Friday, October 23, 2009

Merekam Jejak Sang Malam

Kepada engkau Sang Malam yang lebih memuja bahasa di atas sebuah harapan dan keajaiban. Sampai kapanpun kau akan tetap menjadi badai. Kehadiranmu jadi titik awal porak-porandanya sebuah nilai dan cinta yang terus kau anggap utopis. Kehancuran bagi kehancuran selanjutnya.

Ya, itu merupakan konsekuensi dari berbagai langkah yang diayunkan dengan sepenuh keyakinan. Tanpa rasa ragu sedikitpun!

Sang malam memang tidak pernah bermain dengan kata-kata. Dia memang paham, bahasa adalah pisau bermata dua. Kata-kata bisa menjadi tangga untuk mencapai nirwana. Tapi sayatan kata-kata bisa lebih menyakitkan dibandingkan sebuah bogem mentah.

Dan itulah keputusannya..

Saat terakhir kalinya berhembus, Hanya sebentar tapi maha dahsyat meluluhlantahkan semua yang ada lalu meninggalkan jejak yang perih. Berpura-pura tak pernah mengenal makna "irreversible".


Namun maaf, sampai kapan pun bonsai kecil akan tetap menjadi palsu. Selalu ada jawaban :"baik-baik aja!" atas pertanyaan :"apa kabar?".


Hanya jangan ada nama "V" lagi.
V sudah meranggas.
Dan mati..


Adios mi Elnino,
Bye!

No comments:

Post a Comment