Wednesday, August 5, 2009

Berilah Kekuatan & KeajaibanMU..

Sore ini pikiran gw masih ga tentu juntrungannya. Letih tp gw ga boleh berhenti. Kali tak mengapalah kesehatan gw jd taruhannya. Anggaplah ini konsekuensi semua pilihan membanggakan yg gw laluin selama 3 thn lalu. Seperti pola pikir perempuan jalang yg "kebetulan" jd ibu Dave Pletzer dalam A Child Called it, anggap aja gw anak nakal yg layak "hukuman" ini. Sudah cukup hura-hura, petualangan, dan sukacita bersama mereka dalan dunia hitam yg penuh candu itu. Sekarang waktunya bayar harga!


Gw masih kuat dan emang musti tetep kuat. Bukan demi gw tapi demi mereka. Karna gw dah lama ga peduli sama diri sendiri. "Poy, slesain ya. Lakuin buat gw.." Kalimat yang menyesakan dada. Jauh lebih menusuk dibandingin ambisi seorang perempuan kecil yang sudah lama ingin menyandang gelar CEO.


Kuat, kuat, dan kuat. Epoy musti kuat. Singkirin semua air mata dari relung itu. Gw ga boleh nyerah. Sampai mati skalipun.. Cukupkan diri dengan Tuhan ketika berjuang dalam malam dan temannya. Yg penting gw ga sendiri kan. Dengan atau tanpa siapapun, gw musti bisa terus bangun.


Gw emang ga sendiri. Selalu ada berkaleng-kaleng Green Sands, kopi kesukaanku, You C 1000 dan variannya, pocari sweat, 5130, serta laptop Quantell gw yg ga pernah ada matinya nemenin dr pagi, siang, sore, malem, ampe pagi lagi. Biar ucapan Paulus jadi peneguhan buat gw. Terserang mau dibilang religius atau agamis yg terkadang sering ketemu sama yg namanya kemunafikan, gw tetap mengamini ucapan rasul hebat yang satu itu :

"Di dalam kelemahanku, DIA membuat aku kuat."


amin..

1 comment:

  1. haha, ego manusia versus "pengorbanan".

    selalu menciptakan diri, seolah-olah mereka mahluk paling mulia. manusiawi. tak pernah ada manusia yang ingin terlihat buruk kan? karena mereka meyakini mereka tercipta sebagai mahluk paling mulia.

    terkesan menghakimi? mungkin iya! (mungkin tanpa "mungkin", hanya "iya!").
    iya menghakimi! aku menghakimi hidupku(terserah jika dirimu jg memilih untuk merasa terhakimi, itu pilihanmu kawan).
    "aku bertahan demi kalian. demi kau ayahku dan bundaku", tapi ternyata tidak, lebih sering aku bertahan karena egoku, karena aku terlalu sayang dengan diriku sendiri, karena AKU JENGAH MENDENGAR SELENTINGAN mereka. Karena AKU TAK INGIN MELIHAT mereka KECEWA LEBIH LAMA.
    karena AKU....bukan karena mereka!!!!!

    hihi....

    ReplyDelete