Thursday, February 10, 2011

Ketika Bu Guru yang Mantan Wartawan Bikin SIM

Suatu hari di Polres Depok Jl Margonda...

Petugas 1 : "Panggilan kepada Ibu Eviana Ulitaria Mayro Panjaitan diharap ke meja informasi"
Saya : [clingak-clinguk sambil berdiri dari tempat duduk saya]
Petugas 2 : "Oiya maaf ibu saya ga lihat ibu duduk di sana ternyata. Mari bu ke kantor saya"
Saya : "Oke pak" [kebingungan napa tiba-tiba petugas-petugas ini sangat sopan sekali]

Di dalam kantor loket pembayaran ban dan asuransi untuk pembuatan SIM...
Petugas 2 : "Maaf bu saya baru baca berkas-berkas ibu. Ibu itu ternyata wartawan ya?"
Saya : "Kalau memang iya memang kenapa pak?" [dengan gaya sok bego]
Petugas 2 : "Haduh saya ga berani bantu ibu atuh. Saya ga berani. Kenapa ga bilang dari tadi sih bu. Ibu lewat jalur normal juga ga apa-apa. Ini uangnya saya balikin gak apa-apa kok. Nanti juga dibantuin kok sama petugas yang lain."
Saya : [tertawa sekenceng-kencengnya dalam hati] Ah udah pak dilanjutin aja prosesnya. Saya udah males-semalesnya berurusan sama yang namanya polisi. Apalagi kalo buat sekedar urus SIM. Eh iya ngomong-ngomong, sebenernya saya udah berhenti jadi wartawan. Xixixixi... udah ya pak. Saya cuma punya waktu dua jam buat bikin SIM sebelum ngurus keperluan saya buat balik ke Jogja. Oke pak! [sambil melangkah kabur dari ruangan penuh dosa itu. Wakakakakaka]

Itulah satu peristiwa yang bener-bener bikin saya geli ketika membuat SIM di Polres Depok pada Jumat (4/2) lalu. Kebetulan saya tengah pulang kampung ke Depok jadilah [terpaksa] menyempatkan diri sowan ke Bagian Pembuatan SIM C Kantor Polisinya Depok Jawa Barat. Saya memang bukan tipe-tipe pengemudi motor yang baik. Dari sejak awal punya motor sekitar tahun 2008 kemarin, saya baru buat SIM ya awal Februari kemarin itu. Sebelumnya saya hanya mengandalkan kartu pers buat bebas tilang polisi-polisi kurang setoran. Yah lumayan ampuh sih soale saya cuman kena tilang satu kali pas pulang pagi-pagi buta. STNK ditahan karena saya males bilang kalau saya wartawan. Kira-kira STNK ditahan di Polres Bandung Utara [iya itu bukan ya namanya... pokoknya nyang di samping Paris Van Java.. alias kantor polisi tempat penitipan motor... xixixixi...]. Sejak peristiwa itu otomatis saya tidak membawaw surat apapun selama bepergian dengan Si Beju, Fit X Merahnya saya.

Bandel? Ya emang! Namanya juga Epoy. Hehehe... Kan saya udah bilang kalo saya bukan pengemudi motor yang baik. Selama ini saya memang memanfaatkan keuntungan punya kartu pers. Kalau dibilang memanfaatkan status sebagai wartawan? Itu nggak banget lho ya. Justru saya paling males mengakui diri sebagai wartawan. Orang-orang biasanya baru ngeh saya itu wartawan ketika mengobrol dengan saya selama 15 menit-an. Saya jadi inget kejadian waktu ngintilin Hidayat Nurwahid di sebuat acara peresmian penerbitan di kawasan Cikutra Bandung. Selama beberapa fase acara saya sukses menyamarkan diri di antara anak-anak sekolah yang ikut touring sama Hidayat. Ngobrol ini itu akhirnya saya tidak bisa menahan diri untuk tanya beberapa pertanyaan krusial. Dia pun menghentikan langkah lalu membalikkan badannya ke arah saya lalu dengan raut muka abstrak bertanya kepada saya : "Lho kamu dari sekolah mana, dik?" Gubraks!

Sekarang suasana kerjaan saya berubah 100%. Dari yang tadinya banjir fasilitas dari berbagai pihak dan penghormatan [dalam bentuk apapun] jadi sebaliknya. Sekarang saya bekerja sebagai guru di Palm Kids Yogyakarta. Sikap jadi dipaksa berubah. Namun semua perubahan yang lebih banyak bersifat positif hanya berujung frase pujian "pahlawan tanpa jasa". Hahahahaha.... sapa suruh coba datang ke JogjAKARTA, epoy?]

Nah buat siapapun yang berniat membuat SIM C di kawasan Depok Jawa Barat ini ada sedikit informasi mengenai harga... Cekidot...
Jalur normal :
- Test Kesehatan --> Rp20.000,00
- Pembayaran Bank --> Rp75.000,00
- Asuransi --> Rp30.000,00
Berlanjut ke Loket Pendaftaran -- Ujian Teori -- Ujian Praktek -- foto -- pencetakan SIM.

Jalur tidak normal :
Pasang tampang bego -- clingak-clinguk kanan dan kiri -- duduk dengan gaya bebas -- rajin-rajin membalas sapaan orang -- siapin duit Rp300.000-Rp350.000 -- ujian teori formalitas -- foto -- tinggal tunggu namanya dipanggil petugas.

****