Thursday, November 27, 2008

Hihihi.. I'm Lizzie??!! Horay

Which Pride + Prejudice character are you?



Elizabeth 'Lizzie' Bennet

Elizabeth 'Lizzie' Bennet
Your head strong girl. You like the great out doors + believe in true love not money. You love your family very much even if they do annoy you. You can be very judgemental of people + sometimes to quick in making decisions. Your Lizzie Bennet

Monday, November 24, 2008

Jalan Aceh 62 Hari Ini

Yovan McVee wrote this sentence as the shoutout in his facebook:
"... sudah menyerah pada perjuangannya. Sekarang tinggal menanti apa rahasia Allah selanjutnya...
Aku hanyalah aku. Bukan orang yang penuh ambisi, tapi berjuang mempertahankan hidup... Selalu..."

Mas Eko got sick.. When Wisnoe and i came to his little castle, Mas E was sleeping without any food. He refuse to let me buy some food but he ate 1/3 bread i brought 30 seconds. Maybe Mas E just feel tired to face all of this stupid situation..

Kang Ogi.. where are you???

Mang Wisnoe.. He's trying hard to put a big smile on his "hideung" face.. huahahahaha...!! but his eyes telling us something. i started to realize that he also has a tired face too

Iwa Sugriwa Kurawa Pararawa .. He chose to go home as soon as posible after knowing Ogi’s in another province for several day.. just like as ussual.

Ugie_santacruz… Several of us agree to claim that Ugie is a member of one politic party [alias kader partai gitu..] hahaha.. “Harapan itu masih ada teman-teman!” That’s his favourite quote in the latest day.

Radi Saputro.. Still get busy in his nu world. It’s okay as long as that world could give him something. Some cash money to buy a cosmetics.. persiapan untuk dinas malem di taman saparua.. hahahaha…

Kris.. Kang Kris.. I miss his Kepompong Song. The word in that song remain me that I still have a family here.. “Kita kan keluarga bahagia di tengah krisis.. ya kan vi! Kita harus tetap semangat”

Raka. He sent us “Sahabat Kecil”. A song from Ipang that telling about the end of friendship. Such a touched song but really dscribing our condition!

Mas Rohmat & Putu.. Hope the two of you still here! You’re our family, bro!!!

Kang Dede Ibin.. Stop calling me Bunda, please!!!

Bung Arief... he keep asking why why why??? what happens with this life???

Me.. My self.. Thank to the Lord, I can smile today in this hard situation. I still have the spirit to encourage the other friends. Thank for the support in your weird way. But, it trully means so much to me. Thank you, thank you, and God bless you every single day!!

Sunday, November 23, 2008

Dari Raka, semoga bisa menenangkan kami



"Sahabat Kecil”
(Ipang)

Baru saja berakhir
Hujan di sore ini
Menyisakan keajaiban
Kilauan indahnya pelangi
Tak pernah terlewatkan
Dan tetap mengaguminya
Kesempatan seperti ini
Tak akan bisa di beli

Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya
Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi
Janganlah berganti
Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini
Janganlah berganti
Janganlah berganti
Tetaplah seperti ini

salam

Rasanya Seperti Mati

Malam yang sunyi.. sepi.. dan rasanya seperti mati!
Detik detik di minggu malam ini semakin hampa
Bener-bener ga nyangka secepat ini rasanya mati menghampiriku
Padahal tidak lebih dari dua jam lalu Inang Marleta berkotbah tentang kematian di Kebaktian 18.00 HKBP Jalan Jakarta, Kota Bandung.

Minggu ini dimulai dengan ritual biasa tapi akhirnya tidak biasa. Baru dibangunin jam 2 siang, pertikaian rutin [padahal ini hari minggu.. heran, padahal biasanya ucapan selamat hari minggu menandakan kami resmi gencatan senjata selama satu hari], kirim-kirim berita, ke gereja sore, dan kembali ke kantor karena aku lupa membuat berita Indosat Bleckberry Fashion Night.

Usai berita tentang woro-wiri rancangan busana dari dua lelaki yang tidak biasa bernama Malik Moestaram dan Ivan Gunawan, Wisnu menyampaikan kabar buruk. Dengan mimik muka tanpa keceriaan khas dirinya, Wisnu berkata agar aku membuka blognya setelah kerjaan beres. Jleeeppp.... rasanya hampir mirip dengan kematian. Otakku beku.. Tidak ada satu patah katapun yang keluar ketika Wisnu mencoba memberikan keterangan panjang lebar tentang Lentera Merah kami. Aku pikir , sekadar "numplekin" pikiran kepada Ksatria Subang bisa melegakan otak. Nyatanya mulut ini beku. Akupun memutus percakapan dan berkata agar Annas membaca Lentera Merah saja.

Saya bingung...
Masa harus ada Teguh Rahardho jilid II..
Sudah cukup dengan Mas Teguh..
Kami tidak ingin kehilangan Lentera Merah, walau ga tau bagaimana caranya...

Friday, November 21, 2008

Bangga Jadi Anak Kota

[Asal Jangan Pake Kacamata Kuda]


Sembari menikmati kegundahan yang ga beralasan dan rasa lapar yang enggan gw singkirin, ada tulisan yang pengen gw ketik malam ini. Semoga aja bisa melupakan rasa resah gara-gara informasi soal TP yang baru dibayar Selasa depan. Parah!!!

Belajar bersyukur.. Kata-kata ini sempat terlontarkan di Bubur Ayam Zaenal Tubagus Ismail pada Kamis (19/11). Perdebatan rutin tiba-tiba jadi berakhir ke pembicaraan tentang orang kota vs orang desa.

Katanya orang desa selalu bisa beradaptasi dengan segala hal tapi tidak dengan orang kota. Bete kan dengernya! Nih orang emang doyan berstigma negatif tentang orang kota [dan segala sesuatu tentang gw.. Hobi menyulut emosi jiwa gw setiap saat setiap waktu tanpa alesan logis.. Ujian kesabaran tingkat advanced!]

Malemnya setelah filsuf yang satu itu berkoar-koar tentang kacamata kuda khas orang kota, Bang Kior laporan perkembangan rutin soal tambatan hatinya ke gw. He's asking about a right gift to give to his "Aura Kasih". Hahaha... One of his choice is jewelry. Hmmm... alesannya simpel soalnya Aura Kasihnya abang itu anak Jakarta. Pemikiran gw langsung bercabang karna inget obrolan siang hari itu.

Hmm katanya orang kota terlalu dimanjakan dengan keadaan. Segala sesuatu sudah ada di sekeliling mereka. Yang jadi persoalan, bagaimana cara mendapatkan segala sesuatu itu dan kalo bisa semuanya didapet dengan instan. Tapi pas udah dapet suatu keinginan trus mau yang lain lagi. Akhirnya muncul keserakahan. Jadi ga bisa belajar bersyukur sama apa yang dimiliki.

Pengalaman hidup gw mungkin ga sekaya kamu tapi aku tetep bangga jadi bonsai kecil yang tumbuh di Jakarta. Lingkungan kita sama-sama keras kok walau dalam harfiah yang beda. Kalo dia memang terbiasa dengan kekerasan yang sederhana, gw terbiasa dengan kekerasan yang kejam. Istilahnya dia, saat di desa itu keras yang cerdik tapi di kota keras yang licik.

Gw sih setuju karena emang hidup di Jakarta bikin gw ga gampang percaya sama orang lain. Makanya selalu ada alesan perdebatan ketika ngeliat pengemis modern. Gw selalu gampang menolak membantu orang-orang yang kucuk-kucuk dateng berkata "Neng, saya mau jual payung. Berapa kek neng terserah. Saya butuh uang buat anterin anak saya berobat. Tolong neng, Rp20.000 aja.."

Plak...!! rasanya gw langsung nampar otak gw sendiri. Mo nipu kok bawa-bawa anak sekecil itu sih, bu. Kasian kali anak yang lagi tidur dengan tenang [dan gw tau anak yang lagi sakit ga akan bertampang sedamai itu di temperatur udara siang Bandung yang terik itu]. Di luar itu, seenak udel aja minta duit udah gitu gede banget pula!

Reaksi kaya gini ini yang selalu diprotes. Udah berhasil menangkis serangan dari penipu, eh malah dibombardir sama pertanyaan yang diikuti pandangan [sok] nyebelin "Kok nggak kamu kasih? Kan kasian." . Tadinya sih ga pengen nyolot. Gw mencoba diplomatis aja dengan bertanya napa juga kaga langsung ngasih ke si ibu. Eh emang dasar orang simpel, aleasannya karena si ibu mintanya ke dia.

Nah peristiwa kaya gini ini nih yang bikin tudingan ke anak kota seperti gw jadi puanjannngg. Teh anget yang keliatan enak banget diminum pas ujan-ujan aja pasti dicuekin deh. Gw bukannya menutup pintu hati sih tapi emang pertahanan diri jadi rada ketat.

Kondisi Jakarta yang super individu membuat gw terbiasa ga mencoba campurin urusan orang lain. Keadaan keluarga gw yang apa adanya justru membuat gw kreatif menghadapi berbagai kondisi hidup. Intinya gimana caranya bisa mengembangkan diri semaksimal mungkin dengan sarana kehidupan yang ada di kota dengan biaya seminim mungkin. Bekel buat masa depan yang selalu gw anggep keras. Visi hidup gw ga muluk-muluk. Gimana caranya biar gw bisa mengisi masa depan agar lebih berguna. Ga cuman untuk diri gw sendiri tapi buat orang-orang di sekitar gw. That's it! Altought i realize, sumtimes.. the part of "orang-orang di sekitar gw" means many thing.. Such as the world, Indonesia, Pulau Jawa, Sumatera, Jabar, Bandung, Depok, or maybe just one little community like people in Griya Cempaka Arum and Koperasi Penjamin Kredit. It can be the proof that I'm not a hard feeling man.


Dari semua obrolan, akhirnya muncul kesimpulan untuk ga pake kacamata kuda. Kita harus berusaha jadi orang yang punya multi perspektif. Sudut pandang yang cuma satu arah bikin otak sempit dan malah ga bisa bersyukur ama keadaan. Gampang ngeluh padahal banyak yang lebih menderita dari kita. Mikirin soal dugaan kolaps ato jenjang yang ga jelas kadang bikin gw meringis sih tapi ambil positifnya aja deh. Gw mencoba untuk tetep bisa enjoy walo kok ujung-ujungnya jadi sikap apatis yang meningkat. Abisan mending gw sibuk ama dunia yang gw anggep menyenangkan aja dari pada larut sama keterpurukan... Hahahaha...

"Coba kamu pikirin orang yang pernah bisa makan nasi di Bantul sana. Ato gini gini gitu di situ.. Ato begitu begitu begini.. bla bla bla... Mana mungkin tau rasanya jadi mereka. Kamu itu mainannya cuma Jakarta, Depok, Bandung, dan paling sama Jatinangor." Udah deh kalah kalo ngomongin soal masalah desa pasti kalah. Secara wilayah tengah Pulau Jawa itu sentranya penduduk layak BLT. Nyebelin deh karena selalu sukses memposisikan gw sebagai terdakwa. Arghhh..... Sabaarrr...


...Sorry...

Finally i found the biggest regret in my life. Hmmm... no no no!
The right one is that biggest regret who found me..
Would you give me a chance to say this sentence :

Maafkan Kata Yang Tlah Terucap

Akan Kuhapus Jika Ku Mampu

Andai Ku Dapat Meyakinkanmu

Ku Hapus Sikapku


Andai Ku Dapat Memutar Waktu

Semuanya Takkan Terjadi



Answer me please...
I wont find the peace before you forgive and forget it
Even you put "no regret" in yours
Please Ben..
Gw pengen banget ketemu lo lagi

Profesi Perempuan yang Tak Disukai Lelaki

Siapa bilang lelaki fine-fine saja dengan segala macam profesi perempuan?
Mereka juga keberatan pada sejumlah profesi yang digeluti kaum perempuan.
Apa saja profesi itu?

1. Wartawan [wuakakakakkakak.... curahan hati nih!]
"Jam kerja wartawan tidak jelas. Memang berangkat bisa agak siang, tapi
pulangnya bisa pukul 24.00 sampai rumah, terutama waktu deadline. Itu yang
terjadi pada istri saya. Yang bikin repot kalau harus jemput malam-malam ke
kantornya yang jauh itu. Padahal, saya sudah mengantuk dan harus berangkat
pagi. Hari libur kadang ia harus masuk kerja karena ada liputan. Benar-benar
tak kenal waktu. Untung sejak ada anak ia mulai mengatur waktu agar tak
sering pulang malam." Asril (32), karyawan swasta

2. Polisi
"Menurut saya, profesi polisi atau tentara terlalu macho buat perempuan.
Rasanya aneh melihat perempuan terlalu 'sangar' dan dekat dengan bahaya.
Namun, ini memang masalah preferensi saja. Alasannya mungkin sama seperti
mengapa perempuan suka lelaki berkumis." Derry (33), technical support

3. Penulis Naskah
"Saya tidak suka pekerjaan perempuan yang jam kerjanya tidak teratur.
Misalnya di PH (production house) entah sebagai sutradara atau yang lainnya.
Kebetulan teman dekat saya adalah penulis naskah di PH. Kasihan juga
melihatnya. Kalau mau diajak kumpul susah banget. Giliran ia libur,
teman-teman yang lain masuk kerja. Jadi, tidak pernah bisa bertemu. Karena
pacarnya keberatan, setelah menikah ia akhirnya keluar. Ia sendiri juga
sudah capek dan merasa tidak bisa begitu terus kalau punya anak nanti." Uki
(31), akuntan

4. Sekretaris Direktur
"Jadi sekretaris direktur di tempat kerja saya ini wah capek. Saya sering
melihat teman saya baru pulang pukul 24.00 gara-gara menunggu dan menemani
bos meeting. Memang jadwal meeting bosnya padat sekali. Kasihan juga sih.
Saya membayangkan kalau ia pacar atau istri saya, wah repot menunggu ia
pulang malam hampir tiap hari." Budi (28), humas

5. Perawat
"Saya tidak terlalu suka perempuan yang kerjanya dengan shift seperti
perawat atau bagian produksi. Main job perempuan itu kan pendidikan di
rumah. Kalau ia kerja, pasti kerjanya lebih berat dari lelaki. Bayangkan,
pulang kerja mesti mengurus keluarga dan rumah. Kalau shift, konsepnya jadi
tidak jelas." Dino (37), product designer

6. Penyanyi Klub
"Pokoknya yang berhubungan dengan kehidupan malam meskipun si perempuan
tidak tersangkut paut dengan pekerjaan nista itu, saya tidak suka. Misalnya,
waitress atau penyanyi di klub malam. Saya tidak suka pekerjaan yang memberi
efek negatif kepada perempuan, baik secara langsung maupun tidak." Santo
(29), editor

7. Programmer
"Memang profesi ini membuat perempuan terlihat cerdas. Jarang lho, perempuan
paham soal ini. Sayang, gara-gara memikirkan program, ia jadi lupa dandan,
ha-ha-ha.... Itu banyak saya lihat di lingkungan kerja saya." Dwinanto (30),
staf IT

8. PNS
"Profesi yang satu ini terkesan, maaf, pemalas. Saya sering melihat banyak
pegawai negeri perempuan sering plesiran di mal pada jam kerja atau pulang
cepat. Sepertinya tidak ada pekerjaan saja di kantor." Arya (29),
advertising

9. SPG
"Menurut saya pekerjaan ini menghambat perkembangan kecerdasan. Bagaimana
tidak, kerjanya hanya menunggu pembeli tanpa banyak berpikir, kan?" Andri
(30), peneliti

Tuesday, November 18, 2008

Aku Ada

Oleh Dewi Lestari feat. Arina "Mocca"
[Kisah Keempat dalam Rectoverso]
Untuk Cakrawalaku, teruslah tertawa dan raih mimpi baru bersama mereka yang selalu ada menemanimu..
Kami ada di sini, kang ^-^



"...Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu."


Melukiskanmu saat senja
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku selain hatiku
Dan ombak berderu

Di pantai ini kau slalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba
Suaraku memanggilmu akulah lautan
Ke mana kau s'lalu pulang

Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga sinari langkahku
Ku terus berjalan
Ku terus melangkah
Kuingin kutahu engkau ada

Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku
Andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan
Memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Ku tahu kau tahu aku ada

Monday, November 17, 2008

Jo Udah Bertemu Bapa di Surga...

Welcome Home, you
I know you by name
How do you do?
I shine because of you today
So come and sit down
Tell me how you are
I know son, it's good just to see your face..

Akhirnya air mata gw menetes juga pas denger lantunan lagu Welcome Home. Padahal gw usah sekuat tenaga melawannya.. Entah karena suara Brian Littrel atau memang pengaruh earphone baru gw yang stereonya mantap sekali ini, gw kembali merinding inget isi SMS dari Ity pas gw nongkrong di Hyatt tadi siang.

“Teman-teman, Jo Fapet 2003 meninggal di Indramayu karena kecelakaan. Jenazah akan dibawa ke RS Dharmais hari ini. Mohon dukung dalam doa keluarga yang ditinggalkan. Thx”

Orang-orang bijak pernah berkata, penjahat layak mendapat kematian dan orang baik layak dianugrahi panjang umur. Orang bijak memang bukan Tuhan yang punya rancangan yang ga bisa dimengeri. Termasuk apa yang gw hadapi hari ini.. Satu duka besar buat Keluarga Besar PMK Jatinangor.

Bang Davel dan Kak Emmy menjadi pendahulu kebahagian di Keluarga Besar PMK Jatinangor. Tapi seumur-umur gw ga pernah ngeduga kalo Jo, ya Yohannes Liem, yang pergi duluan. Jo, saudara kami tercinta di Perkantas Jatinangor itu mendahuli kami untuk bertemu dengan Bapa di surga. Entah knapa tapi pikiran gw dipenuhin bayangan Bapa yang memeluk Jo dengan penuh kehangatan.. Penggambaran yang bikin gw sedih banget walau gw seharusnya bahagia karena Jo udah bisa bahagia dengan tenang..

Anjrit..!!!! Gw sok kuat, sok religius, sok dewasa gini!!!! Rasanya gw ingin menyendiri di atas bukit. Mencoba ga peduli dengan sikap sebagian isi dunia yang ga sadar sama keberadaan gw… Tuhan.. tolong gw! Tolong Cakrawalaku dengan semua komitmennya! Tolong juga Tupaiku agar bisa membedakan kebutuhan & keinginan dalam pencapaian visi hidupnya. Setidaknya kami tidak boleh menyia-nyiakan nafas yang masih bisa kami hirup dengan mengulang kesalahan yang sama…

Sunday, November 16, 2008

Mind Trick

I missed the opportunity
to get you babe to stay with me.
Never thought, I'd regret the excuses that I've made
like a song, it will fade

If there's music in the night,
And it's really, really right,
It's the only thing I need.
it intoxicates your mind
All your troubles left behind
So come on and take my lead.
it's not just me who feels it
music plays a mind trick
watch me forget about missing you

so i put my feelings out to dry
love, one day again,
i'll have to try.
falling out, making up
it seems such a silly game
why do i never gain?

If there's music in the night,
And it's really, really right,
It's the only thing I need.
it intoxicates your mind
All your troubles left behind

So come on and take my lead.
it's not just me who feels it
music plays a mind trick
watch me forget about missing you

na na na's

If there's music in the night,
And it's really, really right,
It's the only thing I need.
it intoxicates your mind
All your troubles left behind
So come on and take my lead.
it's not just me who feels it
music plays a mind trick
watch me forget about missing you


[huaahhh.... jadi inget pengen nonton JakJazz 08 T_T]

Saturday, November 15, 2008

Pengemis dan Dompet Peri Lulaby

Ini judul tulisan yang paling oke menurut Evi Panjaitan dan Ana P Dewiyanti. AKhirnya selesai juga. Kamar no 1 Pondok Al Hikam, Ruangan 5014 di Gedung Carolus RS Boromeus, Jalan Aceh No 62 Bandung, dan beberapa tempat lainnya jadi saksi ada lima anak SD di grupnya St Ursula yang berbakat jadi penulis.

Pemenang pertama diraih sama penulis "Pengemis dan Dompet Peri Lulaby". Menyusul kemudian "Global Warming: Bumi Memanas, Tumbuhan dan Hewan Punah" lalu "Kekerasan? Ih sereeemm..!"

Monday, November 10, 2008

Ketenangan di Hari yang Gamang

11:40 PM

+62813XXXXXXXX

calling

“…”

“Tiga ato empat tahun lalu aku nembak orang itu tapi ditolak”

“Ih kalian curang. Kok bisa? Kok kalian ga ada yang ngasih tau aku sih?”

“Emangnya kau suka gospel, vi? Itu yang bikin aku suka dia. Aku juga berani cerita karena udah jadi masa lalu. Walau kamu itu aku anggep adeku sendiri dan aku selalu bisa cerita banyak hal ke kamu, tapi ga beranilah aku cerita soal yang satu itu. Sekarang aja baru berani cerita. Tapi aku bukannya mau selingkuh lho ya. Makanya sekarang aku cerita ke kau karena aku butuh dukungan kau,vi”

“Wuakakakkakak dasar abangku yang satu ini emang ajaib banget. Sok atuh, apa yang bisa aku bantu?”

“Yang paling penting sih tolong banget bantuin dalam doa pas aku jalanin plan ini ya. Jangan cuman ngomong doing lo ya. Aku bener-bener berharap dia jadi pelabuhan terakhirku,”

“Amin, bang. Kabarin aja. Aku pasti ngedukung abang,”

“Eh btw, ngomong-ngomong kau sama siapa sekarang?”

“Hehehe kaga sama siapa-siapa, bang”

“Huahahahahhahahahhhhaaaa…..”

“Ih nyebelin deh, ketawanya menghina banget. Ada masalah gitu dengan kejombloan? Dasar abang nyebelin,”

“Iya iya maaf. Jangan marah dong adeku,”

Dasar gw penipu! Gemar sekali berbicara dan berekspresi yang tidak serupa dengan gambaran hati. Hhmm gw pikir ini bakal jadi momen yang menyakitkan tapi ternyata enggak. Gw malah tersenyum dengan lega. Kebahagiaan masih menjadi tempat sampah kepercayaan dan instrumen penggapai mimpi enam tahun lalu lebih mendominasi.

Wuah, bener-bener ga nyangka. Kirain hari ini bakal berakhir dengan kemarahan dan rasa khawatir akan hari esok. Ada-ada aja kondisi yang ga enakin di Minggu (9/11) kemarin. Irvan sakit [cepet sembuh ya beibs], halaman ekbis senin (10/11) berpeluang kosong, awan di cakrawalaku, harus mendatangi pernikahan orang [kali ini harus diredam soalnya yang nikah Rudini dan Teh Erna], “pertarungan” antara Fordisweb dan Bisnis Indonesia, ultimatum khas si kecil tentang sepatu dan bajunya yang harus ada malem itu juga [Andi..gw pengen banget lo ada di sini buat bantuin gw ngadepin ade kita yang satu itu], sahabatku dianggap mirip cewe [sialan kamu!! Kalian memang sok tahu tentang dia], Rp.1.100, penilaian lomba penulisan, dan terakhir rasa lapar.. [hehehe emang dasar kamu gembul! Seneng banget bisa nemu nasi goreng nganggur pagi-pagi buta gini]

Tapi ternyata hari ini justru berakhir dengan senyuman penuh arti. Makasih ya Tuhan. Just like Jason Mraz said in Remedy, “I wont worry my life away…!”. Dia emang ga pernah janjiin matahari selalu bersinar dan langit selalu biru. Tapi Dia berjanji selalu ada buat gw. Dia slalu punya cara yang ajaib buat menuhin kebutuhan gw dan ade gw, apapun itu caranya. Oke banget kan Tuhan gw!! Hmmm makin lama gw makin [sok] religius gini ya. Tapi yang gw heran, kok masih selalu sulit mendahului berkata “God bless you” ato “Selamat hari minggu..”

Recto verso! Semangat untuk berbagi kasih ternyata masih kental banget ada di diri gw. Senangnya…

Thursday, November 6, 2008

Masih tentang Recto Verso

Hahaha, di luar perkiraan. Ternyata Recto Verso mengundang komentar-komentar tak terduga. Hampir saja larut dalam emosi yang egois sehingga gw sempet melupakan indahnya cinta yang universal. Waktnya menyingkirkan "Cinta dalam Stoples", atau mengamini beberapa bagian dari "Di Tepi Sungai Piedra".

Terimakasih ya semuanya. Semuanya mulai dari kamu, Anda, mereka, dan dia.
Mari berbagi cinta.. Tawa, semangat, dan impian 32 murid SD St Ursula membuat gw tersenyum dan sadar banyak sekali cinta yang belum aku sempat aku sebarkan. Hayuk atuh bergerak... Cinta itu bukan cuman untuk permata hidupmu saja kan.

Tuesday, November 4, 2008

Rectoverso, Peminum, dan Cinta

Rectoverso mengalun lembut dari speaker mini My Little Q. Sebenernya gw menggemari bukunya dibandingkan lagu-lagunya Dewi Lestari. Tapi entah napa belakangan ini kok tiba-tiba jatuh hati sama lagu di track kedua Recto Verso. Pasti gw selalu senyum-senyum sendiri tiap liat ato dengerin lagu ini. Mungkin karena Lukman Sardi yang ada di video klipnya [cling-cling].
Mungkin juga karena kata-kata yang Dee rangkai di lagu itu. Ga tau juga..

Malemnya, cakrawalaku menyapa dengan penuh kegelisahan lalu bertanya "Poy, napa sih lo baek sama gw. Kan gw doyan minum.." Hihihi, langsunglah gw tertawa terbahak-bahak. Gw emang cocok kali ya jadi sahabat karib para peminum.

Gw bukan Bu Mus, bukan perempuan dengan naluri keibuan yang tulen, apalagi seorang malaikat. Tapi rasanya ga ada alesan untuk ngejahatin sahabat-sahabat gw yang gemar sekali menghabiskan waktu dengan minuman dan sejenisnya. Entahlah, mungkin karena gw udah terbiasa melihat kondisi gitu selama 24 tahun. Gw sedih sih ngeliat kaya gitu tapi lebih sedih lagi kalo harus ninggalin mereka.

Gw juga bukan anak yang baik. Memiliki bokap yang peminum berat, gw justri lebih memilih cabut dari rumah sejak 2002 lalu. Mati-matian setengah idup buat tetep tinggal sendirian di kota orang. Ga peduli semiskin apapun gw di situ.

Mungkin itu juga yang bikin gw ngerasa bersalah. Gw ga pernah bisa ngehapusin rasa benci dan mencoba ngertiin posisi bokap. Rasanya semakin lama semakin sulit untuk bisa ngobrol walo cuman 5 menit aja. Rasa bersalah itu juga yang bikin gw ngelampiasin semua sisi tenang gw waktu ngeladenin orang2 di sekeliling gw yang setipe ama bokap.

Benci, pasti! Sebel, apalagi! Tapi bukan berarti kan harus menjauh. Katanya, ini rasa benci yang menjadi candu dan menjadi bagian dalam hati. Rasa benci itu kalah dengan rasa sayang gw ke mereka. Honestly, i really luv them.. Ga peduli walo sebenernya mereka hanya mau bener-bener deket secara emosional ke gw saat mereka ga sadar. Hehehe... udah biasa aja dianggep ga ada. Yang ada di otak gw yang volumenya ga seberapa ini, gw ga pengen aja nambah satu list kebencian dari mereka. Nyotek kalimatnya Craig David, coz we're living in the world filled with love. Setiap orang pasti punya sisi yang bikin mereka dicintai. Kalo tetep ngerasa ga dicintai, ya udah ga usah bete dan sebarin cinta sebanyak mungkin. Bisa bikin satu orang senyum rasanya udah bahagiaaaa banget trus ilang deh rasa kesendirian.

***

Ini dia lirik salah satu lagu favorit gw di Rectoverso :
"Malaikat Juga Tahu"

Lelahmu jadi lelahku juga
Bahagiamu bahagiaku juga
Berbagi takdir kita selalu
Kecuali tiap kau jatuh hati

Kali ini hampir habis dayaku
Membuktikan padamu ada cinta yang nyata
Setia hadir setiap hari
Tak tega biarkan kau sendiri

Meski seringkali kau malah asyik sendiri
Karena kau tak lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Hampamu tak kan hilang semalam
Oleh pacar impian
Tetapi kesempatan untukku yang mungkin tak sempurna
Tapi siap untuk diuji
Kupercaya diri
Cintaku yang sejati

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu siapa yang jadi juaranya

Kau selalu meminta terus kutemani
Engkau selalu bercanda andai wajahku diganti
Relakan ku pergi
Karna tak sanggup sendiri

Namun tak kau lihat terkadang malaikat
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan
Namun kasih ini silakan kau adu
Malaikat juga tahu Aku kan jadi juaranya

Monday, November 3, 2008

Dua Orang Nekat di Tangkubanperahu


Pengumuman Pilkada Ciamis akhirnya membawa gw ke Tangkuban Perahu. Kondisi sebab akibat ga nyambung yang berujung dengan perjalanan yang cukup nekat emang. Secara yang berangkat ke salah satu gunung berapi di Pulau Jawa itu dua orang cewe dengan satu Honda Fit X yang kurang cocok untuk jalanan berbatu. Uciem sialan sekali lagi membuktikan kecemenan gw sebagai orang batak. “Tet, lo itu kan ga ada batak-bataknya. Mana mungkin lo bisa ke atas. Pasti ade lo yang bawa motor kan!”, hehehe.. dasar makhluk kurang ajar. Kagak bertanggung jawab gara-gara mengganggu rencana liburan gw dan udah gitu masih tetep ngotot minta dibawain klapertart. Duduls kan! Sabtu kemaren tuh gw niat mo maen ke Tasik. Ih benran deh, ngadepin sikap kanak-kanaknya pas lagi normal aja kadang butuh kesabaran ekstra, apalagi ini pas gw ada dalam posisi bersalah karena ga nengokin tuh sobat gw tercintah itu pas dirawat di RSUD Garut gara-gara kena tipes.

Kalau melihat papan petunjuk berwarna usang yang kepasang di pinggiran Kawah Ratu, Gunung Tangkubanperahu merupakan salah satu bagian dari tiga gunung yang berjejer membentuk perahu terbalik. Di sana emang ada Gunung Burangrang [kalo ga salah], Gunung Tangkuban Perahu, dan Gunung Putri. Kawah Ratu itu kawah paling gede. Lokasi favorit wisatawan yang datang. Advaturer amatiran kaya gw dan hera dan petualang beneran sih biasanya ga puas cuman nangkring di pinggiran kawah. Pemandangan jauh lebih keren buat pandangin ato dijadiin lokasi potoh-potoh pas kami naik ke atas. Perjalanan berbatu-batu membawa gw & hera ke perduaan [hehehe..istilah anehnya irvan nih]. Satu jalan mengarah ke Goa Cikahuripan yang ada mata air keramatnya sedangkan arah satunya lagi itu jalan menuju tempat tongkrongan nu asik pisan. Heuheu..gw sekali lagi salah kostum dengan make sepatu balet coklat itu ke lokasi pegunungan. Ditambah tas gretongan dari Indonesian Power berisi makanan, minuman, dan My Little Q, wajar dunks kalo gerak gw terbatas.

Gw dah ngos-ngosan di anak tangga pas petengahan jalan menuju Goa Cikahuripan. Anjrit, gerak gw kok jadi melemah gini ya. Si bule lucu yang kita curigain terdampar di belantaran hutan jadi penyemangat. Ucapan selamat siang plus senyuman ramah bikin gw dan hera kuat naek ke atas. Sayangnya, mata air di atas kena longsoran. Para kuncen sengaja nutup jalur ke sana. Sebagai gantinya, mereka pasang pipa dan nyalurin airnya ke bak di depan pintu gua. Tempatnya kaga terlalu enak buat dipake buat mandi. Sebenernya enak banget kalo cuci muka di sana. Bukan karena pengen ngerasain keajaiban air ya, cuman rasanya seger banget bisa bersihin keringet dari muka bulat gw. Tp tetep aja males. Secara di sana aya opat bapak-bapak pikageuleuheun nu matre. Wkwkwkwk… Mana si bule cepet banget lagi turunnya. Padahal kalo dia masih di dalem gua, kita bisa ikut masuk ke dalem liat gimana sih ruangan tempat semedi yang luasnya sekitar 120 m2 an. Rada serem kalo cuman kite berdua [pan kite cewe-cewe] dan omongan para bapak-bapak ntu rada-rada kurang ajar. Gw pura-pura teu ngartos basa sunda. Arghhh…brengsek! Jalan-jalan emang lebih enak kalo ada Andi. Makin lama gw makin ngerasa paling save kalo jalan bareng dia. My warmest guardian.. Herat uh musti tahu kalo abangnya bukan seseorang yang hobi gerecokin dia setiap saat setiap waktu. Ada kalanya Andi itu cowo yang bisa diandelin pas ngelewatin masa sulit. Kapan ya Hera bisa bener-bener ga sungkan nunjukin rasa sayang ke abang semata wayangnya. Mereka berdua emang jarang akur tp gw ngeh kok kalo mereka itu saling peduli ama kondisi masing-masing.

Rada kasian juga liat Hera bawain tas gw pas kita jalan ke arah bawah kawah. Tapi pala gw bah berkunang-kunang. Lapeeer…. Gilingan tuh si Hera, semangat banget turun trus naek ke bagian atas gunung gara-gara ngeliat si bule. Gw curiga sebenernya dia cuman mau kenalan ama si bule yang ampe kita pulang kaga2 nongol-nongol juga. Kita ketawa-ketawa aja tiap ngeliat another bule yang naek ke atas padahal ujan udah mulai nyiramin permukan tangkuban perahu. Yang ada di pikiran kita, mereka pasti mau mencari anak yang hilang itu. Hahaha..

Duh gw lupa nama kawah di samping kawah ratu. Tempatnya emang cukup oke. Ga ada uap belarang. Gw bisa makan bekel nasi padang dengan tenang dan sukses bikin sirik gerombolan ABG plus gurunya yang centil. Udara dingin emang selalu menstimulus perut jadi kroncongan. Abis makan, gw dan hera turun ke bawah. Rada nekat juga sih soalnya suara geluduk mulai berkumandang [halah!]. Tapi kan tanggung bener kalo ga turun ke bawah. Hajar ajalah walo bentar. Awalnya sempet curiga aer yang ada di bawah itu air sulfur tapi pas gw cium ga ada bau-bau neraka-nya. JJJ Bapak2 tukang jualan di sana bilang kalo itu tuh air hujan biasa. Kalo lagi musim kemarau malah kadang ga ada airnya. Begitu toh… Lumpur di bawah genangan air cukup kerasa enak di kaki. Hmm…sepertinya bagus dijadiin masker buat jerawatnya Hera. Hahaha, btw mukanya si Hera makin mendingan. Bekas-bekas jerawatnya keliatan rata dengan permukaan kulit.. baguslah! Seenggaknya sekarang dia ga perlu termakan sugesti masa lalu. Bukan Pond’s pemberian si Nardo, pariban tersayangnya, yang bikin jerawatnya ilang tapi gimana rajinnya dia ngerawat muka secara alami.

Tik tik tik.. bunyi ujan yang netes ga kedengeran gitu sih bunyinya. Hehe ya iyalah soalnya di situ kan bebatuan. Kita neduh dulu di warung indomie pas ujan makin gede. Teh manis panas tetep jadi pujaan hati. Waktu yang tepat buat ngabisin ayam pop. Ga lama kemudian, rombongan anak-anak sekolah yang kelaitan banget kampringnya itu pun ikutan neduh. Napa gw bilang kampring? Orang-orang oke ga akan nulis nama kelompoknya dengan typex di batu, kayu, ato pohon. Ngerusak aja kan! Udah gitu omongannya itu loh, ga banget. Mereka pikir omongan mesum bikin mereka terlihat oke. Dunia yang gila!

Pas mereka pergi, datenglah seorang kakek kuncen Tangkuban Perahu. Namanya Aki Utisna. Kelahiran tahun ’30 yang udah jadi penjaga sejak zaman belanda. Dia sempet ngerasain jagain tempat wisata ini sambil bawa bedil. Lokasi Tangkuban Perahu rada strategis buat ngumpet. Dari nih gunung, orang-orang bisa nembus ke Lembangnya Parompong Cimahi. Katanya masih ada orang utan di belantaran hutan. Kalo kitanya ga takabur, orang utan dan binatang-binatang lainnya gw akan ganggu. Lokasi yang aman buat tempat kemahnya para backpacker.

Penghasilan Rp500.000 seminggu, sering dikunjungin calon pejabat yang ingin mencari wangsit seperti SBY dan Bupati Kab Bandung Barat Abubakar, plus ragam berkah yang sakti mandra guna membuat hidup Ki Utisna terkesan indah. Pendapatannya lebih mantaps dari gw tuh. Kenalan dimana-mana ampe dia berani ga pake helm kemana pun dia pergi. Udah gitu masih dapet BLT Rp400.000. Luar biasa sekali si aki yang satu ini. Makasih buat bunganya, ki. Aku simpen di kamar deh biar wanginya kecium. Nuhun juga buat cerita-ceritanya. God bless you, aki!






***