Tepat pada Minggu (31/3) ini semua pengikut Kristus, dalam label
agama yang bervariasi itu, merayakan Hari Paskah. Perayaan Paskah yang selalu
jatuh pada hari minggu rasanya kurang pas tanpa ucapan "Selamat
Paskah". Jika menggunakan Bahasa Inggris, ucapan "Selamat
Paskah" dapat diterjemahkan menjadi Happy
Easter atau pun Happy
Passover. Hmm.. kok ada dua
ucapan ya? Jadi ucapan mana yang paling tepat untuk mengatakan "Selamat
Paskah" ya?
Easter atau
Passover?
Saya sendiri terbiasa
menggunakan kata Happy Easter dari sejak awal kesenangan pribadi
menggunakan ucapan berbahasa asing. Dulu sih lebih karena gengsi. Hehehe.. Tapi
setelah kenal dengan ilmu etimologi, saya jadi sering agak gatel mencari tahu
asal muasal kata. Rasa
penasaran semakin memuncak ketika saya mulai sadar semakin banyak orang
mengucapkan Happy Passover.
Kok Passover
sih? Passover kan artinya Paskah
Yahudi. Itu yang sering terbersit dalam pikiran. Maklum, bertahun-tahun saya
mendapat pendidikan Katolik di bangku SD dan SMP. Saya masih ingat dengan jelas
perayaan Paskah Yahudi diadakan sebagai ucapan syukur karena orang Yahudi lolos
dari perbudakan di Mesir.
Dahulu, jumlah orang Yahudi memang sempat
melonjak tajam di Mesir. Firaun merasa terancam dan menjadikan semua orang
Yahudi sebagai budak kerajaan. Firaun berharap agar mekanisme penjajahan
tersebut dapat menekan rasa kepercayaan diri orang Yahudi sehingga tidak berani
berbuat keonaran yang membahayakan kerajaan Mesir.
Penindasan berlangsung beberapa lama
sampai ada seorang lelaki bernama Musa yang muncul sebagai pionir kemerdekaan
Yahudi dari Mesir. Musa tampil sebagai juru bicara Tuhan sekaligus pemimpin
orang Yahudi untuk keluar dari wilayah Mesir. Melalui Musa, Tuhan menjatuhkan sepuluh
jenis hukuman. Sering juga disebut sebagai peristiwa sepuluh tulah.
Ilustrasi diambil dari www.pennys-tuppence.blogspot.com |
Hukuman terakhir adalah kematian setiap
anak sulung dari keluarga Mesir. Mesir berduka. Termasuk Firaun yang juga
kehilangan anak sulungnya. Di sisi lain tidak ada anak sulung dari keluarga
Yahudi yang tercabut nyawanya. Sebelumnya, setiap keluarga Yahudi telah memberi
tanda dari darah anak domba di pintu rumah agar malaikat maut tidak
mampir ke dalam rumah. Orang Yahudi yang mendengar peringatan dari Musa selamat
dari maut. Berbeda dengan Firaun yang tetap teguh dengan arogansinya.
Di tengah kedukaan orang Mesir, orang
Yahudi berhasil keluar dari Mesir setelah Musa membelah Laut Merah. Perayaan
kemenangan tersebut dirayakan setiap tahunnya sebagai Paskah Yahudi atau Passover.
Bertahun-tahun kemudian munculah Yesus
Kristus. Tuhan yang mengambil rupa manusia ini mendapat hukuman mati dari
Pemerintahan Romawi. Hukuman di kayu salib menjadi simbol pengambilalihan dosa
seluruh manusia. Yesus berhasil mengalahkan maut setelah bangkit dari kuburannya
tepat pada hari ketiga setelah kematian jiwa manusianya di kayu salib.
Peristiwa kebangkitan itulah yang diperingati semua pengikut Yesus Kristus
sebagai Hari Raya Paskah.
Lalu kesimpulannya mana kira-kira yang
benar, passover atau easter?
Pilih Sendiri Kata-Katamu!
Ada pengajaran yang dengan tegas menolak
penggunaan kata “Happy Easter”. Alasannya, Easter itu dicurigai sebagai bentuk
penyembahan kepada Dewi Ishtar. Dewi yang satu ini merupakan salah satu tuhan
dalam ajaran Pagan yang usianya lebih tua dari agama Kristen itu sendiri. Nama
Ishtar sama dengan Ashtare atau Asherah. Dia merupakan dewi kesuburan yang
lahir dari sebuah telur.
gambar dari www.lzsu.com |
Bagi kaum pagan, telur merupakan lambang
kesuburan dan kehidupan baru. Mereka sangat menghormati tradisi pencarian telur
seperti halnya mereka memuja kelinci yang dipercaya sebagai reinkarnasi burung phoenix
yang menjadi menjadi penguasa langit.
Tidak suka dengan latar belakang tersebut,
sebagian pengikut Kristus menolak untuk mengucapkan “Happy Easter”. Mereka
lebih memilih untuk mengucapkan “Happy Passover”. Mereka berusaha mengembalikn fokus
paskah dari telur dan kelinci menjadi salib dan Kristus. Salah satunya Manuel
Pakpahan, suaminya sepupu saya Prospelany Harianja. *Terimakasih untuk
penjelasannya, bang!*
Lain lagi dengan Paulus Lie, salah satu
pendeta kesukaan saya yang bertugas sebagai penggembala di GKI Gejayan
Yogyakarta. Dia sempat memberikan penjelasan singkat untuk menengahi perdebatan
tentang “Passover” dan “Easter”.
Begini katanya. “Passover” berarti
melewati kematian. Pass over the death. Ada
pihak yang sama-sama berhasil melewati kematian dalam kedua jenis paskah. Pertama
adalah orang Yahudi yang berhasil lolos dari hukuman kematian anak sulung dan
lepas dari perbudakan di Mesir. Kedua adalah Yesus Kristus yang berhasil
mengalahkan maut dan lepas dari perbudakan dunia. Orang Yahudi dilewati maut
karena lambang darah anak domba sementara Yesus mengambil posisi sebagai domba
yang menggunakan darahnya agar maut melewati kehidupan setiap orang yang
percaya kepadaNya.
Bagi Paulus Lie, pengucapan “Easter” juga
tidak sepenuhnya salah. “Easter” itu kebetulan memiliki kesamaan dengan kata
Isthar. Sebenarnya, “easter” itu merujuk kepada kata “East” yang berarti timur.
Kita harus meninggalkan kegelapan dan masuk ke kehidupan terang. Kehidupan
terang dimulai sejak terbitnya matahari yang selalu muncul dari timur. Ingat,
terang itu baik!
Paulus Lie juga tidak ingin menghilangkan
nuansa telur dan kelinci dalam selebrasi Paskah. Menurutnya, telur merupakan
tanda kelahiran baru. Ikut Kristus harus diikuti proses kelahiran baru.
Pengikut Kristus yang sudah lahir baru pun harus selalu subur seperti kelinci.
Pengikut Kristus harus subur menghasilkan karya dan pelayanan sebagai bentuk
ucapan syukur. Ingat, Yesus itu pekerja keras yang sangat produktif berkarya
lho!
Menurut saya sendiri, “passover” dan “easter”
hanyalah dua buah kata yang merujuk kepada arti yang sama. Kemenangan atas
maut. Itu intinya. Pemusatan pikiran kepada kemenangan tersebut lebih penting
ketimbang debat kusir atau pesta hura-hura minim arti yang mengatasnamakan
Paskah. So, it is going back to your
heart guys! Just remember the resurrection of Jesus Christ that makes us save
from the death.
ilustrasi dari www.reneeannsmith.com |
He is risen.
He is not at the cross.
He is not in the grave.
He is risen already.
Let us accept our Passover card and celebrate the
glorious Easter.
Happy Passover! Happy Easter!
Evi Panjaitan,
Berbah 31032013
Saya tetap dengan Happy Passover, ito :)
ReplyDeleteMenurut saya, kalau memang tidak tau arti Easter ya mungkin bisa diterima, kalau sudah jelas tau bahwa Easter mengarah ke kaum Pagan ya sebisa mungkin dihindarikan, mengapa masih harus dibenarkan?
Ini tulisan saya : http://www.noniq.co/2013/03/selamat-paskah-happy-easter-atau-happy.html
GBU
Halo Noniq, terimakasih untuk komentarnya. Saya sudah berkunjung ke blog Noniq. Suka deh dengan gaya tulisan Noniq. 😊
ReplyDeletePertentangan antara Passover dan Easter memang sempat membuat saya jengah. Berawal dari tulisan di blog ini, saya akhirnya mengulik lebih lanjut tentang passover dan easter. Tulisan selanjutnya jadi lebih menyerupai karya ilmiah dan sebagian kontennya ada di blog Noniq.
Pada akhirnya saya ada di titik "enough" untuk semua perdebatan tentang passover, easter, ataupun paskah. Jika dilanjutkan malah akan jadi perdebatan yang rasanya sama seperti "baptis percik atau baptis selam?". Seperti yg Noniq bilang, yang lebih penting kita tau makna ucapan yang kita sebutkan.
Bagi saya sendiri, poin utama paskah adalah kemenangan atas maut. Ada yang dikorbankan dari sebuah "prosesi pembersihan dosa". Jika pada era PL anak domba edisi khusus yang membuat manusia "pass over the death", pada era PB Kristus yang jadi anak dombanya. Lalu setelah kita bersih? Waktunya untuk beralih dari gelap jadi terang. Waktunya untuk dari cangkang yang lama dan mulai hidup baru. Seperti matahari terbit di pagi hari. Seperti anak ayam yang berhasil keluar dari telurnya dan beroleh kehidupan. Pertobatan akan hambar tanpa lahir baru. Lahir baru akan hambar jika gaya hidupku ga berubah menjadi anak-anak terang dan produktif berkarya dalam Kristus. Menurutku, semuanya merupakan proses yang berkesinambungan dan tidak boleh berhenti di satu tahapan saja.
Dongeng tentang Isthar akan tetap ada sama seperti cerita rakyat lainnya seperti Sangkuriang dan Tangkuban Perahu. Itu adalah bagian dari budaya. Saya akan tetap menyukainya sebagai sebuah karya fiksi yang imajinatif.
Tapi di luar semua itu, saya lebih nyaman mengucapkannya dengan Bahasa Indonesia. Selamat Paskah ya Noniq. Salam kenal dari Jogja 😊
Just 2 words from me, u live by His grace or u live by the laws, pray and ask Him he will guide us n be blessed all !
ReplyDeleteJust 2 words from me, u live by His grace or u still live by the laws, pray n ask Him he will guide us, n be blessed all,
ReplyDeleteMenurutku mau easter atau passover atau selamat paskah sama saja, klau sibuk mncari pembebenaran trus mau kpan lagi kita berkarya dengan namaNya? Setiap hari besarNya hnya sebuah ritual kita untuk mngenangNya, inti kekristenan itu bkn di cara kita memperingati hari BesarNya, tetapi bagaimana kita menghadirkan Tuhan dlm setiap lini kehidupan kita. Buat apa kita mncari pembenaran untuk sebuah hal yg tdk bgitu penting diperdebatkan. Itu hnya ucapan dari bahasa luar, sebagai orang Indonesia ya tunjukkan mngucapkan itu dgn bahasa Indonesia. Ingat pesan soekarno :“Kalau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau jadi Islam, jangan jadi orang Arab. Kalau jadi Kristen, jangan jadi orang Yahudi. Tetaplah jadi orang Indonesia dengan adat budaya Nusantara yang kaya raya ini.”
ReplyDeleteHalo Andri. Saya juga sepakat. Sebel lihat perdebatan tentang pembenaran istilah "easter" atau "passover". Untuk yang versi nasionalis, perdebatannya itu antara "paskah" atau "paska". Sibuk serunya berdebat jadi lupa esensinya paskah. Sibuk dengan ritualnya dan selebrasinya. Yuk, kita terus berjuang untuk menghadirkan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Kan itu ya ibadah kita yang sesungguhnya. Selamat Paskah ya.
DeleteHahaha....kenapa gitu diperdebatkan, sebagai orang Kristen di Indonesia, banggalah dg Bahasa sendiri, katakan saja Selamat Paskah!!!
ReplyDeleteHahaha....kenapa gitu diperdebatkan, sebagai orang Kristen di Indonesia, banggalah dg Bahasa sendiri, katakan saja Selamat Paskah!!!
ReplyDeleteHahaha.. Saya sudah bertobat mencampur-campur bahasa. Sekalipun belakangan ini saya sering digelitik pertanyan : "Paskah" atau "Paska" ?
DeleteSemua tergantung niat kita ... Apakah nanti akan bingung lagi jika muncul istilah lain ? Pakai bahasa german, prancis atau china ...
ReplyDeleteduh pendeta palus Lie ....^^ jadi kangen jogja.. pendeta favorit dari saya SD sampe sma.. thanks infonya
ReplyDelete