Ada satu keironisan besar yang agak mengganjal saya di hari-hari terakhir saya di Palembang. Topiknya tentang "tamu agung" dan Tamu Agung.
Sebutlah saja ada dua orang tamu yang datang hampir bersamaan pada akhir Desember 2010. Tamu pertama adalah tamu yang dipandang agung karena statusnya sebagai birokrat pusat. Kedatangannya benar-benar mendapat perhatian penuh dari hati dan juga jiwa sang tuan rumah. Persiapan dilakukan seminggu penuh dengan mengerahkan tenaga kuda yang ada. Hahaha... Makin mantabs lagi ketika sang "tamu agung" dikabarkan membawa orang media massa (baca: wartawan). Media nasional pula. Beuhhh... Super duper sibuk. Jadilah banyak sekali kepalsuan yang mendekorasi. Sangat khas sekali! Pemandangan khas oleh para penggemar publikasi. Xixixi..
H-7 waktunya membuat konsep. H-5 waktunya jadi petugas kebersihan. H-3 berubah jadi ibu-ibu PKK. H-2 memikirkan rencana terselubung biar bisa ikutan show off. Dannn... H-1 ternyata tidak sesuai angan-angan. Entah siapa sebenarnya yang berhalusinasi.
Beberapa harinya setelah itu, waktunya untuk tamu kedua. Tamu kedua ini merupakan Tamu yang benar-benar Agung. Seharusnya seperti itu. Tapi realitanya...boro-boro ada kemeriahan. Beberapa anggota tuan rumah malah seakan dibungkam. Tidak ada apresiasi. Banyak yang seakan jijik ketika bersuara, dan bahkan mendengar sukacita tentang selebrasi kedatangan Tamu Agung.
Hmmm.. Sudahlah! Saya sendiri sudah terbiasa mendapat perlakuan seperti ini. Saat-saat kaya gini yang justru membuat saya bangga menjadi minoritas.
Yes, i am really proud to be a Chistian! And i want to celebrate the birth of My Royal Kings, Jesus Christ, whereever i stay...
No comments:
Post a Comment