini mempengaruhi mutu, integritas dan profesionalitas seorang jurnalis.

Aji Bandung mendorong agar setiap perusahaan pers untuk memberikan penghargaan yang layak bagi jurnalis dan karyawannya. Undang-undang Pers nomor 40 tahun 1999 pasal 10 juga memberikan mandat agar perusahaan pers meningkatkan kesejahteraan jurnalis dan karyawan pers. Bentuk kesejahteraan ini antara lain upah yang layak, asuransi jiwa, bonus, kepemilikan saham dan sebagainya.

Hingga saat ini masalah perburuhan pers di Bandung juga masih tergolong mengkhawatirkan. Perusahaan pers dan media masih belum serius untuk menetapkan status kerja yang jelas, membuat perjanjian kerja bersama, hingga mendirikan serikat pekerja pers. Permasalahan ini sangat penting untuk mendorong perusahaan pers bisa tumbuh sehat, demokratis dan transparan.

Kota Bandung menjadi arena persaingan media yang sangat ketat. Media-media mainstream mendirikan biro dan perwakilannya. Belum lagi dengan keberadaan media-media lokal yang sudah ada. Invasi televisi lokal berjaringan juga menancapkan kakinya di Kota Bandung. Selain itu, munculnya keberadaan kontributor juga menjadi isu perburuhan sendiri di media.

Pertumbuhan dan persaingan media ini membawa dampak perburuhan. Aji Bandung mencatat dan mengadvokasi kasus-kasus pemecatan maupun pemutusan hubungan kerja di kalangan buruh atau pekerja media.

Kesadaran perburuhan di kalangan pekerja media dan pers juga sangat rendah. Sehingga pekerja media dan pers tidak mempunyai posisi tawar yang kuat. Misalnya dari 14 media lokal yang ada baru Pikiran Rakyat yang sudah memiliki serikat pekerja.

Kenyataan ini mengkhawatirkan sehingga membuat pertumbuhan media dan pers di Bandung menjadi tidak sehat. Ruang-ruang redaksi tereduksi oleh kepentingan lain untuk mendongkrak kebutuhan bisnis.

Redaksi dan kepentingan bisnis hendaknya menerapkan aturan firewall atau pagar api agar ruang redaksi dan kepentingan bisnis dapat dipisahkan dengan jelas, sehingga redaksi menjadi lebih independent. Kepentingan bisnis juga semakin terdongkrak karena redaksi bisa menghasilkan informasi dan berita yang bermutu bagi pembacanya.

Aji Bandung hendak mendorong agar perusahaan media lokal di Bandung memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya. Termasuk mendorong perusahaan media dan pers menerapkan mekanisme peraturan perusahaan yang benar. Menetapkan upah minimum jurnalis di Kota Bandung merupakan salahsatu cara untuk mendorong agar setiap perusahaan media dan pers di Bandung menjadi lebih baik.

Aji Bandung membuka diri untuk terlibat dan mendorong agar perusahaan media dan pekerjanya menjadi lebih professional. Baik melalui serangkaian pelatihan, workshop, diskusi hingga membentuk inisiasi-inisiasi dengan lembaga lokal yang bergerak di bidang jurnalis maupun perburuhan di Kota Bandung. Termasuk membuka dialog dengan pemerintahan maupun legislatif tingkat kota dan provinsi untuk membicarakan masalah media dan perburuhannya.

Rencananya setiap tahun, Aji Bandung akan melakukan survey upah minimum hidup layak jurnalis di Kota Bandung. Dengan membuat metodologi yang jauh lebih komprehensif, teliti dan sedekat mungkin dengan kebutuhan dan persoalan jurnalis dan media di Kota Bandung.

Aji Indonesia juga telah menurunkan laporan mengenai kesejahteraan jurnalis. Survei ini melibatkan 400 jurnalis dari 77 media di 17 kota. Dari data tersebut masih ada jurnalis yang mendapatkan upah kurang dari Rp 200 ribu.

Survey upah layak minimum jurnalis ini juga dilakukan di 10 kota lainnya di Indonesia. Seperti Medan, Lampung, Malang, Jogjakarta, Surabaya, Denpasar, Makasar hingga Kupang.

Aji Bandung akan mengirimkan hasil survey dan rekomendasi kepada pemilik media, media, wartawan, organisasi wartawan, hingga lembaga pendidikan. Dan membuat serangkaian acara seperti diskusi dan roadshow ke media-media lokal di Kota Bandung.

Di luar upah layak minimum, AJI Bandung menuntut perusahaan media menerapkan sistem kenaikan upah reguler yang memperhitungkan angka inflasi, prestasi kinerja, jabatan, dan masa kerja setiap jurnalis.

Aji Bandung juga mendesak agar perusahaan media memberikan sejumlah jaminan, seperti asuransi keselamatan kerja, jaminan kesehatan, jaminan hari tua, dan jaminan sosial bagi keluarganya. Termasuk untuk memberikan tunjangan keluarga--setidaknya tunjangan istri (10% x upah) dan tunjangan anak (5% x upah untuk dua anak).

Bagi perusahaan yang karena kondisi keuangannya belum bisa memenuhi standar gaji layak minimum ini, Aji Bandung menuntut beberapa hal:

  1. Manajemen harus melakukan transparansi keuangan agar semua jurnalis/karyawan mengetahui alokasi anggaran setiap bagian dari proses produksi, untuk mencegah pemborosan atau melakukan penghematan.
  2. Manajemen harus mempersempit kesenjangan gaji terendah dan gaji tertinggi (pimpinan) untuk memenuhi rasa keadilan bersama dan melakukan penghematan.
  3. Manajemen harus mengalihkan hasil penghematan untuk memperbesar persentase anggaran bagi upah/kesejahteraan karyawan.
  4. Terhadap perusahaan media yang telah bertahun-tahun mempekerjakan koresponden, manajemen harus memberikan kesempatan berkarier kepada mereka untuk menjadi karyawan tetap dengan tingkat kesejahteraan yang setara.
  5. Apabila perusahaan media yang dengan alasan tertentu tidak bersedia menjadikan koresponden sebagai karyawan tetap, maka selain memberikan honor tulisan, manajemen juga harus memberikan jaminan asuransi, klaim transportasi dan honor basis sesuai Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) di mana seorang koresponden bertugas.

Bandung, 30 Agustus 2008


AJI Bandung

======

2

No

Nama Media

Gaji (Take Home Pay)

3

1

Pikiran Rakyat

Rp 3,000,000

4

2

Galamedia

Rp 1,500,000

5

3

Radar Bandung

Rp 1,300,000

6

4

Tribune Jabar

Rp 1,925,000

7

5

Majalah Mangle

Rp 500,000

8

6

Galura

Rp500.00

9

7

Radio Cosmo

Rp 1,000,000

10

8

Radio Rase FM

Rp 1,500,000

11

9

Radio Walagri

Rp 1,400,000

12

10

Radio Garuda

Rp 700,000

13

11

Radio MGT

Rp 1,500,000

14

12

STV

Rp 1,700,000

15

13

Bandung TV

Rp 950,000

16

14

PJTV

Rp 800,000

17





Semoga bisa untuk bahan perbandingan dan perjuangan kita!!!!!

--- Ugie ---
http://ugieprasetyo.multiply.com/
,,, Tetap Semangat Karena Hari Esok Kehidupan Masih Berlanjut '''
YM: gie_santacruz

______________________________


Ga ada maksud apa-apa juga buat mostingin tulisan yang dikirimin Agus Rakasiwi di milis FDWB. Tapi buat ngeliat dari sisi daerah lain aja. Cuma kebetulan kota yang diambil itu daerah kekuasaannya Sri Sultan. Kalo nemu lagi postingan dengan tema yang sama, gw pasti satuin juga di bagian ini.

Upah Layak Jurnalis Jogja Rp 2,7 Juta

Berapa upah layak jurnalis di Jogja? Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Jogja mengusulkan Rp 2,7 juta per bulan. Bagi AJI Jogja, gaji rendah justru akan mengikis idealisme dan independensi jurnalis dalam membuat berita.

Demikian dikatakan Ketua AJI Jogja, Bambang MBK di salah satu kantor redaksi surat kabar nasional di DIY, Jumat (24/10).

Bambang beralasan, bahwa gaji yang rendah menyebabkan diversity of content, yaitu keseragaman dalam berita diantara banyak media. Jika itu terjadi, Bambang khawatir kinerja jurnalis jadi kurang berbobot.

"Mereka (jurnalis) akhirnya bekerjasama dalam memburu berita. Jalan pragmatis itu kerap ditempuh menyiasati reward perusahaan yang rendah" ujar Bambang.

Bambang pun mencontohkan soal rahasia umum pemberian amplop. Ia menjelaskan, meski "amplop" melanggar kode etik jurnalistik, toh masih ada saja jurnalis di Jogja yang menerima.

Maka itu Bambang mengatakan, AJI berpendapat bahwa jika jurnalis mendapat upah yang layak, pasti tidak akan tergoda menerima amplop.

"Kesejahteraan sangat mempengaruhi kinerja wartawan. Kesejahteraan membantu menciptakan independensi wartawan dalam mencari berita dan fasilitas" imbuhnya lagi.

Angka Rp 2,7 juta yang diusulkan AJI Jogja pun sudah berdasarkan survei yang dilakukan kepada jurnalis yang berkeliaran di Kota Gudeg ini.

AJI merinci untuk kebutuhan standar selama satu bulan, antara lain: makanan dan minuman Rp 750 ribu, perumahan dan fasilitas Rp 242.667, kebutuhan sandang Rp 149 ribu, kebutuhan lainnya Rp 1,3 juta.

Total kebutuhan per bulan seorang jurnalis Rp 2.480.439. Upah tersebut setidaknya harus ditambah 10 persen sebagai komponen saving atau tabungan sebesar Rp 248.439. Jadi, total upah layak jurnalis per bulan sekitar Rp 2,7 juta.


Thursday, October 23, 2008

Tentang Bakrie Inc.

Tulisannya Fadjroel pas banget buat meng-counter berita-berita di halaman utama dan hal finansial Bisnis Indonesia. Jujur, gw enek liat tingkat lakunya Ical yang seenak jidat minta dukungan negara mulai dari suspensi saham Bakrie ampe kondisi membaik trus kucuk-kucuk ngarepin buyback. Makan dulu tuh lumpur!

Gw jadi inget mimik mukanya Purnomo Yusgiantoro dan orang Pertamina yang gw lupa sapa namanya [abis jabatannya juga ga penting2 banget sih] yang saling lempar-lemparan pas di suruh patunga buat bantuin buybuck saham sembilan perusahaan BUMN.

Purnomo : "Kami cuma dapet... triliun tapi abis itu dipotong buat program ini itu lalu fee di tiap WKP. Malah yang masuk ke kantong minus. Mending andelin korporat aja deh kaya Pertamina. Harga minyak yang naik gila2an kemarin bikin reveneu Pertamina naik banget. Nyampe lho Rp15 triliun/tahun. Nah itu lebih realistis buat dimintain patungan buyback"

Pertamina : "Lah memangnya perusahaan-perusahaan itu siapanya Pertamina. Memang kita untung besar selama semester pertama 2008. Tapi kalo memang niat buyback, mendingan kami buybak saham Elnusa yang jelas-jelas anak perusahaan Pertamina,"


***

Posted by: "M. Fadjroel Rachman" :

mfadjroelrachman@ yahoo.com

Mon Oct 20, 2008 9:39 am (PDT)

KITA MESTI MENOLAK SEKERASNYA upaya Aburizal Bakrie
memperalat perusahaan negara untuk membeli saham Bakrie Brothers.
Menteri BUMN keliru kalau mendorong2 BUMN membeli saham tersebut dan
Hatta Radjasa juga keliru mengatakan "dorongan kepada BUMN" untuk
menyelamatkan perusahaan keluarga Aburizal Bakrie sebagai urusan bisnis
dengan bisnis.

ini kali ketiga perusahaan Aburizal Bakrie menjadikan
negara sebagai kongsi dagangnya, pertama BLBI utk 26 usahanya yg
semaput senilai Rp.4,3 Triliun, lalu Lapindo dari APBN senilai Rp.1,3
triliun, sekarang menyelamatkan Bakrie Brothers atas nama nasionalisme
dan bisnis sungguh tak masuk akal sehat lagi, nilainya sekitar Rp.14
triliun (?).

Kesanku Abrurizal Inc. ini sejenis dengan Soeharto Inc. dan memakai negara seolah2 budak beliannya saja.

ini kutipannya dari Jakarta Post
1. State miners PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA), PT Aneka Tambang
(Antam) and PT Timah are in talks to seek a way of acquiring up to 35
percent of Bumi, Asia¢s largest coal exporter, estimated at Rp 14
trillion (US$1.45 billion). The firms have also been encouraged by
State Minister for State Enterprises Sofyan A. Djalil to team up with
private companies.
2. State Secretary Hatta Radjasa refuted suggestions the move by the three
state miners was a government-backed rescue deal for the Bakrie family,
insisting any deal between the state miners and Bumi would be under the
business-to- business framework.
Tabik

Fadjroel 2009

Tuesday, October 21, 2008

Kisah dari Negeri China

Ga maksud apa-apa sih posting tulisan ini. Cuman rasanya romencong bangget dah. Jadi pengen masukin ke blog. Jarang-jarang ada orang goblok. Wuakakakakak. abisan kata orang, cinta itu bikin goblog, bikin ga konsen, bikin males, dan punya reaksi yang rada-rada negatif kalo ga sisain space dikit buat yang namanya logika... Halah!, preambule yang ga penting banget!!


cid:008d01c8ccfc$f0627b70$4c190101@svy

· Satu kisah cinta baru-baru ini keluar dari China dan langsung menyentuh seisi dunia.

· Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan

· diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad.

· Laki-laki China berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya

· (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia di dalam goa yang

· selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya.

· 50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama

· Xu Chaoqin ....

·
cid:008f01c8ccfc$f0627b70$4c190101@svy

· Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak....

· cid:009101c8ccfc$f0627b70$4c190101@svy

· Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua.....Untuk menghindari gossip murahaan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.

· cid:009301c8ccfc$f0627b70$4c190101@svy

· Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka.

· Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan ia berulang-kali bertanya,"Apakah kau menyesal?" Liu selalu menjawab, "Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik".

· Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun.

· Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.

· Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, "Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.

·
cid:009501c8ccfc$f0627b70$4c190101@svy

·
Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladangnya. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai isterinya, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, isterinya.


cid:009701c8ccfc$f0627b70$4c190101@svy

"Kau telah berjanji akan memeliharakanku dan akan terus bersamaku sampai ak
u meninggal, sekarang kau telah mendahuluikun, bagaimana akan dapat hidup tanpamu?"

· Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenasah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya.

· Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di China , yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly.

· Pemerintah telah memutuskan untuk melestarikan "anak tangga cinta" itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat hidup terus.



cid:009901c8ccfc$f0627b70$4c190101@svy

·


Saturday, October 18, 2008

[Sebaiknya] Jangan Nabung di Bank

Lagi mau meralat pemikirannya Jeng Murni Simamora nih. Kalo dari sudut pandang gw, menabung ke bank bukan solusi untuk memperbaiki kondisi Indonesia tercinta kita ini. Knapa? Soalnya sebelum krisis ekonomi global melanda, udah terlalu banyak uang yang parkir di Bank Indonesia (BI). Gw lupa jumlahnya tapi tahun lalu itu ada sekitar Rp200 triliun yang nganggur di bawah BI. Sedih banget soalnya berarti banyak banget orang pasif di Indonesia. Cuma ngarepin bunga.

Padahal kan kalo uang yang kita tabung itu bisa kita puter di dunia investasi, pasti berguna banget buat pembangunan negara. Yah, walau skalanya kecil. Terserah mau dipake buat jualan pulsa kaya bang kris, diputer di pasar saham, jualanan saksang, ato sekedar patungan ama temen2 buat jasa antar-jemput pesanan kebutuhan rumah tangga ala anak2 kosan. Cara ini lebih sehat. Toh iklim investasi dalam negeri masih cukup kuat kok. Sebagian media massa aja yang hobi mem-blow up seakan-akan keadaan sekarang jelek banget dan bakal kiamat. Hehehe, maklum sih soalnya dunia kami lebih menyukai slogan "Bad News is a Good News" ketimbang "educate the world".

Selama kita ga konsumtif, Indonesia masih aman kok. Serangan ekonomi global ini nyerang negara-negara berkembang seperti AS dan Eropa kok. Ga terlalu nyerang negara berkembang seperti Indonesia.

Intinya? Jangan panik.. Jangan konsumtif. Kalo ga perlu2 banget, mending jangan kredit barang2. Sejak BI naikin suku bunga 25 basis poin, suku bunga perbankan naik 2%. Jadi ga cuma suku bunga tabungan, deposito, dan giro yang naik. Bunga kredit mobil, motor, rumah, de es be juga ikut naik. Itu akal2an bank [yang sebenernya jahat] buat ngerayu masyarakat nimbun duit di bank. Skali lagi, sayang banget kan!!

Thursday, October 16, 2008

Ada Apa dengan Saya?

Heran, serius nih saya heran! Sudah seminggu ini dicuekin di halaman sendiri. Rasanya tuh gimana gitu liat tulisan, mo sebagus apapun, ga diwaro gitu. Tiba-tiba jadi kangen ama Teh Wida. Tiba-tiba jadi ngeh kalo Raden pasti ngerasin hal lebih sakit setelah tiga bulan dicuekin sama redaktur. Heran, gw ga sesuai ama keinginan beliau mungkin..

Heran, serius nih saya heran! Katanya saya salah dan harus mengalah..
Heran!

Heran, serius heran deh. Katanya saya masih ga ikhlas. Ga ikhlas untuk bersikap baik
Rasanya saya mau ngilang aja..
Dasar kamu pecundang!!

Tuesday, October 14, 2008

^_^

Annas berkata, harapan selalu ada...
hmm...dan aku masih percaya!

Really Luv This Moment


One day in Jembatan Intan, Kota Tua Jakarta
September 28, 2008
Coming soon : The Journey of History

[ taken by the best bro i ever had ]



Saturday, October 11, 2008

Wisata Kota Tua [I]

Malam mulai terasa tenang. Secangkir hot chocolate [tanpa bitterballen! karena waiter yang kebanyakan gaya ntu lupa kalo gw juga pesen makanan] cukup mengeyangkan perut buncit gw yang masih terisi penuh dengan makanan padang ala Sederhana. Udah ngidam dari sejak di Jasamarga sih.

Sampe di kantor, ada percakapan yang tiba-tiba ngingetin gw sama tulisan yang tentang wisata kota tua. Wisnoe Moerti & Yogi Pasha lagi mau nyentil lagi tentang Revitalisasi Braga.

“Mau jadi kota tua kok setengah-setengah! Kalo konsepnya kaya Jakarta sih boleh lah tapi ini mah kaga banget..” ujar pria yang pernah berambut gimbal yang ternyata punya kepentingan kalo Baksil ditutup. Wuakakakak Noe… noe…


Kamis, 2 Oktober 2008
Wisata Kota Tua

[Bagian Satu]

Siang itu hawa di Depok lumayan membuat gw merasa lengket. Cucuran keringet mulai kerasa waktu gw ada di Stasiun Pondok Cina. Senin itu gw ga tahan untuk beli Aqua gelas dingin dan langsung minum sepanjang perjalanan dari angkot ke stasiun. Tumben-tumbenan banget gw cuek ada di dua hari terakhir bulan puasa. Padahal udah satu setengah tahun terakhir ini gw belajar menghormati bulan yang penuh berkah ntu.


Gw ama Andi emang lagi niat kelilingin kota. Tujuan kita berdua beda. Di saat gw cuman pengen beli DVD external, maniak sejarah itu lagi pengen hunting foto. Rada stress juga ternyata ga punya cd room apalagi saat-saat perdana. Banyak yang musti diinstal dan segala sesuatu begitu membutuhkan sentuhan intuisi.


Setelah urusan ama si Dukun Klenik nan bawel pengganggu ketenangan hidup selesai [wuakakakaka..hari ga bkesan tanpa memaki makhluk itu] dan dvd eksternal rakitan ala Glodok udah ada di tangan, waktunya Andi beraksi. Dia ngajakin gw jalan ke kawasan Kalibesar on foot alias JALAN KAKI! Gila nih orang udah ketuleran sindrom mama nih. Baiklah, dianggep positif aja karena seenggaknya si cungkring no 1 itu berhasil menghilangkan 150% kalori gw yang masuk pas gw sarapan mie goreng babi ala mama dan berusaha menggantinya dengan mie di Stasiun Kota yang katanya terasa lezat gara-gara bercampur dengan debu ala kereta api.

Perjalanan dimulai dari sebuah museum yang gw kunjungin pas pelatihan Bank Indonesia [BMI] akhir Juni lalu. Sekarang pemandangannya agak beda. Di depan Museum Bank Indonesia banyak tukang penukar uang receh yang berharap masih ada orang yang butuh buat angpao lebaran. Hmm..kejadiannya mirip sama yang diceritain Pak Suwarno soal penukar ekstrim yang jualan duit pecahan kecil di depan kantor BI Surabaya.

Rasanya emang rada aneh pas ngeliat duit jadi barang komoditas gitu. Bertolak belakang banget sama kondisi di Bandung. Di kota yang menjadi tempat tinggal gw dalam tiga tahun terakhir ini justru masyarakat yang memburu penukar uang receh. Emang-emang euy, kalo di Jakarta itu semua bisa diduitin.

Lepas dari MBI, ada sebuah gedung tua yang punya papan dengan tulisan Bagian Konservasi Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Wah ngeliatnya tuh ironis banget soalnya kantor itu sendiri bener-bener harus dikonservasi saking tua dan ga terawatnya.

Jalan kaki dikit gw langsung dihadapkan dengan kawasan city walk berisi bangunan-bangunan tua ga terawat tapi bangunannya masih kelihatan kokoh. Kalo kata Erick sih di Bandung bangunan kaya gitu sih pasti laris jadi tempat prostitusi kelas tinggi. Tempat yang sengaja dibuat terkesan horor biar orang-orang ga pada berani masuk ke dalemnya. Nih kawasan emang kota tua banget. Di sana ada Museum Fatahilah, Museum Pos [itu kantor pos pertama lho], museum seni rupa, café Batavia, dan lainnya.

Tempatnya emang oke punya! Art Deco yang kerasa kentel banget menjadikan kawasan ini jadi langganan para tukang potoh. Mulai dari orangg yang amatiran seperti gw dan Andi, orang yang ga modal seperti pasangan ga oke [lagian pacaran kok di situ sih, siang-siang lagi!], ampe fotografer beneran yang lagi siapin foto-foto pre wedding.






Di sekeliling Taman Fatahilah tengah ada banyak tersebar bola-bola beton yang bertuliskan Working Together For a Better Old Town. Multifungsi banget sih tuh batu. Bisa buat duduk, bisa buat nyederan asal siap melawan suhu panas Jakarta yang terserap di seluruh permukan bebatuan, bisa juga buat ngejorokin pemabok yang doyan nongkrong di bar tua situ ato warga duduls yang seenak jidat bawa motor ke kawasan wajib jalan kaki itu.


Lepas dari area museum, ada deretan bangunan tua yang tadinya pernah jadi kantor-kantor rintisan beberapa perusahaan besar seperti Jasa Raharja dan Bank Dagang Nasional Indonesia. Bangunan udah nyaris punah. Bahkan Gedung Jasa Raharja cuman berupa satu sisi tembok aja. Belakangnya tembok itu udah ga ada apa-apa. Tempat di samping bekas kantor perusahaan tempat bokap gw gawe pas masih waras itu, ada ex kantor salah satu bank yang muncul di awal kemerdekaan Indonesia. BDNI emang pertama muncul tahun 1946 di Medan dan entahlah sekarang masih ada ato udah dilebur.

Kawasan kota tua ini angker tapi suasanya tuh cozy. Suasananya sepi tapi tetep nyaman buat area pejalan kaki. Udaranya bersih. Satu-satunya yang merusak pemandangan hanya air di kali yang warnya udah bukan ijo lagi tapi item. Penuh sampah dan bau! Tapi tetep tidak merusak mood untuk jalan kaki sampe ke Sunda Kelapa...

[Nyambung entar2an aja...]