Senin, 21 April 2014. Satu malam setelah perayaan Bulan Paskah 2014 benar-benar berakhir. Lega, rileks, plong, dan tidur panjang. Beneran gak nyangka Bulan Paskah tahun ini terasa luar biasa banget buat banget untuk gw dan Ruben.
"It's not the perfect one but it's so fun and warmth. It happened because we're not taking a positition as the outsider of Pos Adisucipto."
Entah gimana awal mulanya, Ruben akhirnya bercokol sebagai partner kompak seorang ibu yang sering kami panggil Bu Mawar. Hehehe.. Mereka berdua didaulat sebagai Tim Acara Paskah 2014 GKI Pos Adisucipto, Yogyakarta. Komitmen yang sukses juga membuat Ruben kelabakan setengah mati dan tanpa sengaja gw pun tertular sekitar sepertiga dari rasa kelabakan itu.
Rabu Abu. Kamis Putih. Jumat Agung. Terakhir, Kebaktian Padang yang menjadi puncak perayaan Paskah 2014 Pos Adisucipto.Sebuah ucapan "i do" untuk menjadi Pemimpin Liturgi pada ibadah hening Kamis Putih membuat gw yakin pada satu hal : multitasking is not a part of me! Not even a little!
Why? Karena gw akhirnya tahu kalau kinerja gw berantakan ketika gw mengambil lebih dari 3 komitmen. Tiga edisi warta jemaat Pos Adisucipto yang gw gagas bersama Pak Hadyan Tanwikara dan Pak Benyamin Prasetya sukses selalu bertaburan dengan kesalahan! Belum ada satu edisi yang sempurna. Parah! Kerjaan mengajar gw pun jadi ga garing banget. Paling kacau ketika gw bener-bener ga punya waktu untuk nyiapin bahan untuk renungan di Minggu ke IV Paskah. Gw malah melangkah lunglai ke tempat Kak Myta hanya untuk berkata : "Ka... Aku capek..."
Kebersamaan dengan Komisi Pemuda udah entah kemana semangat gw itu. Selain sama Poti Waruwu, gw hanya berinteraksi dengan temen-temen Pemuda yang bertugas di Ibadah Kamis Putih aja. Gw kangen ketawa ngakak sambil cerita panjang lebar sama Ventri Hendika yang sekarang sudah resmi menjajakan kaki di industri musik ibu kota. Gw kangen becandaan gokil ala Duta dan Tya. Tapi... ya gitu deh. Gw makin sering ga kuat untuk dateng ke Persekutuan Pemuda. Cuapeee...
Sampai Paskah Padang tadi berlangsung. Pak Djati mempercayakan mobilnya untuk kita pakai sebagai bantuan transportasi jemaat. Kepanikan tetap ada namun berangsur membaik. Hujan abu sempat ikutan Kebaktian Padang. Cape.. Cape.. Sesek.. Gw memaksakan diri untuk rebahan sebentar di tikar. Recharging my energy. Pada akhirnya semua berlangsung basah tapi hangat. Hangat tapi basah. Permainan basah-basahan ala pipa jadi-jadian si Yohanes Filbert berantakan tapi semua ga peduli. Yang penting mainn airr...
Oiya tadi ada Jovan. Sengaja diajak biar ga bete di rumah. Ternyata, Jovan punya temen sekolah di Kelas Besar. Namanya Sandio. Anaknya Kak Dona Hutabarat yang rumahnya di Purwomartani. Ternyata, Jovan nyaman berinteraksi sama cowo-cowo Pra Remaja. Ternyata, para pria-pria kecilku senang menggila bareng Jovan. Panas terik ga jadi halangan untuk nyebur ke kolam renang Banyumili Godean. Ah.. berinteraksi bersama anak-anak masih bisa membuatku rileks, bahagia, dan merasa luar biasa. I love you guys! Terberkatilah kalian! Jangan pernah bosan untuk minta aku peluk, bercerita se-enggak penting apapun, membuatku kaget dengan kelitikan-kelitikan, berkreasi dengan art n craft, atau berdiskusi ala Sokrates-Plato ya. Selamat Paskah!
PASKAH YANG BASAH DAN HANGAT - Usai mengikut Kebaktian Padang Paskah GKI Pos Adisucipto, kami menggila dengan air dan terik matahari ala Banyumili Pool & Resto Godean, Minggu (20/4) |
No comments:
Post a Comment