Epoy kembali beraksi di dunia media massa. Namun kali ini kiprah gw mengarah ke media internal di lingkungan gereja gw, GKI Gejayan Pos Adisucipto. Media internal ini akhirnya resmi terbit pada minggu kelima di bulan Maret 2014. Keberadaan Warta Pos Adisucipto menjadi babak baru kehidupan yang seru, menantang, dan penuh rasa deg-degan.
Ini semua bisa dibilang gara-gara dua pria bernama Benyamin Prasetya dan Hadyan Tanwikara. Ceritanya begini, Pak Benpras (sebutan kesayangan Pos Adisucipto untuk Benyamin Prasetya) memiliki misi untuk membentuk tim warta yang akan menangani penerbitan media di GKI Gejayan. Hadyan Tanwikara, pendeta pendamping Pos Adisucipto yang sering dipanggil Pak Hadyan, punya usul yang lebih berani. Ciptakan media sendiri di Pos Adisucipto. Toh, Pos Adisucipto sudah saatnya untuk belajar mandiri. Hitunglah ini menjadi salah satu langkah persiapan kenaikan status Pos Adisucipto menjadi GKI Adisucipto.
Wacana tentang tim warta ternyata sudah lama mengemuka di lingkungan majelis jemaat Pos Adisucipto. Pak Benpras langsung bersemangat ketika berkenalan dengan gw yang punya latar belakang dunia jurnalistik. Dia seakan menjadi promotor gw di rapat pleno Pos Adisucipto. Ditambah promosi dari Pak Hadyan, forum di rapat pleno menyetujui penerbitan Warta Jemaat Pos Adisucipto. Gw, Ruben, dan Pak Hadyan menjadi tim awal di redaksi Warta Pos.
Sukses? Ya Puji Tuhan akhirnya Warta Pos terbit perdana pada 30 Maret 2014. Tapi PR gw masih banyak banget. Pak Hadyan yang kaya ide dan Ruben yang mengerti seni layout ala epoy bener-bener punya kesibukan seabrek-abrek. Gw sukses stres pada proses penerbitan Warta Pos volume I, II, dan memuncak pada volume III. Gileee... gw menyerah karena harus mengumpulkan bahan liputan, melakukan proses editing, menata letak, dan memperbanyak warta sendirian. Gemporrr! Orang kantor Pos Adisucipto kurang bisa menjadi rekan kerja karena dia masih beradaptasi dengan dunia administrasi yang benar-benar baru bagi dia. Ditambah lagi, printer di Pos lebih sering out of order seperti telepon koin yang dulu ada di komplek rumah Deppen. Xixixixi...
Nyerah? Hohoho.. Tentu tidak! Gw kan punya motto baru. Writing is my soul, creative is my middle nama, and kiddos are the oasis of mine. Bukan Epoy namanya kalau segampang itu menyerah. Apalagi ini berkreasi di dunia yang jadi panggilan jiwa gw. PR gw masih banyak memang. Belajar Corel, mencari tim warta atau seenggaknya kontributor di tiap divisi, latihan mengedit dengan singkat dan menarik, menjalin relasi, dan mencari format baru yang bener-bener sreg di hati gw. Gw menargetkan diri untuk meminimalkan kesalahan sampai ke 0% dan meluncurkan website Pos Adisucipto supaya warta bisa diakses secara online. Semangat Epoy! Semoga Warta Pos bisa menjadi saluran berkat dan bukan justru memandegan berkat.
No comments:
Post a Comment