Suatu sore sepupu saya mengajak makan di Pondok Cabe di Jl C. Simanjuntak Yogyakarta. Di tempat yang nyaman dan murah itu, saya berkenalan dengan minuman aneh. Lidah saya langsung jatuh cinta. Indo Saparella namanya.
Selidik punya selidik ternyata Indo Saparella diadaptasi dari Sarsaparila. Minuman yang pernah populer di wilayah Yogyakarta. Pernah? Hooh! Sekarang katanya jarang sekali nongol di tempat-tempat komersial. Saya sendiri baru mencicipi Sarsaparila di Warung B2 BIE yang berada di sekitaran UIN Sunan Kalijaga (Hahaha ironis yang menguntungkan bagi orang seperti saya ^^ ).
Indo Saparella dan Sarsaparila minuman yang menyenangkan. Rasanya unik. Bisa dibilang mirip seperti rootbeer karena memang sama-sama terbuat dari akar tanaman. Bahan baku utama minuman yang satu ini adalah tanaman sarsaparilla. Jika suka sama yang ribet-ribet, sebut saja Smilax regelii (jika merujuk website Indo Saparella) atau Smilax aristolochiaetolia (versi Idha Saraswatinya Kompas). Sejenis tanaman perdu yang merambat dan berduri. Smilax sebenarnya tanaman aslinya wilayah tropis Amerika dan Hindia Barat. Di Yogyakarta, kita dapat menemukannya di sekitar Umbulharjo yang terletak di pinggiran kota.
Nama sarsaparilla berasal dari berasal dari kata zarzaparilla. Dalam bahasa Spanyol, kata “zarza” memiliki arti semak-semak sedangkan “parilla” itu “tanaman anggur yang kecil”. Di luar negeri, sarsaparilla sudah dikenal sejak lama. Tidak hanya sebagai minuman tetapi juga penyedap rasa makanan dan obat-obatan tradisional. Mengalami puncak popularitas pada pertengahan 1800-an.
Minuman versi asli sarsaparilla terbuat dari akar-akaran smilax yang dikeringkan. Setelah itu sarsaparilla ditambah dengan air karbonasi sebagai penambah aroma minuman. Air karbonasi ya, bukan alkohol! Jadi kategorinya soff drink, bukan hard drink. Karbonasi itu terjadi ketika karbondioksida dilarutkan ke dalam air atau larutan encer lainnya. Sekilas tentang soft drink, ternyata ada banyak nama untuk soft drink. Orang di Amerika serikat menyebutnya sebagai soda, soda pop, pop, atau tonik (khusus di daerah Timur Laut AS. Orang Kanada juga mengenal soft drink dengan nama soda atau pop. Sementara itu orang Inggris menggunakan istilah fizzy drink dan terkadang orang Irlandia memakai istilah minerals.
Sekali lagi, tidak ada alkohol. Jadi masih aman di gigi tetapi tetap menyegarkan dahaga. Kemungkinan keropos masih jauh lebih cepat dibandingkan ketika menegak “Bukalah Semangat Baru” dan sejenisnya ^^. Palingan tidak aman di kantong. Hehehe…
Sarsaparila memang terlihat secara kasat mata seperti minuman abad jahiliyah. Botolnya kaca seperti minuman limun pada umumnya namun menggunakan penutup dari kayu yang dijepit dengan besi. Label namanya pun sederhana. Hanya kertas fotocopy berwarna kuning. Besar kemungkinan kita khawatir ketika pertama kali melihatnya. Tapi aman kok! Setidaknya ada tulisan izin dari Departemen Kesehatan di kertas labelnya. Penampilan boleh jadul kendati demikian tidak dengan harganya. Harga sebotol Sarsaparila sekitar Rp8.000-Rp9.000. Lumayan mikir juga kalau terlalu sering belanja Sarsaparila.
Versi modern Sarsaparila tertuang dalam minuman cantik bermerek Indo Saparella. Hendrawan Judianto dan lima orang rekannya memiliki alasan tersendiri ketika mendirikan Dea & Jes Tirta Seger Beverages, produsen Indo Saparella. Target konsumen Indo Saparela itu masyarakat modern yang banyak menghabiskan waktu bersantapnya di restoran, rumah makan, kafe, dan sebaginya. Botolnya memang indah dilihat mata. Mirip seperti botol jin tapi terbuat dari bahan dasar kaca. Siapkan saja uang Rp3.000-Rp6.000 untuk menikmati 300 ml Indo Saparella atau Rp6.000-Rp10.000 jika berminat membawa pulang botol cantik itu.
Silahkan mencari Sarsaparila ataupun Indo Saparella dimanapun itu. Tapi rasanya kurang lengkap kalau belum mencoba rootbeer local ketika berkunjung ke Yogyakarta. Selamat mencoba!
Selidik punya selidik ternyata Indo Saparella diadaptasi dari Sarsaparila. Minuman yang pernah populer di wilayah Yogyakarta. Pernah? Hooh! Sekarang katanya jarang sekali nongol di tempat-tempat komersial. Saya sendiri baru mencicipi Sarsaparila di Warung B2 BIE yang berada di sekitaran UIN Sunan Kalijaga (Hahaha ironis yang menguntungkan bagi orang seperti saya ^^ ).
Indo Saparella dan Sarsaparila minuman yang menyenangkan. Rasanya unik. Bisa dibilang mirip seperti rootbeer karena memang sama-sama terbuat dari akar tanaman. Bahan baku utama minuman yang satu ini adalah tanaman sarsaparilla. Jika suka sama yang ribet-ribet, sebut saja Smilax regelii (jika merujuk website Indo Saparella) atau Smilax aristolochiaetolia (versi Idha Saraswatinya Kompas). Sejenis tanaman perdu yang merambat dan berduri. Smilax sebenarnya tanaman aslinya wilayah tropis Amerika dan Hindia Barat. Di Yogyakarta, kita dapat menemukannya di sekitar Umbulharjo yang terletak di pinggiran kota.
Nama sarsaparilla berasal dari berasal dari kata zarzaparilla. Dalam bahasa Spanyol, kata “zarza” memiliki arti semak-semak sedangkan “parilla” itu “tanaman anggur yang kecil”. Di luar negeri, sarsaparilla sudah dikenal sejak lama. Tidak hanya sebagai minuman tetapi juga penyedap rasa makanan dan obat-obatan tradisional. Mengalami puncak popularitas pada pertengahan 1800-an.
Minuman versi asli sarsaparilla terbuat dari akar-akaran smilax yang dikeringkan. Setelah itu sarsaparilla ditambah dengan air karbonasi sebagai penambah aroma minuman. Air karbonasi ya, bukan alkohol! Jadi kategorinya soff drink, bukan hard drink. Karbonasi itu terjadi ketika karbondioksida dilarutkan ke dalam air atau larutan encer lainnya. Sekilas tentang soft drink, ternyata ada banyak nama untuk soft drink. Orang di Amerika serikat menyebutnya sebagai soda, soda pop, pop, atau tonik (khusus di daerah Timur Laut AS. Orang Kanada juga mengenal soft drink dengan nama soda atau pop. Sementara itu orang Inggris menggunakan istilah fizzy drink dan terkadang orang Irlandia memakai istilah minerals.
Sekali lagi, tidak ada alkohol. Jadi masih aman di gigi tetapi tetap menyegarkan dahaga. Kemungkinan keropos masih jauh lebih cepat dibandingkan ketika menegak “Bukalah Semangat Baru” dan sejenisnya ^^. Palingan tidak aman di kantong. Hehehe…
Sarsaparila memang terlihat secara kasat mata seperti minuman abad jahiliyah. Botolnya kaca seperti minuman limun pada umumnya namun menggunakan penutup dari kayu yang dijepit dengan besi. Label namanya pun sederhana. Hanya kertas fotocopy berwarna kuning. Besar kemungkinan kita khawatir ketika pertama kali melihatnya. Tapi aman kok! Setidaknya ada tulisan izin dari Departemen Kesehatan di kertas labelnya. Penampilan boleh jadul kendati demikian tidak dengan harganya. Harga sebotol Sarsaparila sekitar Rp8.000-Rp9.000. Lumayan mikir juga kalau terlalu sering belanja Sarsaparila.
Versi modern Sarsaparila tertuang dalam minuman cantik bermerek Indo Saparella. Hendrawan Judianto dan lima orang rekannya memiliki alasan tersendiri ketika mendirikan Dea & Jes Tirta Seger Beverages, produsen Indo Saparella. Target konsumen Indo Saparela itu masyarakat modern yang banyak menghabiskan waktu bersantapnya di restoran, rumah makan, kafe, dan sebaginya. Botolnya memang indah dilihat mata. Mirip seperti botol jin tapi terbuat dari bahan dasar kaca. Siapkan saja uang Rp3.000-Rp6.000 untuk menikmati 300 ml Indo Saparella atau Rp6.000-Rp10.000 jika berminat membawa pulang botol cantik itu.
Silahkan mencari Sarsaparila ataupun Indo Saparella dimanapun itu. Tapi rasanya kurang lengkap kalau belum mencoba rootbeer local ketika berkunjung ke Yogyakarta. Selamat mencoba!
Nasi Campur B2 Jogja, Sate B2, Babi Merah, Mie Titee, Mie Babi Panggang, Mie Babi Hong,Mie Babi Merah, Sayur Asin Bakut, Baikut Sayur Asin, Bakut Sayur asin, Babi Panggang, Daging B2, Sayur Asin Baikut, Kuliner Jogja, Bie Jogja, B2 Jogja, Babi Jogja, Pork Jogja, Jogja, Nasi Campur Babi, Babi Merah panggang, special menu B2, Sate Special B2, Sate Babi Enak, Sayur Asin Babi, Special Sate Babi, Sate Babi Jogja, Khas Babi Jogja, Spesial Masakan B2 Jogja, Babi Panggang Enak
ReplyDeleteSpesialis Masakan Babi / B2 / Bie buka di :
ALAMAT : Kompleks Pertokoan Bah Petruk Baru Jogja
Jl.Brigjend Katamso 33 Gondomanan Yogyakarta Indonesia 55122
CP : 0818.260.783(XL) / 76C040F8 (DEWI)
Twitter : @warung52_yk
Fb : waroeng52
Fb Fanpage : nasicampurbabi
Blog 1 : http://nasicampurbabi.blogspot.com/
Blog 2 : http://Warung52.wordpress.com/
Linkedin : warung52
Path : warung52
Foursquare : Warung Nasi Campur B2 & Sate B2
WA : 0818.260.783
Instagram : Warung52
Email Google: warunglimadua@gmail.com
Email Yahoo : warung52@yahoo.com
Google+ : Warung52
Subscribe Youtube : Warunglimadua
Tumblr : Warung52
Google Maps : Warung Nasi Campur & Sate Babi "52"