Wednesday, December 2, 2009

Kamu di Sana

Kamu di sana. Masih tetap gayamu yang sama di hari spesialmu. Melangkah maju menuju tempatku berdiri. Kita pun melangkah bersama.

Kamu di sana. Menggenggam tanganku ketika pikiranku terbang menuju ingatan masa lalu yang membuatku ingin melempar layar itu. Seakan hendak berkata "aku di sini". Intuisi itu kembali benar! seharusnya aku memang tidak menyaksikan film sialan itu. Tak peduli seluruh perempuan di dunia menggilai pemain utamanya. Menatap beberapa adegan itu hanya membuatku kembali menangis. Dan kamu ada di sana. Mengembalikanku kembali dari alam bawah sadar yang rasanya ingin mati saja.

Kamu di sana. Lelah. Tapi aku masih tidak bisa berbuat banyak. Maaf.. Hanya ini yang bisa aku katakan. "I need you". Karena aku begitu menyayangimu. Aku yang tidak sempurna dan penuh dengan kekacauan. Entah apa jadinya jika kamu kembali pergi lagi dari hidupku.

Kamu di sana. Semoga aku masih bisa mengucapkan kalimat ini. 7 tahun lagi, 17 tahun lagi, 27 tahun lagi, 37 tahun lagi, 47 tahun lagi, 57 tahun lagi, 67 tahun lagi, 77 tahun lagi, hingga Tuhan berkata sudah cukup. Sehingga setiap kali aku terjerembab, aku bisa memejamkan mata, aku berdoa kepadaNya, aku mohon tuntunanNya, aku berkata amin, aku membuka mata dan aku melihat kamu lalu berkata : "Ah trimakasih Tuhan, dia masih di sana".

Selamat Ulang Tahun Ben,
Te Amo!

Friday, November 6, 2009

Jadi Ga Enak

Sore hari di seputaran Jalan Riau, Bandung. Masih dengan perut yang masih ga enak banget. Semakin ga enak ketika melihat dua spanduk besar di depan Gedung Dharma Wanita. Satu membuatku tersenyum lega karena tugasku nyaris selesai. Namun ternyata di sampingnya ada spanduk yang membuat perut ini mual.

Spanduk pertama merupakan iklan acara West Java International Expo yang akan diadakan pada 8-11 November 2009 di Mansion Pine Hotel, Kota Baru Parahyangan, Bandung. Kebetulan, EO-nya adalah salah satu partner yang sering meminta bantuan saya ketika masih bekerja di SINDO Jabar. Saya bertugas mengoordinir mahasiswa-mahasiswa sastra inggris, jepang, dan perancis. Ternyata kami malah kebanjiran peminat! Endingnya ga enak karena mesti mengeliminasi. Tapi semoga bisa disiasati agar semua calon peserta bisa gabung.

Nah spanduk yang kedua itu spanduk acara Hot Care Expo. Panik banget karena ternyata saya menemukan logo Kadin di bagian bawah spandk ketika saya ingin melihat siapa EO-nya. Duduls, duduls, duduls!!!! Jadi ngerasa ga enak karena sekarang dah hampir 5 bulan absen di Kadin. Aduhhhhhhh jadi deg-degan. Baru sadar, saya emang pernah melihat acara ini di draft kerja 2009 Kadin Jabar. Arggggggghhhhh......... ga tau deh musti gimana kalo nanti ketemu Kang Yudi, dan orang-orang di Majalah Kadin Jabar. Duhhh maapppp ya semua. :(

Stop This Train

This is me. Returning to be an insomnia man just because i cant control the fear of mine. Trying to calm my mind, i'm listening "Stop This Train"

...Stop this train
i wanna get off
and go home again
i cant take the speed its moving in
i know i can
cause now i see i'll never stop this train...
-John Mayer-

Sunday, November 1, 2009

Hope of Love & Season of Love

Beberapa hari lalu aku nemuin dua tulisan yang senyum-senyum sendiri. Dua notes ini dipublikasikan dalam sebuah situs pertemanan.

Judulnya "Hope of Love" dan "Season of Love". Hampir sama kan judulnya. Isinya juga sama. Temanya sama, struktur tulisan sama, bahkan gambar yang digunakan sebagai dekorasi juga sama.

Dua tulisan ini sama-sama bercerita tentang cinta yang sudah sekian lama mereka nantikan. Cinta yang terpendam yang akhirnya bisa mereka dapatkan. Lalu mereka sama-sama berharap agar Tuhan bisa merestui dan mendampingi dalam perjalanan cinta itu. Karena cinta mereka yang sekarang itu bukan sekedar cinta monyet tetapi cinta yang mereka harapkan terus ada sampai masa selanjutnya. Kedua penulis sama-sama mengakhiri tulisan dengan ilustrasi berbentuk hati. Tulisan yang satu menggunakan ikon hati dari sepasang sayap berwarna putih sedangkan yang satu lagi dari sepasang penguin. Lucu lucu... Aku suka.. Dan, aku slalu sayang sama kedua penulisnya.

PS : "Hope of Love" ditulis pada Januari 2009 oleh Ruben F Knehans, sahabat usil sekaligus lelaki terkasihku. Sementara penulis "Season of Love" adalah adik lelakiku yang Si Iseng bernama Yohandy "Selfcenterism" Handoyo Panjaitan yang mem-publish pada Oktober 2009.

Sunday, October 25, 2009

Ms. Evi Panjaitan

One message made me smile. The sender wrote it right.

Yups, i'm kind of a serious woman when talking about several things. Even when i was a teenager. Sometimes look like 10 year older than my real age. The talkative me!

But it still Ms. Evi Panjaitan.
Not yet Mrs. Evi Panjaitan. :-)

Friday, October 23, 2009

Ini Hari Cherista

23 oktober 2009

Hari ini Hari Cherista.
Harinya Jojo juga.
Slamat ulang taun.
Cherista udah tujuh tahun.

Aku suka!

Merekam Jejak Sang Malam

Kepada engkau Sang Malam yang lebih memuja bahasa di atas sebuah harapan dan keajaiban. Sampai kapanpun kau akan tetap menjadi badai. Kehadiranmu jadi titik awal porak-porandanya sebuah nilai dan cinta yang terus kau anggap utopis. Kehancuran bagi kehancuran selanjutnya.

Ya, itu merupakan konsekuensi dari berbagai langkah yang diayunkan dengan sepenuh keyakinan. Tanpa rasa ragu sedikitpun!

Sang malam memang tidak pernah bermain dengan kata-kata. Dia memang paham, bahasa adalah pisau bermata dua. Kata-kata bisa menjadi tangga untuk mencapai nirwana. Tapi sayatan kata-kata bisa lebih menyakitkan dibandingkan sebuah bogem mentah.

Dan itulah keputusannya..

Saat terakhir kalinya berhembus, Hanya sebentar tapi maha dahsyat meluluhlantahkan semua yang ada lalu meninggalkan jejak yang perih. Berpura-pura tak pernah mengenal makna "irreversible".


Namun maaf, sampai kapan pun bonsai kecil akan tetap menjadi palsu. Selalu ada jawaban :"baik-baik aja!" atas pertanyaan :"apa kabar?".


Hanya jangan ada nama "V" lagi.
V sudah meranggas.
Dan mati..


Adios mi Elnino,
Bye!

Wednesday, August 5, 2009

Berilah Kekuatan & KeajaibanMU..

Sore ini pikiran gw masih ga tentu juntrungannya. Letih tp gw ga boleh berhenti. Kali tak mengapalah kesehatan gw jd taruhannya. Anggaplah ini konsekuensi semua pilihan membanggakan yg gw laluin selama 3 thn lalu. Seperti pola pikir perempuan jalang yg "kebetulan" jd ibu Dave Pletzer dalam A Child Called it, anggap aja gw anak nakal yg layak "hukuman" ini. Sudah cukup hura-hura, petualangan, dan sukacita bersama mereka dalan dunia hitam yg penuh candu itu. Sekarang waktunya bayar harga!


Gw masih kuat dan emang musti tetep kuat. Bukan demi gw tapi demi mereka. Karna gw dah lama ga peduli sama diri sendiri. "Poy, slesain ya. Lakuin buat gw.." Kalimat yang menyesakan dada. Jauh lebih menusuk dibandingin ambisi seorang perempuan kecil yang sudah lama ingin menyandang gelar CEO.


Kuat, kuat, dan kuat. Epoy musti kuat. Singkirin semua air mata dari relung itu. Gw ga boleh nyerah. Sampai mati skalipun.. Cukupkan diri dengan Tuhan ketika berjuang dalam malam dan temannya. Yg penting gw ga sendiri kan. Dengan atau tanpa siapapun, gw musti bisa terus bangun.


Gw emang ga sendiri. Selalu ada berkaleng-kaleng Green Sands, kopi kesukaanku, You C 1000 dan variannya, pocari sweat, 5130, serta laptop Quantell gw yg ga pernah ada matinya nemenin dr pagi, siang, sore, malem, ampe pagi lagi. Biar ucapan Paulus jadi peneguhan buat gw. Terserang mau dibilang religius atau agamis yg terkadang sering ketemu sama yg namanya kemunafikan, gw tetap mengamini ucapan rasul hebat yang satu itu :

"Di dalam kelemahanku, DIA membuat aku kuat."


amin..

Wednesday, July 8, 2009

BRIDE AND PREJUDICE

Beberapa hari lalu Global TV menayangkan Bride and Prejudice. Akhirnya gw nonton juga versi Indianya film. Pride and Prejudice. Sampe sekarang gw memang belum baca novelnya Jane Austeen tapi gw selalu tergila-gila sama Pride and Priejudice. Kisahnya romantis namun tetep punya isi. Seenggaknya mengajarkan diri gw biar ga terlalu angkuh dan ga menjatuhkan prasangka sebagai justifikasi terhadap seseorang. The more you hate someone, the more he fills you mind. Jangan terlalu membenci seseorang dan jangan juga terlalu gampang memandang remeh sesuatu.

Bride and Prejudice serta Pride and Prejudice mengangkat tema yang sama. Bercerita tentang upaya dua orang yang berbeda latar belakang kehidupan namun akhirnya disatukan oleh cinta. Standar sih. Yang membuat film ini berbeda itu menggunakan latar belakang yang sangat natural sekali. Kalau di Pride and Prejudice memakai setting tempat Inggris dan waktu sekitar abad pertengahan. Sedangkan Bride and Prejudice merupakan perpaduan tiga negara di masa moderen yakni India, Inggris, dan Amerika Serikat.

Miskin vs Kaya
Kisah Bride and Prejudice dimulai dari tiga orang yang terkesima dengan kondisi Kota Amitsar, India. Ekspresi ketiganya bervariasi. Baltaj dan adiknya yang memang orang India kewarganegaraan Inggris sudah terbiasa dengan kumuhnya kondisi negara tersebut. Baltaj cenderung antusias karena hendak menghadiri pernikahan saudaranya. Tidak muluk-muluk, dia berharap dapat menemukan perempuan India yang dapat menambat hatinya dalam upacara pernikahan. Adiknya Baltaj (kalo ga salah namanya Tina) memang agak risih dengan kultur India namun masih dapat menguasai dirinya. Berbeda dengan keduanya, William Darcy sama sekali tidak menyukai segala hal yang ada di Amitsar. Dia benar-benar merasa menderita harus tinggal di sana selama 14 hari. Kehadirannya di India memang bukan untuk bersenang-senang, apalagi berjoget-joget sambil memakan suguhan yang dia curigai dapat menghancurkan pencernaan dalam sekejab.

Will Darcy merupakan anak pasangan pengusaha ternama asal Los Angeles yang punya hotel di berbagai negara. Keluarganya ingin mengembangkan usaha dengan membangun hotel di India. Menurut Keluarga Darcy, India terlalu kumuh sehingga jarang dipandang sebagi objek pariwisata bagi kalangan jetset. Orang-orang kaya bersedia mengeluarkan uang berapa pun demi mendapat suasana yang nyaman. Sekalipun harga sewa kamar bisa mencapai 5.000 dollar/malam [yang kala itu nilainya setara dengan bertahun-tahun upah para pekerja di Amitsar].

Pada periode ini seorang perempuan tidak diperkenankan untuk belajar. Indikator perempuan yang berkualitas itu cantik, bersih, pintar menari, dan penurut. Membuka diri terhadap hal-hal baru sama artinya dengan pembangkang. Perempuan kaya gini dicap sebagi calon menantu kurang ajar karena pasti ga bakal tunduk sama suami.

Dalam kurun waktu yang sama pula, kelas menentukan posisi seseorang dalam pergaulan dan jadi pengaruh ketika mencari suami atau istri. Pernikahan dengan seseorang yang berada dalam kelas berbeda akan menjatuhkan prestise. Tidak perduli walau sudah bangkrut, yang pentig gaya! Seenggaknya bungkus yang menarik bisa menarik perhatian para pria-pria lajang yang kaya. Soal cinta itu nomer seribu. Money, money, and Money. Lebih terutama berapa penghasilan selama setahun ketimbang etika dan moral seorang pria.

Sukacita pernikahan merubah segalanya. Para perempuan terlihat begitu cantik seperti pisau yang tajam. Menggoda tapi berbahaya. Menggoda karena keindahannya namun berbahaya karena para ibu-ibu yang ada di sana berlomba mencari lelaki kaya untuk dijodohkan kepada putri-putrinya. Putri-putri dari keluarga Bakshi jadi primadona. Baltaj langsung jatuh cinta kepada Jaya Bakshi, si putri pertama. Sementara Mr Darcy tidak mampu menahan diri ketika melihat pesona Lalita Bakshi, si putri kedua. Kisah Baltaj dan Jaya tergolong lancer karena keduanya saling klik. Berbeda dengan Lalita dan Willam. Lalita hobi mengatai William karena dia selalu menemukan sisi angkuh William. Di mata Lalita, William itu seorang hipokrit yang tidak punya perasaan terhadap orang dari negara miskin.

William sangat bertolak belakang dengan Johnny Wickham. Lalita mengenalnya ketika Baltaj mengajak Jaya dan dirinya berkunjung ke sebuah hotel di Goa yang ingin dibeli Darcy. Johnny seperti Prince Charming yang langsung menarik hati Lalita dengan semua keramahan [khas pria gombal! Hehehe ini sih murni opini pribadi]. Lalita pun tidak sungkan mengajak Wickham berkunjung dan menginap di rumahnya. Wickham mengaku ingin belum pernah mengunjungi Golden Temple di Amitsar padahal sampai hari terakhirnya di Amitsar Mr Wickham tidak terlihat tertarik sedikitpun dengan kota tersebut. Kedekatan Wickham dengan Lalita membuat Darcy mundur. Darcy, Baltaj, dan adiknya pun kembali ke negara masing-masing.

Mereka kembali bertemu di London. Keluarga Bakshi hendak mengunjungi pernikahan Kholi Saab dan Chandra Lamba di California. Kholi Saab itu seorang akuntan yang sangat mengagung-agungkan Amerika Serikat untuk menarik perhatian para perempuan di India. Obesesinya pada AS tidak membuat dia tertarik memperisitri perempuan asing dan lebih memilih perempuan tradisional di India. Kholi berpikir setiap perempuan di India pasti takjub dengan dirinya yang saking mapannya sudah memiliki Green Card. Tapi dia ditolak mentah-mentah oleh Lalita. Beruntung akhirnya Chandra Lamba, sahabat Lalita yang punya kepribadian bertolak belakang dengan Lalita, mau menerima pinangan Kholi. Chandra dan Kholi melaksanakan pesta pernikahan mereka di Los Angeles dan mengundang keluarga Lalita untuk hadir.

Perjalanan London – LA mulai mengubah cara pandang Lalita tentang William sang Mr Pride. Supaya bisa berdekatan dengan Lalita, Will menukar tempat duduknya di kelas satu British Airways dengan kursi Mrs Bakshi di kelas ekonomi. Lalita yang awalnya risih mulai bisa menerima kehadiran Will namun kembali gusar ketika pembicaraan beralih tentang Wickham. Romantisme ala Darcy dan Bakshi pun dimulai. Pernikahan Kholi – Chandra yang berlangsung di hotel keluarga Darcy yang berada di kawasan Beverly Hills membuat intensitas pertemuan Will dan Lalita semakin tinggi. Lalita yang cerdas semakin mempesona William. Selama ini tidak ada satu pun perempuan yang tahan berada di dekat Mrs Darcy namun Lalita mampu menjatuhkan pandangan Mrs Darcy tentang India.

Kisah cinta Lalita dan William tidak berlangsung lama. Mrs Darcy sengaja membawa Anne, “pacar” William dari New York, ke pesta pernikahan. Georgina, adik William, tak sengaja memberitahu Lalita bahwa kakaknyalah yang menjadi otak pemisahan Baltaj dan Jaya. William memang beranggapan Mrs Bakshi sengaja menjodohkan Jaya dengan Baltaj agar bisa lepas dari kemiskinan. Wiil ga ngeh kalu Baltaj dan Jaya benar-benar saling jatuh cinta dan saling menderita ketika keduanya terpisah. Tapi Lalita sudah terlanjur hancur sehingga menolak William yang hendak ingin meminangnya.

Lalita yang patah hati langsung pulang ke London bersama keluargganya. Di London, Lalita semakin merana karena adik terkecilnya membuat masalah. Lakhi Bakshi kabur bersama Johnny Wickham. Kehadiran William yang menyusul Lalita ke London menjadikan dirinya sebagai pahlawan di keluarga Bakshi. William akhirnya menceritakan alasan mengapa dia sangat membenci Wickham. Ternyata Wickham yang sudah dianggap sebagi anak sendiri bagi ayah William malah menjadi penghancur keluarga Darcy. Wickham menghamili Gerogina agar bisa mendapatkan jatah warisan dari Mr Darcy. Karena upayanya gagal, Wickham hidup ga jelas di rumah perahunya.

William dan Lalita akhirnya berhasil menemukan Johnny dan Lakhi di London Eye. Itu tuh, Kincir Raksasa-nya London yang keren banget dan selalu muncul di setiap film India :P… William pun menghajar Johnny habis-habisan di bioskop yang muterin film Bollywood. Johnny yang ketahuan bermuka dua dan playboy sejati karena keceplosan mengaku masih mengharapkan Lalita dapet tamparan asoy dari Lalita dan Lakhi di hadapan seantero penonton. Lagian, berantem di dalem studio bioskop siy!

Ending ketebak. Lalita dan keluarganya berterimakasih banget ke William Darcy. Baltaj akhirnya kembali ke Jaya. Mereka bertunangan di India. Dalam pesta pertunangan, William menceburkan diri dalam budaya India dengan menjadi penabuh gendang pada pesta pertunangan Jaya dan Baltaj. Film ditutup dengan pesta pernikahan Baltaj – Jaya dan William – Lalita.


Bride and Prejudice yang Kurang Pride and Prejudice
Yups, menurut gw kurang greget. Penokohan yang paling kerasa kurang pas pada sosok William Darcy. Mungkin karena salah orang kali ya. Tokoh Darcy di Bride anf Prejudice itu diperanin Martin Henderson. Si biker tampan dari film Torque. Entahlah, di Bride and Prejudice dia tidak terlihat setangguh ketika menjadi pembalap. Sisi cute Henderson lebih mendominasi. Kurang matang dan kurang angkuh dibandingin Marc Darcy di Pride and Prejudice versi BBC yang diperankan oleh Colin Firth. Walau memang sih lebih cakep kalo dibandingin Pride and Prejudice versi Hollywood.

Tapi bagaimanapun juga, Marc Darcy itu sosok yang pride sekali, alias angkuh! Henderson pun kelihatan kurang greget ketika adegan berantem sama Wickham. Penokohan Mr Darcy ga dapet di pikiran gw ketimbang tokoh lain seperti Wickham yang playboy bajingan, Lalita yang gampang punya prejudice tentang seseorang, Kholi Saab yang terlihat nerd dengan narsisme dirinya akan sebuah amerika, hingga Mr dan Mrs Bakshi.

Lalita diperanin oleh Aisywara Rai. Di Pride and Prejudice, tokoh Lalita bernama Elisabeth Bennet sedangkan Jaya Bakshi sama dengan Jane Bennet. Karakter Rai hampir sama seperti Keira Knightley di Pride and Prejudice versi Hollywood. Mereka sama-sama pemberani dan galak! Tapi ga bisa menyamai Lizzy Bennet versi BBC yang mempunyai sisi pemberontak, nekat, berani, kuat, pintar, dan lembut sekaligus. Tapi secara keseluruhan, peran Rai mantaps juga karena India memang memiliki kultur yang berbeda dibandingin Inggris.

Intinya? Bride and Prejudice boleh jugalah! Tapi, Mark Darcy-nya Colin Firth tetap tiada duanya...

Saturday, July 4, 2009

Intuisi..

"Intuisi ini membunuhku!"
Hmmm.. mungkin itu kalimat yg jadi tema hidup gw selama bulan Juni kemarin. Rada-rada lebay siy tp gw bener-bener jadi parno ga jelas gara-gara kepekaan gw yang satu itu. Bawaannya khawatir mulu. Slalu bertanya dalam hati : "Duh Gusti sekarang siapa lagi ya yang cilaka?"

Dalam beberapa tahun terakhir sejak tinggal di Jatinangor dan Bandung, gw punya kebiasaan aneh yang rada susah dijelasin dengan kata-kata. Entah kenapa, ada perasaan yang muncul dalam diri gw ketika ada sesuatu yang buruk terjadi dalam diri orang-orang yang gw sayangin. Rasanya tuh gw jadi kaya punya radar yang menyala tiap ada (dan akan ada) bencana. Ga peduli itu berskala 0 ato 7 skala ritcher, tuh radar pasti langsung aktif. Hehe.. ini namanya peringatan bencana ala evi panjaitan. Perasaan itu kadang lebih kuat dibanding perasaan ketika gw sendiri yang akan mengalami peristiwa ga enak. Kebiasaan yang aneh sih karena gw emang ga terlalu peduli sama diri sendiri :-P

Nah selama bulan kemaren bisa dibilang gw lg panen intuisi. Frekuensi kemunculan kepekaan itu tinggi banget. Udah gitu cara kemunculannya pun makin aneh dan bikin gw nyesek banget. Yang paling nyebelin, hampir semuanya jadi kenyataan. Sebagian kecil lainnya ga tau menimpa siapa.

Sebut aja si A yang kecelakaan ampe kakinya patah. Jauh sebelum gw dapet kabar soal si A, gw sempet dapet perasaan aneh. Abis itu si A muncul di mimpi gw. Dia bilang mau pamit pergi ke suatu negara yang jauh dari suasana Indonesia. Di mimpi itu tumben-tumbenan gw ga mau dia pergi padahal gw tahu bagaimana kemampuan dia bertahan hidup. Dia itu seorang survivor walau dalam gaya yang eksentrik. Biasanya gw percaya sama dia tapi tidak kali itu. Akhirnya dia tetep pergi setelah ngeyakinin diri gw kalo dia bakal baik-baik aja. Di penghujung Juni temen kami kasih kabar kalo si A kecelakaan. Kakinya sampe di-gibs saking parahnya.

Ato si B. Bagi gw dia itu udah kakak gw sendiri. Tapi si B masuk dalam kategori kakak yang hobi gerocikin adeknya di kondisi apapun. Dalam keadaan 100% sehat aja dia doyan minta dibantuin ngerjain hal-hal yang super nyebelin, apalagi pas lagi tumbang. Kabar kalo dia sakit itu berarti hari-hari gw bakal penuh dengan rasa panik. Kondisi badan manusia yang satu itu udah rusak berat. Kena zat aneh dikit aja bisa langsung... ah pokoknya ribet deh. Gw jadi trampil jadi tukang ojek yang siaga mondar mandir ke tempat gw -lapangan - tempat si kakak - lapangan - rumah sakit - markas gw - UGD - tempat gw lagi. Untung gw jagoan neon. Hehe.. Lepas dari kasus si A, sekarang giliran si B. Gw udah standby pas jam 1 pagi si B nelpon. Satu kalimat dari dia bikin gw senyum-senyum sendiri soalnya dari malemnya gw udah dapet feeling si B kayanya bakal kenapa-kenapa. Jadi deh gw nunda pengungsian ke jatinangor sampe ada kabar dari dia. Dan, ternyata bener lagi!

Selanjutnya giliran si D, my brother in Negara Kurawa. Sakitnya makin parah ampe dia musti berobat ke pengobatan alternatif. Suatu hari gw ngerasa ga enak banget cuma bisa anter dia sampe rumah sodaranya. Padahal dia dah sempoyongan. Malemny gw gelisah. Mo sms tp ga punya pulsa. Kmrn gw br tau tnyata dia mlm itu diopname ampe 2 hr.

Di waktu yang agak berdekatan gw juga baru dapet peristiwa ga enak. Perasaan gw sangat ga enak. Gw nahan diri ga tidur biar bisa ngontrol pikiran gw. Ternyata itu tanda kalo usulan masalah buat skripsi gw ditolak untuk ketiga kalinya! Pdhl gw cuma punya waktu tiga bulan buat lulus ato didepak dengan tidak hormat oleh Ganjar Kurnia. Bagi gw, itu mimpi buruk..

Opung kesayangan gw meninggal, motor gw nyaris dicuri, ade gw putus dr pacar idamannya, gw musti ulang job training (huiks!), huhuhu..

Cuman kok timing-nya kali ini ga pas. Napa harus musti berturut-turut? Napa Tuhan kasih warning dulu? Napa ga dikit-dikit dulu? Jadi gw kan bisa siap ngestabilin pikiran dan hati gw..

Tapi akhirnya DIA ingetin gw lewat omongan Albus Dumbledore. Hehe entah kenapa gw jadi tertarik sama karya imajinasinya JK Rowling. Padahal udah lama gw beralih dari genre Rowling - Ibotson ke Paolo Coelho - Mitch Albom. Udah gitu cuma Harry Potter edisi 2, 5, dan 7 yang bisa gw nikmatin utuh. Yang satu versi e-book dari My Ben dan dua lagi ditayangin di TV. Semuanya punya benang merah. Di tiga episode itu Dumbledore berkata : "bukan kemampuan yang menentukan siapa kita, tapi sebaliknya. Kitalah yang dapat memilih akan menjadikan diri kita sebagai apa. Jadi seorang Slyterin ato Gryfindor.."

Ya...ternyata segalanya akan jauh lebih baik kalau kita menguasai kemampuan kita. Gw jadi bisa ngontrol pikiran. Semuanya dibawa enjoy aja. Ambil hikmahnya karna gw jadi belajar ga pasrah sama nasib. Semua kejadian yang akan terjadi punya pola. Gw tinggal peka untuk merasakannya dan bertindak. Hasilnya positif juga. Gw mulai bisa peka sama "lovelife temptation" sampe operasi pemeriksaan polisi. Hehehe.. maklum gw masih belum punya SIM dan STNK masih nginep di Polres Bandung Barat sejak November 2008. Hihihi.. ;)

Friday, June 19, 2009

..Day 1 [again] in 91.3 fm Bandung..

After "traveling" from
Gegerkalong - Jatinangor - Tubagus Ismail - Surapati - Setiabudi - and then go back to Gegerkalong, i realized that i have no friendly shoes & trully missing my BEJU. There's nothing more wonderful motorcycle like you, beibs. .. :-*

Finally i've done all duties in this extraordinary day and it's only by His grace.
Thank God for Damri Dipatu Ukur - Jatinangor
Thank God for "angcot alias angkot" Cicaheum- Ledeng, Cicaheum - Ciroyom, Riung - Dago Sadangserang - Caringin..
Thank God for "solidaritas ala MNC" even i'm not there anymore. Esp. Yuli Saputra n crew in Trijaya fm Bdg [nuhun pisan sadayana].
Thank God for giving a lovely abang like Sahat Sahala Tua Saragih (i owe you a lot of appreciation, bang)..
Thank God for placing a room Majalah Kadin Jabar in strategic area (i luv Jl. Surapati foreva! Ruangannya bagus.. bagus )
Thank God for these nice team (kang yudi emang gelo & nekat!).. Hope i can learn (and get ;-)) sumthing from them.. Hehe :-P

I never knew His plans for me but i know for sure He prepared the great plans for my past, present, and future. Not only a beautiful plans for me, but also for her, him, them, and for you guys..



"In Christ alone, i place my trust and find my glory in the power of cross
In every victory, let it be set of me,
My source of strength
My source of hope
in Christ alone.. "
-Brian Littrell-

Thursday, June 4, 2009

SOMETIMES LOVE JUST AIN'T ENOUGH

Song by Patty SmIth feat Don Henley

i don't wanna lose you
i don't wanna use you
just to have sombody by my side

and i don't wanna hate you
i don't wanna take you
but i don't wanna be the one to cry

that don't really matter
to anyone anymore
but like a fool i keep losing my place
and i keep seeing you walk through that door

but there's a danger in loving somebody too much
and it's sad when you know it's your heart you can't trust
there's a reason why people don't stay where they are
baby, sometimes love just ain't enough


now i could never change you
i don't wanna blame you
baby you don't have to take the fall

yes i may have hurt you
but i did not desert you
maybe i just wanna have it all

it makes a sound like thunder
it makes me feel like rain
and like a fool who will never see the truth
i keep thinking something's going to change


and there's no way home
when it's late at night and you're all alone
are there things that you wanted to say
do you feel me beside you in your bed
there beside you where i used to lay

there's a danger in loving sombody too much
and it's sad when you know it's your heart they can't touch
there's a reason why people don't stay who they are
cause baby sometimes love just ain't enough
baby sometimes love just ain't enough...

Saturday, May 30, 2009

[Belajar] Terbang Lagi

… sebuah catatan lama yang rasanya pas di-publish sekarang. Ketika gw belajar untuk terbang lagi..



Masih sama seperti malam-malam sebelumnya, mata ini tetap saja sulit diajak berkoordinasi. Lebih dari kesederhanaan nuansa kereta rakyat yang adikku dan aku tumpangi malam ini… lebih juga dari rasa lelah yang sepertinya latah nempel di timbunan lemakku ketika membayangkan dia yang kukasihi harus pasrah jadi ikan sarden di kreta rakyat lainnya… ini lebih dari semua..

Repetisi kalimat “Hanya ada satu kata : lawan!” yang selalu sukses membuatku terpojok dengan IQ jongkok… Sapaan basa-basi tetapi penuh arti dari kawan lama… Semuanya melegitimasi rasa parasitisme diri.

Ya ya ya aku tahu sikapku memang berlebihan. Toh kawanku hanya bertanya kapan aku kembali ke dunia hitam. Katanya, konsolidasi versi dulu lebih menyenangkan. Kumpulan beberapa jenis orang yang bersatu menjadi tim liputan menyenangkan. Ada yang doyan melahap bagian ekonomi ala Gerindra [baca : ekonomi kerakyatan], ada yang dengan tegas menyatakan diri sebagai pendukung Tante Ani yang ada ada di jalur ekonomi ekstrim penghajar ekonomi mikro demi kondisi kondisi makro yang lebih baik.

Dalam hati aku berikrar : “Tunggu aku kawan! Semoga kalian tetap ada ketika aku kembali ke dunia hitam yang begitu kucintai dengan segenap nano sel otakku yang benkok ini. Tapi kala itu, aku ingin ingin jadi amunisi saja. Rasanya lebih tenang karena aku tidak perlu lagi menjadi ksatria yang memohon welah asih siapapun untuk memberikan amunisi dalam peperangan.

Aku ingin terbang bebas lalu meledak di udara.. duarrr…!!!

[Perjalanan ke Jogja. Maret 2009]

“Iya”, “Tidak”, dan “Tunggu Dulu”

Ada tiga jawaban doa yakni “iya”. “tidak”, dan “tunggu dulu”.

Ketika Tuhan menjawab “iya”, itu berarti kita memang layak mendapatkan apa yang kita minta.

Ketika Tuhan menjawab “tidak”, rasanya memang jauh dari kata indah. Tetapi itu Tuhan sudah menyiapkan yang jauh lebih indah dari yang kita minta.

Dan ketika Tuhan berkata “tunggu dulu”, artinya permintaan kita akan terkabulkan. Namun terkabulkan pada waktuNya. Itu berarti bisa dalam waktu beberapa hari, minggu, bulan, tahun, atau bahkan sampai berabad-abad kemudian. Lama sekali memang, tetapi ketika doa itu terjawab rasanya tuh indaaaaaahhhhh banget…..


[Sebuah pesan untuk teman baik baru gw]

Friday, May 29, 2009

Will You Wait for Me

By : Kavana

I need to talk with you again
Why did you go away
All our time together
just fells like yesterday

i never though i see
A single day without you
The things we take for granted
We can sometimes lose

And if i promise not to feel this pain
will i see you again..
will i see you again...

cause time passed my by
may i'll never learn to smile
but i know i'll make it through
if you wait for me

and now the tears i cry
no matter how i'd try
they never bring you home to me
want you wait for me... in heaven...

do you remember how it was
when we never seem dont care
the day went by so quickly
cause i touhgt you always be there

and it's hard to let you go
altough i know that i must try
i feel like i've been cheated
Cause we never say goodbye


cause i miss you so
and need to know
will you wait for me in heaven...



PS : i dedicated this song to Opung Sayang..
sampai bertemu lagi di surga, opung
evi sayang opung
i'm gonna miss you so much

Thursday, May 28, 2009

Dia..

Dia langsung memesonaku pada ptemuan ptama kami yg aku pun ga sadar kapankah itu tjadi

Dalam sekejap aku sadar, dia sosok seseorang yg penuh cinta & keunikan.

Ratusan tahi lalat yg bpadu dgn gelambir di berbagai sudut menjadi packaging menarik utk mbungkus kasih sayangmu. Kasih utk aku, dia, mereka dan kami semua. Semuanya..

Entahlah kalimat apa lagi yg bs kutulis utkmu.
Satu hal yg pasti, aku menyayangimu selalu.
Trimakasih untuk cintamu yg pernah ada buat evi. Akhirnya engkau benar-benar pergi.. Setelah aku akhirnya bisa berkata : "Tuhan, evi ikhlas.."

evi sayang opung


@ Hilton Bandung
[curang, ga mungkin gw nangis di tengah2 acara kadin ini.. Bwt Eggi Hamzah, kursinya gw sabotase dulu ya bentar]

Monday, March 16, 2009

Sudah Tentukan Pilihan?

Hari ini merupakan hari pertama kampanye damai Pemilu 2009. Sebenernya gw ga ngeh sih. Gw baru ngeh waktu dibilangin Kang Gin pas gw ngambil motor ke rumahnya di Jalan Karawitan. Bayangan tentang kampanye dari masa ke masa bikin gw rada males keluar dari lingkungan Gegerkalong. Abisan mo digimanain juga, yang namanya kerusuhan pasti ga akan bisa dilepasin dari gelaran kampanye. Serasa paket lengkap lingkungan yang ga kondusif. Ga dimanan ato dimana, pengerahan massa selalu rentan sama yang namanya anarkisme. Mengutip analisisnya Psikiater RS Hasan Sadikin Teddy Hidayat dan Kriminolog oke punya dari Unpad Yesmil Anwar, tingkat kegilaan masyarakat tengah naik drastis. Disulut dikit, massa gampang ngamuk. Terlepas dari logis apa tidaknya sulutan tersebut.

Jadi intinya, kampanye damai itu nonsense! Kampanye pasti selalu bikin rusuh dalam tingkat kegaduhan yang bervariasi. Mendingan nonton di tipi aja deh. Tuh liatin aja. Kampanye damai di Pekan Raya Jakarta Kemayoran aja tetep asyik diliatin. Ngakak banget deh liat para pemipinan partai (DPP lho!) berantem rebutan tanda tangan karena KPU Pusat salah ngasihin undangan ke pihak partau yang dianggap illegal. Gokil banget tuh bapak-bapak buncit. Ga tau malu banget.

Hmmm 24 hari lagi menuju Pemilu 2009. Tahapan pertama tuh Pemilu Legislatif. Kita yang udah berhak milih, akan mencontreng satu caleg yang akan duduk di kursi DPRD Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi, DPR RI, dan Dewan Perwakilan Daerah. Selamat berbingung-bingung ria!

Bingung berat? Wajar kok! Sekarang ini ada 38 partai politik yang ikut ke Pemilu 2009. itu belum termasuk 6 partai lokal yang cuman ada di Nangroe Aceh Darussalam. Sekarang ini calon anggota legislatif dipilih bukan berdasarkan total suara partai tetapi berapa suara yang mereka masing-masing peroleh. Sekarang ini pemilih disaranin contreng nama calegnya. Yang bikin bingung, jumlah caleg tuh ga Cuma 1.000-2.000 tapi berkisar 12.000 orang. Mantaps ga tuh! Eneg-eneg deh melototin spanduk-spanduk yang sekarang malah jadi polusi keindahan kota. Hmmm ga maksud nyindir para pembuat spanduk yaaa...

Nambah risih lagi pas liat orang-orang yang sering banget gw lihat sebagai penjahat bermodal urat kuat, mencalonkan diri sebagi caleg. Kalo di wilayah Bandung, gw udah najong berat deh liat nama seperti Johnny Hidayat orang Golkar yang lebih mirip bajak laut kapiran. Perut udah pengen meletus, kumis ga jauh beda kaya Pak Raden, dan sorot mata ga ada baek-baeknya. Dia itu anggota dewan DPRD Kota Bandung periode 2004-2009 yang sering banget mengintimidasi kaum oposan yang terang-terangan melawan Wali Kota Bandung 2004-2009 & 2009-2013 Dada Rosada [yang ga kalah bajingannya]. Namanya juga preman, cara mengintimidasinya ya pake cara preman. Mau cewe ato cowo, kalo berani ngekritik Dada Rosada yang menuruh Johnny Hidayat itu putra terbaik Kota Bandung [cuih!] pasti bakal diabisin. Aktivis handal yang potensial aja bisa dibikin gila, apalagi bayi dalam kandungan seseorang yang bisa dengan gampannya dibikin meninggal sebelum sempet dilahirin.

Johnny yang emang orang Angkatan Muda Siliwangi, punya cs namanya Adi Mulyana. Dia Ketua Pemuda Pancasila Kota Bandung. Kalo AMS itu punya cirri khas seragam loreng-loreng dengan warna ga jelas, Pemuda Pancasila ciri khas seragam loreng-loreng oranye. Ah tapi sama aja. Dua tentara abal-abal ini cuman bisa berlagak sok keren aja. Dibekelin uang APBD Kota Bandung tiap tahunnya, dua ormas yang ga jelas ini selalu melakukan sesuatu pake kekerasan. Gampar sana, gampar sini! Kaya gini mau dipilih jadi anggota dewan? Kalo gw sih kagak dah!!

Dari jajaran Dewan Perwakilan Daerah juga banyak yang bisa diketawain. Eh jangan diketawain deh tapi dilempari telor busuk aja. Salah satunya itu tuh Ginanjar Kartasasmita. Koruptur kelas kakap yang ga pernah kejerat hukum. Dengan kekayaan yang bejibun, Ginanjar menjadi calon anggota DPD dengan biaya kampanye terbesar dengan biaya kampanye nembus Miliaran rupiah. Kontras banget sama Deni Jasmara yang kalo ga salah sempet jadi ketua Walhi Kota Bandung yang dana kampanyenya cuman Rp200.000.

Ato mau pilih caleg yang punya iklan aneh-aneh? Banyak banget tuh caleg yang iklannya mengelitik sekali. Hehehe abisan iklan bawa-bawa golok. Ato majang-majang gambar orang lain yang ga ada hubungannya sama partainya misalnya David Beckham, Barack Obama, ato anak-anaknya yang udah duluan terkenal. Nazong… Gw aja geuleh liat para caleg yang pengen eksis tapi ga pede makanya nempelin orang terkenal dari parpolnya. Lucunya gambar orang terkenal itu kontraas banget. Tapi tuh caleg kayanya bangga banget bisa salaman bareng Suharto, foto bareng sama Prabowo, satu partai sama Primus Yustisio, Tengku Firmansyah. Marissa Haque, dan laiinnya.

Spanduk dan poster caleg emang banyak yang gokil-gokil. Makin ke daerah pelosok makin ajaib. Kalo kata Sudjiwo Tedjo, makin banyak yang bikin mata risih. Soalnya banyak yang pengen keliatan oke tapi ga pantes. Ga pantes senyum, ga pantes ngepalin tangan seraya ingin berkata merdeka, ga pantes lagi jadi caleg karena udah bangkotan banget, dan ga ada pantes-pantesnya jadi manusia. Hehehe..

Ah tapi semuanya kembali lagi ke tangan kita. Golput juga bisa jadi pilihan selama siap disirikin sama MUI alias Majelis Ulama Indonesia. Mau pilih partai lama ato partai baru. Siap-siap tentuin pilihan. Kalo eneg sama partai lama, ato doyan sama iklan politik di tipi-tipi, sok atuh dipilih. Mumpung masih punya kesempatan untuk milih euy.

Mereka Bilang, Kalo Jodoh Ga Akan Kemana

Dalam beberapa bulan belakangan ini gw sering mendapat berbagai jenis pertanyaan yang jawabannya sama. Misalnya gini : “Duh vi, gw takut putus sama cowo gw. Kalo sekarang kita putus, nanti kita bener-bener ga bisa ketemu dia. Padahal gw dah sayang banget sama dia dan kita udah berencana mau nikah 2010 nanti. Bener ga sih keputusan kita untuk putus?” , atau begini : “Kalo sekarang ada orang yang ngajak gw married, pasti langsung gw jawab iya. Tapi kok tetep ga ada yang ngajak gw nikah ya? Termasuk cowo gw sendiri. Yang ada malah ngajak selingkuh”, pernah juga ada yang bilang gini :” Udah ah vi, aku ga mau nerusin affair ini. Aku ga akan kontak lagi sama dia. Liat aja nih, aku bikin FB [facebook.red] tapi aku sengaja ga invite dia. Sekalipun dia invite aku, aku ga akan approve. Keputusan aku bener kan vi? Dengan gitu, kita pasti ga akan ketemu lagi!”. Awal tahun lalu gw sering dapet pertanyaan : “Kok bisa sih lo jadian lagi sama dia? Kapan ketemunya?”… dan semua pertanyaannya di atas punya jawaban yang sama : “kalo emang jodoh ga akan kemana kok”.

Yups sekarang ini gw lagi mendapat pembuktian falsafah orang tua jaman dulu yang sering banget bilang tak kan lari gunung dikejar. Itu tuh si dia yang sekarang jadi pasangan gw. Akhirnya gw nemu juga temen hidup yang paling pas buat gw. Bener-bener hadiah natal yang indah banget.

Dia memasang nama Ruben F Knehans sebagi identitas di FB-nya. Salah satu saluran komunikasi kami untuk menyiasati panjangnya Tol Pasteur yang ditambah Tol cipularang plus Jalan Raya Bogor. Senangnya bisa ketemu dia lagi. Ruben itu salah satu sahabat baik gw dari sejak kecil. Kami menghabiskan masa-masa remaja yang labil [hahahah bahasanya!] di SLTP K Ignatius Slamet Riyadi Cijantung Jakarta Timur. Lebih dari sekedar teman sebangku, Ruben selalu menjadi partner yang kompak buat iseng, curhat apapun, cabut ke Graha Cijantung, ngeceng sana-sini, sampe ngejar angkot pulang ke provinsi sebelah.

Emosional sesaat yang sangat ga beralasan ngebikin kami berdua benar-benar memutuskan pertalian di penghujung masa-masa SMA. Gw selalu menganggap momen itu sebagai kebodohan terburuk yang menyeret gw ke jalan penyeselan berkepanjangan. Enam tahun gw kehilangan jejak dia. Bertahun-tahun nyesel banget dan berharap ada keajaiban yang bisa ngebantu gw nemui manusia yang punya cirri-ciri kurus, tinggi, berkacamata, slebor, usil, dan pecicilan. Kabar kabur di detik-detik terakhir dulu, dia berniat ke jogja. Sebuah nomer hape yang dulu sempet jadi saluran komunikasi sms pun dah ga berfungsi lagi.

Nyesel, nyesel, dan nyesel banget. Bertahun-tahun gw melihara yang namanya the biggest regret karena udah ngilangin sosok sahabat yang klop buat jiwa dalam hidup gw. Bertahun-tahun gw ngerasa ga enak banget karena udah nyakitin sahabat gw sendiri karena alesan yang silly banget. Bertahun-tahun minta maaf ke Tuhan. dan bertahun-tahun juga berharap Tuhan ngasih keajaiban biar bisa ketemu dia lagi. Ga apa-apa deh orang lain benci sama gw tapi nggak yang satu itu. Uhh pokoknya bawaannya guilty pisan. Bayangin aja sama sekali loose contact sama orang tadinya bisa tiap hari lo ketemuin, tiap hari bisa lo ajak jalan. tiap hari bisa lo ajak usil, dan tiap saat lo ajak curhat. Sama sekali ga ada info maupun petunjuk tentang dia. Heran bener, kayanya dia ilang ketelen Gunung Merapi hihihi…Kulak-kulik di dunia maya tetep ga ada klu sama sekali. Pas akhirnya punya sahabat baru yang katanya anak jogja asli, gw sempet kepikiran pengen nekat nyari jejaknya di jogja. Seenggaknya sekarang pasti bakal tahu arah mau kemana-mana karena ada penunjuk arah yang rupanya mirip dukun klenik berperut buncit. Wakakakkakak… ga ada matinya deh menghina-dina tuh orang.

Sampe suatu hari ada munculnya sebuah pesan di situs pertemanan yang sekarang udah sukses dikalahin sama yang namanya Facebook. Huaaaaa…….. gw lansung ngeloncat dari kursi kerja sambil ngejeerit-jerit saking kagetnya ngeliat logo pengirim pesannya. Sekilas langsung keliatan insial RFK. Gw tau banget cuman satu orang di dunia ini yang menggabungkan huruf R, F, dan K dalam formasi seperti itu. Yah walo sekarang ada sedikit perubahan dalam logo itu [dan katanya itu sengaja dibikin kaya gitu biar inget sama seseorang.. ciyeh ciyeh suit suit….!]

Akhirnyaaaa… itu bener-bener Ruben. Yups Ruben yang nama lengkapnya sempet gw jadiin judul salah satu tulisan di blog gw. Waktu itu gw berharap ada orang yang bernarsis ria nge-googling nama diri sendiri walo tnyata hasilnya baru keliatan lama banget.

Mulailah kejadian deh yang namanya keajaiban Desember. Keajaiban yang perlahan namun pasti nyembuhin luka hati super nyakitin dari sebuah kesalahan yang ga gw pungkirin keindahannya. Arena permainan di Dufan menjadi awal untuk menjalani dunia bersama-sama lagi. Seneng banget bisa ngasih kartu paket hemat lagi. Hehehe gw emang kebiasan ngasih ucapan met ulang taun, met natal, dan met taun baru dalam satu kartu. :P

Sejak saat itu, kami mulai masukin tahapan baru yang lama.. hmmm ato tahapan lama yang baru ya, entahlah mana yang lebih tepat untuk menggambarkan relasi kami. Soalnya dia emang masa lalu, masa kini, dan semoga juga masa depan gw. Hihihi.. rekor nih, biasanya gw selalu nolak mentah-mentah kalo harus meluangkan sedikit waktu untuk mikirin bagian dari masa depan yang satu itu. Boro-boro mikirin, disuruh ngebayangin aja udah merinding sendiri.

Yah yah yah… Inilah sedikit cerita gw tentang kalimat populis tentang yang namanya jodoh. Semoga bisa ngejawab rasa penasaran temen-temen tentang Ruben dan Evi. Beneran deh, kalo emang ditakdirin buat ketemu pasti ketemu deh. Entah itu cepet – lambat waktunya, susah – gampang prosesnya, dan niat ato nggak orangnya. Dunia ini tidak selebar daun kelor kok. Kalo kata gw : “God will make away” dan Ruben nambahin : “… in His time”. Segala sesuatu indah pada waktuNya. Dan, gw percaya itu. Hahaha gw serasa Nicole di iklan Clear Shampoo deh. ^-^




Thursday, February 26, 2009

Berharap Menjadi yang Terakhir

Selasa 240209


Rasa masih segar di ingatan waktu Jule, Mas Ono, dan saya berangkat penuh harapan menuju menuju Menara Kebon Sirih pada akhir Juni 2006. Semangat dan rasa kekeluargaan mulai terasa semakin kental ketika kami bergabung dengan teman-teman yang ternyata sudah berkumpul di sebuah ruangan. Mau Dibriefing sama Pemred, itu kata Kang Army. Di sana ada Ricky Susan dengan Kang Asep yang lebih mirip kaya bapak-anak, Asnil yang dandy, Ujang Marmuk dan Kang Nanang yang mungil minta dicuil-cuil, Kang Opik yang semi endut tp lucu, Tantan, Rudini, dan Toni yang sama-sama tidak terlalu banyak bicara. Satu lagi, sosok yang langsung menarik perhatian saya dengan gayanya yang belel dan lusuh. Hahaha… Kritis dan puitis. Itulah Annas NKH my beybeh poreper!

Bersama dengan beberapa jajaran pimpinan redaksi pusat serta Kang Army, Kang Wasis, dan Kang Faisal tercintah, kami menggodok tentang konsep couple SINDO Jabar yang siap terbit Juli 2006. Tercetuslah nama rubrik yang cukup aneh di telinga batak saya. Sebut saja Bentang, Pasisian sampai nama Seputar Cigabaya, Purwasuka, Cindrakusuma, dan lainnya. Walau masih awam dan ga terlalu ngerti, saya punya semangat tinggi untuk mengkuti setiap detik saat itu. Saya ga berhenti mencatat berbagi tips sebagai wartawan yang diharapkan Jakarta di sebuah kertas belel yang selalu saya simpan hingga sekarang. Akhirnya muncul juga konsep matang SINDO Edisi Jabar.

Harapan dan rasa cinta yang begitu luas membuat saya terus bangun setiap jatuh. Saya tahu masih punya banyak kekurangan tetapi bayangan Mas Teguh, dukungan Kang Udi, dan senyuman Kang Denimul selalu membuat saya semangat terus belajar menulis yang baik. Sesekali melirik tulisan ficer Kang Army yang kerasa banget soul-nya sambil sekadar melihat sejenak isi buku yang kerap dipromosiin Kang Army ketika bertandang ke Bandung.

Saya mencoba menutup mulut untuk ga mengeluh. Saya cinta banget sama koran ini. Saya marah melihat betapa pelitnya perusahaan ini tentang yang namanya kesejahteraan. Tapi satu hal yang saya sadar, saya belum memberikan yang terbaik. “Tunjukkan dulu kamu layak baru setelah kantor memberikan perhatian. Jangan belum apa-apa udah minta macem-macem. Itu namanya cengeng!” tegas Mas Faruq. Walau perempuan, saya ingin membuktikan kalo saya ga mau jadi orang yang cengeng.

Phupfffhhh….. satu tahun berlalu. Dua tahun pun lewat. Pemikiran “I’ll do anything for SIndo” selalu jadi biang masalah ketika saya berhadapan dengan keluarga dan kuliah. Saya memang ga bisa menjadi seperti Ujang yang masih menyisakan tenaga untuk menyelesaikan kuliah. Konsentrasi saya sepenuhnya untuk SIndo semata. Tutup mata dan telinga atas semua tawaran menggoda karena saya ingin melihat bagaimana “bayi” ini tumbuh, Namanya juga perempuan, saya sayang banget sama “bayi” Sindo. Ga peduli walau bayinya makin lama masih nyusahin dan nuntut macem-macem. Yahh, itulah cinta! Kecintaan terhadap sindo dan mimpi menjadi jurnalis yang punya arti membuat saya bertahan.

Senangnya hati ini melihat generasi-generasi baru berdatangan. Mereka melengkapi sisi-sisi tumpul. Mang Opik, Kang Iwa, Mas Eko, Evi Damayanti [senengnya akhirnya ada cewe di sindo], Raka, Kang Gin, lalu Kang Robby. Setelah itu munculah Young Generation Sindo. Sebagian memang akhirnya kena seleksi alam. Sisanya ada tenaga-tenaga fresh yang muda seperti Radi, Yenny, Andhini, Arif Gepeng, Irvan My beibs, Kang Kris, Mang Wisnoe…, Adi, Raden, Dede Ibin, Lukman, Benny, plus Mudasir.

Kang Yovan dan Kang Joni, para asisten redaktur nan ajaib itu serta Teh Wida menambah lengkap kemeriahan. Menyusul kemudian Trio Bali yang terdiri dari Ulum, Putu, dan Rohmat. Tuntutan memang banyak tapi rasa kekeluargaan yang ada didalam menjadi obat yang mujarab untuk hilangkan rasa kesal tentang ketidakjelasan di Sindo.

Tapi akhirnya suatu momentum melegitimasi ketidakjelasan abadi. Maaf akhirnya saya menambah luka bagi semuanya. Terutama bagi Kang Ogi sayangku cintaku. Harapan dan rasa cinta itu hancur berkeping-keping sejak penghujung tahun.

...

Maaf saya belum mampu menatap teman-teman semua untuk berpamitan. Seperti pesan Teh Wida, saya memang masih susah mengontrol emosi. Butuh waktu satu bulan bagi saya untuk menyiapkan diri berpamitan kepada Kang Ogi. Sampai Senin lalu saya masih ga kuat menatap mata dia yang telah jatuh bangun bersama saya di SINDO Jabar sejak Mei 2006 lalu. Seseorang yang jarang banget saya lihat sebagai bos karena hati ini telah lebih dulu melegitimasinya sebagai paket lengkap sahabat.

Maaf saya ga mau merusak tawa kalian semua. Senin malam itu hati saya tengah berada pada puncak kegelisahan. Saya sudah tidak bisa konsentrasi bekerja dan benar-benar terpuruk sejak awal Januari lalu. Tetapi lagi. Lagi, dan lagi, kehadiran kalian semua di Jalan Aceh No 62 selalu bisa membuat saya tersenyum. Saya ga ingin menghancurkan [sedikit] keceriaan dengan satu ucapan perpisahan lagi. Berkali-kali saya memandang mata Mang Wisnu tetapi berkali-kali juga mulut saya beku. Saya ga kuat melihat mata dimana saya selalu melihat keteduhan itu menjadi semakin suram. Ingin rasanya memeluk kalian semua tapi saya ga kuat untuk ngomong lagi. Lebih ga kuat lagi waktu Irvan meminta bantuan saya untuk meliput acara ekonomi yang ga bisa dia handle. Maaf beibs, maaf gw ga bisa lagi ngebantu lo bawa beban itu.

Maaf Kang Kris, saya ga berani membuka diri dalam percakapan kita via YM yang lebih sering saya invisible-kan itu. Radi, Arif, Dasir, Raka, Rudini, Opik, Iwa.. makasih banget buat semua dukungan kalian.

Kang Udi-ku & Kang Deni-ku.. makasih udah ngebimbing aku berubah dari nothing menjadi something. Semangat kalian selalu membuat aku berani bangun lagi setiap aku jatuh. Aku sayang banget kalian.

Maaf ya. Ternyata saya bukan perempuan super. Amunisi yang saya beli sendiri ini semakin sekarat. Di sisi lain ada tanggung jawab yang belum selesai di Jatinangor sana. Sudah waktunya menetapkan prioritas. Semoga kehilangan satu orang lagi bisa menjadi satu catatan untuk memperbaiki sistem. Saya benar-benar berharap menjadi yang terakhir pergi dari keluarga yg slalu bahagia walau di tengah krisis ini. Semoga saja.. Terimakasih ya semuanya.


Friends Forever

-evi panjaitan-

Sunday, February 22, 2009

Tebak-tebakan Ga Berhadiah

Tau ga apa persamaan antara Aa Gym, Eep Saefulloh Fatah, dan Ade Armando?
Ketiga orang ini merupakan tokoh yang punya idealisme tinggi dalam bidangnya masing-masing
Kepiawaian dan kedalamnya ilmunya wuihhh ga perlu diragukan deh!
Tapi ternyata ideliasme, ilmu, dan pengetahuan yang tinggi
Justru membawa mereka ke jalur yang sama.
Mereka sama-sama tidak tahan godaan yang berwujud perempuan.. Hehehe..


[Mengutip perbincangan para perempuan pas nongkrongin sidang kode etik di Rektorat ITB]

Wednesday, February 18, 2009

The Global Integrity Report about Indonesia at 2008

Siang-siang penuh dengan hawa panas. AC cuman jadi pajangan. Buka-buka imel dan nemu satu rekomendasi press release dari BIGS. Bandung Institute of Governance Studies yang sempet bikin gw kecanduan bikin berita APBD Kota dan Provinsi. Walo beberapa orang meragukan alasan yang mendasari ketertarikan gw belajar APBD. Memang gw doyan kok terlepas siapa orang-orang yang ada di belakangnya. Lebih doyan dibandingin ngegarap berita tentang Badan Hukum Pendidikan yang selalu sukses bikin gw puyeng tujuh puluh tujuh keliling.



Agak-agak miris bacanya. Info kaya gini nih jadi ladang empuk bua bahan iklan ngejatohin SBY-JK. Kalo kata Kang Jalaludin Rakhmat, sekarang eranya kampanye statistik. Kasian statistik. Padahal kan statistik selalu benar tapi orang yang gunain statistiknya yang sableng. Check this out :




EMBARGOED UNTIL: CONTACT:
10:00 AM EST Wednesday February 18, 2009 Nathaniel Heller, Global Integrity
202-449-4100;
nathaniel.heller@globalintegrity.org
http://report.globalintegrity.org Jonathan Werve, Global Integrity
202-449-8123;
jonathan.werve@globalintegrity.org



Unregulated Money in Politics Is Greatest Corruption Threat Globally, Study Finds

Indonesia’s performance in governance and anti-corruption is mixed



(Washington D.C.) – Regardless of income levels, the #1 corruption threat facing a majority of countries is the unregulated flow of money into the political process, a new report finds. The report, a major investigative study of 57 countries, was released today by Global Integrity, an award-winning international nonprofit organization that tracks governance and corruption trends globally.

“For the third straight year, poor transparency around the financing of political parties and candidates was the weakest element of most countries’ anti-corruption frameworks,” said Global Integrity’s Managing Director, Nathaniel Heller. “If we’re serious about rolling back corruption and abuse of power in both the developed and developing worlds, more effective safeguards to curb the influence of money in politics are desperately needed.”

The Global Integrity Report: 2008 covers developed countries such as Canada, Japan and Italy as well as dozens of the world’s emerging markets and developing nations, from Argentina and China to the West Bank and Iraq. Rather than measure perceptions of corruption, the report assesses the accountability mechanisms and transparency measures in place (or not) to prevent corruption through more than 300 “Integrity Indicators.” Gaps in those safeguards suggest where corruption is more likely to occur.

Global Integrity’s new Grand Corruption Watch List, introduced as part of the 2008 report, includes Angola, Belarus, Cambodia, China, Georgia, Iraq, Montenegro, Morocco, Nicaragua, Serbia, Somalia, the West Bank, and Yemen, all countries viewed at serious risk for high-level corruption. The Watch List identifies countries where the lack of effective conflicts of interest regulations, unregulated flows of money into the political process, and poor oversight over large state-owned enterprises combine to pose a systemic risk of large-scale theft of public resources. “Watch List countries are unfortunately characterized by a toxic mix of corruption risk factors that should be cause for alarm,” said Heller.

In Indonesia, Global Integrity reports how the country’s performance in governance and anti-corruption is mixed. Government accountability, the civil service, and the media’s ability to report on corruption earn weak ratings. There are no legal measures to protect whistle-blowers in the public and private sectors. Regulations governing political financing are weak and poorly enforced. Despite these areas of concern, there is some positive news. Indonesia earns very strong scores in voting and citizen participation, the enforcement of tax and custom laws and regulations, and transparency in the procurement and privatization process. Additionally, the anti-corruption agency and national ombudsman are rated as strong. Finally, a new (and potentially important) public access to information law will be implemented in 2010.

Several key countries experienced gains or backsliding since 2007. Important anti-corruption improvements were noted in Bangladesh and Nigeria; in China, a more positive assessment was linked to the introduction of a new regulation granting citizens access to government information. Noticeable decliners included Bosnia and Herzegovina and Ecuador; Georgia also slipped for the second straight year and continues to struggle consolidating democratic gains since the 2003 Rose Revolution.

“The country assessments that comprise the Report offer among the most detailed, evidence-based evaluations of anti-corruption mechanisms available anywhere in the world,” said Global Integrity’s International Director, Marianne Camerer. “They provide policymakers, investors, and citizens alike with the information to understand the governance challenges unique to each country and to take action.”

The report is the product of months of on-the-ground reporting and data gathering by a team of more than 260 in-country journalists and researchers who prepared more than a million words of text and 20,000 data points for their respective countries. The 2008 report covers the following diverse countries:

Albania
Angola
Argentina
Azerbaijan
Bangladesh
Belarus
Bosnia and Herzegovina
Bulgaria
Cambodia
Cameroon
Canada
Chile
China
Colombia
D.R. Congo
Ecuador
Egypt
Ethiopia
Fiji
Georgia
Ghana
Guatemala
Hungary
India
Indonesia
Iraq
Italy
Japan
Jordan
Kazakhstan
Kenya
Kuwait
Kyrgyz Republic
Lithuania
Macedonia (FYROM)
Moldova
Montenegro
Morocco
Nepal
Nicaragua
Nigeria
Pakistan
Philippines
Poland
Romania
Russia
Serbia
Solomon Islands
Somalia
South Africa
Tanzania
Tunisia
Turkey
Uganda
West Bank
Yemen
Zimbabwe

To access the Global Integrity Report: 2008, please visit http://report.globalintegrity.org/.

The Global Integrity Report: 2008 was generously supported by the Australian Agency for International Development, the Canadian International Development Agency, the Legatum Institute, and the World Bank.

Global Integrity is a leading international non-profit organization that tracks governance and corruption trends around the world. Working with a network of several hundred in-country journalists and researchers in 92 countries, we aim to shape and inform the debate around governance and anti-corruption reforms through in-depth diagnostic tools at the national, sub-national, and sector levels. Our information is regularly used by aid donors, civil society advocates, and governments alike to press for governance reforms in both the developed and developing world. For more information about the organization, visit http://www.globalintegrity.org/.


***

Ksatria Banci?



Ya, ya, ya… Memang sih hanya satu kata tapi sangat menyakitkan. Setelah satu hari absen dari dunia persilatan, gw mendapatkan beberapa hal mengejutkan. Salah satunya tentang sebuah kata yang semakin menghancurkan tenaga terakhir para ksatria-ksatria yang berkali-kali terbukti ketangguhannya menjalani kapal pesiar yang keliatan mewah dari luar tapi bobrok di bagian dalemnya.

Kata yang menuai reaksi baik dari para ksatria hingga simpatisan negara kurawa. Bahkan tetangga-tetangga yang jarang bersua tiba-tiba tertarik untuk turut bercuap-cuap. Sepertinya ini sudah mulai menjadi pengujian emotional quality sekelompok individu yang kata Psikiater RS Hasan Sadikin Bandung Teddy Hidayat belum punya kematangan kedewasaan. Untungnya tingkat agresifitasnya masih sedikit terendam.

Gw? Ah udah apatis tingkat akut. Toh pada akhirnya semua hanya menjadi debat kusir minim tindakan nyata. Malam ini lebih baik gw berkumpul dengan beberapa generasi keluarga Negeri Kurawa. Bicarakan apapun ditemani beberapa gelas kopi hasil jarahan Jule dan Irvan di Metro Garmen plus nasi goreng super lelet. Lepaskan kegelisahan dari beban pekerjaan dengan diskusi motivasi diri. Biarkan hape tergeletak begitu saja karena ada satu sms sangat amat ga ada penting-pentingnya dari tetangga di Jalan Bengawan [walo akhirnya ada dua orang jadi jutek gara-gara gw keterusin nyuekin hape ampe tengah malem.. hehehe maapp].


Perang batin di otak gw memang selalu lebih mereda setiap gw ngobrol ama Jule, temen sekampung di Depok dan Jatinangor yang bersedia mendengar babak baru di Negeri Kurawa. Lo emang terlalu dini pergi dari kita semua, le.

Perbincangan berlanjut ke Planet Futsal di Bikasoga Buah Batu. Ternyata rame juga. Pasukan Sindo plus Rezza Antara bergabung sama Tegil Detik, Wahyu Galamedia, Krisna PR, Toro Tribun, Sufyan Bisnis, Agus Gala, dan Joko PR. Terakhir nyusullah di Alfin Buncit dan Mas Bay.

Hmmm… udah lama nih ga nongkrong. Belakangan ini kehidupan gw rada terkontrol. Sisi liar lagi ilang menguap ke Sungai Cikapundung. Tapi malam ini gw ingin kembali melebur dalam malam-malam terakhir yang terasa indah. Walo malem ini harusnya gw istirahat di kosan. Uhhh…beratnya menerima kenyataan kalau dua ksatria yang paling gw hormatin harus pergi dari Negeri Kurawa. Sebagian dari kami sejenak merasa tenang ketika mendengarkan penggalan kalimat dari Kang Gin dan celetukan Mas E Si Kliru sampai penjaga tempat futsal mengusir kami secara halus.


Selamat jalan Mas Eko.. Sama seperti harapan ke Kang Gin, aku mendukung setiap langkah yang diambil untuk menata hidup tanpa kebohongan semu yang ga ada nilainya. God bless you, Ksatria Surabaya..!! Senang bisa mengenal dan memiliki dirimu. Pelukan hangat kami selalu ada buat Mas E. Mengutip omongannya Kris, apapun yang terjadi kita ini kan keluarga bahagia di tengah krisis. Inilah harta paling berharga yang kami banggakan di Negeri Kurawa. “We are family!”



Arghhh… badan gw mulai rontok, kaki jadi ikut kebawa pegel, kepala mulai puyeng lagi, mata perih. Waktunya untuk tidur dan berharap semoga ini hanya mimpi buruk yang terakhir. Mendingan gw mimpi dengerin Kris nyanyi lagu Kepompong deh..



Selasa, 17 Februari 2009
02:45
Planet Futsal Buahbatu dan berakhir di sebuah kosan sumpek di Gerlong Bandung

Thursday, February 12, 2009

Israel Mencari Pemimpin

Hasil Pemilu Israel Ketat
www.seputar-indonesia.com
Wednesday, 11 February 2009
Image

SELAMAT
, Menteri Dalam Negeri Israel Meir Sheetrit (kiri) mencium Menteri Luar Negeri Tzipi Livni

YERUSALEM(SINDO) – Partai Kadima memenangi pemilu parlemen Israel kemarin,tapi perang antara Tzipi Livni dan Benjamin Netanyahu baru mulai.

Kadima yang dipimpin Menteri Luar Negeri Tzipi Livni hanya mampu meraih 28 kursi, unggul satu kursi atas Partai Likud pimpinan mantan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Sejumlah pengamat menyatakan, meskipun Livni menang, dengan dukungan partai-partai lain,tokoh garis keras Netanyahu dapat kembali berkuasa.

Pertarungan kedua tokoh itu membuat masa depan perdamaian Israel- Palestina semakin tidak menentu. ”Pemenangnya memang Livni, tapi Netanyahu memegang kunci,”tulis surat kabar Yediot Aharonot setelah Kadima menyatakan kemenangannya. Media lain juga menyatakan bahwa tokoh garis keras Netanyahu memiliki kemungkinan untuk kembali menguasai kursi nomor satu di Israel.

”Livni memenangi pertarungan kemarin, tapi dia masih bisa kalah dalam peperangan selanjutnya.Dia (Netanyahu) kalah, tapi dia akan mengendalikan,” tulis tabloid Maariv. Pemilu Israel kali ini sangat mencemaskan banyak kalangan karena popularitas partai-partai garis keras kembali menguat pascaagresi Zionis di Jalur Gaza dan masalah keamanan.

Kembalinya tokoh garis keras seperti Netanyahu ke pentas politik Israel akan mempersulit upaya negosiasi perdamaian Timur Tengah yang didorong pemerintahan baru Amerika Serikat (AS). Hasil pemilu kali ini juga berpotensi menjatuhkan Israel dalam krisis politik jika para pemimpin partai menerapkan politik ”dagang sapi” dalam membentuk koalisi pemerintahan yang baru.

”Israel saat ini menghadapi kemungkinan krisis politik yang bisa jadi tak pernah kita lihat sebelumnya.Partai paling populer ialah Kadima, tapi mereka hanya menguasai 28 kursi.Ini menunjukkan Kadima tidak dapat berbuat banyak hal untuk menyusun koalisi hingga 60 kursi,” tulis Maariv.

Netanyahu dan Livni sama- sama mengklaim mampu membentuk pemerintahan baru segera setelah hasil pemilu keluar.”Kubu nasionalis yang dipimpin Likud telah memenangi mayoritas yang tidak dapat diragukan lagi,” sesumbar Netanyahu, 59, mantan PM Israel termuda yang berkuasa pada 1996 itu.

”Saya tegaskan bahwa saya akan mampu membentuk pemerintahan yang baru,” tambah Netanyahu. Secara teori, Netanyahu dapat mengumpulkan 65 kursi koalisi, termasuk dari Likud 27 kursi, partai ultranasionalis Yisrael Beitenu 15 kursi, 11 kursi dari partai ultraortodoks Shas, 5 kursi dari partai religius United Torah Judaism,dan 7 kursi dari dua partai ekstrem kanan Jewish Home dan National Union.

Livni tidak kalah sesumbar.” Saya dapat menyatukan seluruh kekuatan bangsa ini dan memimpin Israel.Rakyat telah memilih Kadima dan mendesak Netanyahu untuk bergabung dalam pemerintahan bersatu di bawah kepemimpinan saya,” tandasnya.

”Israel bukan milik sayap kanan dan pada saat yang sama, perdamaian bukan milik sayap kiri,” ujar Livni, 50, yang merupakan mantan pengacara dan mantan agen mata-mata Mossad. Livni secara teori dapat mengumpulkan 44 kursi koalisi, termasuk 28 kursi dari Kadima, 13 kursi dari Partai Buruh, dan tiga kursi dari sayap kiri Partai Meretz.

Sisanya, 11 kursi dipegang oleh partai-partai Arab yang tampaknya tidak ingin bergabung dengan koalisi pemerintahan Israel mana pun. Dalam sistem politik Israel, hanya partai yang mampu membentuk koalisi yang akan memimpin pemerintahan dan partai yang memimpin pemerintahan tidak selalu dari partai pemilik kursi terbesar di parlemen.

Menyambut hasil pemilu ini, Presiden Israel Shimon Peres menyatakan akan mulai melakukan berbagai konsultasi pada pekan depan. Pemilu kali ini memunculkan Avigdor Lieberman, 50, sebagai king maker baru. Tokoh Yahudi imigran Soviet itu merupakan pemimpin Yisrael Beitenu yang untuk pertama kali berhasil mengalahkan perolehan kursi Partai Buruh.

Ini merupakan perolehan kursi terburuk sepanjang sejarah Partai Buruh. Pemerintah Palestina menunjukkan kecemasannya atas menguatnya sayap kanan. ”Tampak jelas bahwa warga Israel memberikan suaranya untuk melumpuhkan proses perdamaian,”ujar negosiator senior Palestina Saeb Erakat. (AFP/Rtr/syarifudin)

Tuesday, February 10, 2009

Again??


Rihanna Batal Datang, Promotor Rugi Besar

Selasa, 10 Pebruari 2009 - 20:49 wib
Elang Riki Yanuar - Okezone

JAKARTA - Batal manggungnya Rihanna di Jakarta membuat promotor pusing tujuh keliling. Kerugian material yang ditanggung pun cukup besar.

"Yang pasti kerugiannya cukup besar, apalagi artisnya mahal, belum lagi peralatan dan keamanan. Yang pasti kami rugi, dan nggak bisa kami sebutin," ujar Troy Waroka, juru bicara ShowMaster, dalam jumpa pers di Resto Omah, Jalan Mpu Sendok 45, Jakarta Selatan, Selasa (10/2/2009).

Kabar mengenai pembatalan konser ini sudah didapat promotor dari William Morris Agency (WMA) selaku agen pada Senin 9 Februari pukul 23.00 WIB. Saat itu dilakukan teleconference dengan WMA yang diwakili Tony Goldring. Setelah teleconference, agensi baru memberi surat resminya.

"Mereka membatalkan dan Rihanna tidak jadi perform di Jakarta," sesalnya.

Mengenai langkah hukum yang akan diambil ShowMaster, Troy mengatakan pihaknya masih akan melakukan pembicaraan. "Akan diurus tim kami, masalah hak dan kewajiban kami," paparnya.

Mengenai kabar sudah ada tujuh kru Rihanna yang sudah datang ke Jakarta, Troy mengatakan itu tidak benar. Ketujuh orang itu hanya sampai di Hong Kong dan tidak menginjakkan kaki di Jakarta.

Ramai diberitakan media Amerika, Rihanna menderita luka-luka di sekujur tubuh akibat bertengkar dengan kekasihnya, Chris Brown. Rihanna masih dirawat di rumah sakit dan syok dengan peristiwa yang menimpanya.

Sebelumnya, pada 14 November 2008, Rihanna dijadwalkan konser di Jakarta. Namun, konser batal karena ada travel warning.(jri)

Monday, February 9, 2009

Penari Jaipong Harus Tutup Ketek!

Gubernur Jabar Minta Penari Jaipong Tutup Ketiak dan Kurangi 3G
Agus Rakasiwi - detikBandung



Herdiwan/dok.detikbandung

Gubernur pun meminta agar goyang, gitek, dan geol (3G) para penari juga dikurangi.

Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisparbud) Jabar Herdiwan, saat dihubungi detikbandung, Kamis (5/2/2009).

"Belum ada instruksi atau statmen langsung ke saya dari gubernu. Namun gubernur pernah mengutarakan agar penari jaipong itu menutup ketiaknya dan mengurangi goyang, gitek dan geolnya," ujarnya saat ditanya soal adanya isu jika gubernur telah mengeluarkan instruksi pelarangan tari tradisional dari Jabar itu.

Saat ini santer isu mengenai larangan tersebut di tengah-tengah wartawan. Bahkan ada yang mengatakan jika gubernur telah mengeluarkan SK pelarangan tari jaipongan.

Herdiwan menambahkan tak hanya gubernur, sebagian masyarakat ada yang terganggu dengan penampilan penari jaipong. Misal, pakaian penari yang memperlihatkan ketiak dan goyangan si penari.

"Kalau saja bisa ditutup sedikit bagian aurat seperti ketiaknya, sebagian masyarakat yang risih bisa menerima," ujarnya.

Menurutnya penutupan aurat dan pengurangan goyang, gitek dan geol itu tidak mungkin mengurangi keindahan tarian. "Dikurangi sedikit tentu tidak mengurangi keindahan tarinya kan," ujarnya.

Herdiwan menyarankan perlunya pertemuan antara pelaku seni, pemerintah dan masyarakat, untuk membahas soal ini.

Saturday, February 7, 2009

Cakrawalaku pun Menghilang

Tidak perlu orang Badan Meteorologi dan Geofisika untuk tahu gelombang tinggi di Pantai Selatan
Tapi aku tidak peduli
Aku cuma ingin memberanikan diri melihat hamparan pasir

Pagi itu pantai di Palabuhan Ratu memang terlihat lengang
Gelombang menari dengan riang dan liar
Tak ada satupun yang berani mendekatinya
Termasuk burung dan ikan yang katanya peserta simbiosis di ekosistem bahari

Aku dan mereka pun hanya mencukupkan diri dengan menggoda ombak dari pinggir pantai
Pikirku, aku sudah bisa kembali mencintai pantai
Nyataya, bumi masih ingin membenamkan rasa kesal ke sanubariku
Di pantai ini aku mendapat peneguhan tentang matahari yang tak lagi bersinar di sudut sana

Phhuuuffpppphhhh…..
Tuhan, biarkan aku tegar melihat jejak langkah matahari yang sudah lebih dari satu tahun terakhir ini menaungiku dengan terik, cahaya, dan kehangatannya
Matahari yang benar-benar mengisi ruang kasih yang sudah lama lupa tentang makna seorang ayah
Benda langit yang bersinar dengan apa adanya di cakrawala biru mudanya

Terimakasih buat semuanya
Memang sudah waktunya bagi matahari untuk mengembalikan sinar yang lenyap di jalan yang sesekali dianggap tidak berpihak padanya
Selamat jalan matahariku
Aku janji akan tetap berjuang menjadi bonsai kecil yang teguh dan punya arti bagi hidup

Akhirnya sudah waktunya aku beranjak kembali
Sudah cukup pelarianku sejauh mungkin dari bumi parahyangan itu
Setelah menoleh sejenak ke arah pantai selatan itu, aku melangkah pergi
Cakrawalaku sudah pergi menuju harapan yang baru
Sekarang giliranku yang melanjutkan hidup


Ps : Berat sih tapi aku [pasti] baik-baik aja kok kang
Makasih yah kang gin…
Aku sayang banget sama kang gingin

Jumat 6 Februari 09
Kamar 327 Hotel Agusta Pelabuhan Ratu, Sukabumi

matahariku


by : agnes monica

tertutup sudah pintu, pintu hatiku
yang pernah dibuka waktu, hanya untukmu
kini kau pergi dari hidupku
ku harus relakanmu walau aku tak mau

berjuta warna pelangi di dalam hati
sejenak luluh bergeming menjauh pergi
tak ada lagi cahaya suci
semua nada beranjak, aku terdiam sepi

dengarlah matahariku suara tangisanku
ku bersedih karna panah cinta menusuk jantungku
ucapkan matahariku puisi tentang hidupku
tentangku yang tak mampu melakukan waktu

dengarkanlah kau matahariku

dengarlah matahariku suara tangisanku
ku bersedih karna panah cinta menusuk jantungku



Monday, January 26, 2009

Waktunya Meneguhkan Prioritas Utama

Malam di Bandung terasa begitu dingin. Entah mungkin ini karena tubuh gw baru saja beradaptasi dengan pengapnya udara Jakarta dan Depok. Masih sama dengan hari-hari sebelumnya, waktu terasa berjalan penuh kegalauan. Namun entah mengapa gw malah ngerasa tenang sekali.

Hari ini ada gerhana matahari. Tapi gw sama sekali ga peduli. Gw jauh lebih peduli liatin Kang Gin yg maksain diri gawe dan ngoordinir kantor padahal dari semalem udah meler gara-gara flu.

Ah rasanya semakin malas saja. Hmm.. harus menunda rencana sampai jangka waktu yang entah sampai kapan. Rasanya tidak sabar untuk menggapai ketenangan yang satu itu. Walau gw tahu, konsekuensinya pasti nyakitin.

Tapi dua hari ini gw jadi lebih tenang. Senangnya bisa pulang. Berkeliling sebagian isi Jakarta dan Depok bersama lelaki menyebalkanku tersayang itu pas Jumat (23/1) sore. Ga kemana-mana sih. Cuman sekedar nikmatin udara sore yang sejuk di Monas sambil memaki-maki sebuah gedung tinggi yang tidak jauh dari taman kota itu. Segarnya! Lega! Beranjak pulang naek Trans Jakarta kesukaanku setelah mama nelpon ajakin pulang bareng.

Pas Sabtu (24/1) sempet nongkrong juga di Margo City bareng Hera. Kami berdua tertawa melihat tingkah laku Hera to her damn lovely Dead. Kata Ruben, kakak sama ade sama aja kelakuannya. Dasar.. hihihi :P Berjalan menikmati udara malam Depok demi sebuah tempat yang berlogo Warung Steak. Nyatanya warung daging ditepungin itu udah ga ada di sekitaran Gramedia Margonda. Jalan kaki yang sia-sia [buat kaki manusia buncit ini hihihi..] Akhirnya menu diganti dengan pisang keju, es jeruk, dan susu jahe hangat. Senangnya bisa terus seperti ini. Menikmati hari yang galau dengan tenang karena orang-orang yang gw sayangin ada di samping.

Kembali ke rumah, berhadapan dengan si pesakitan yang menapik kenyataan. Berkilah kalau liver si pemabuk itu rusak bukan karena alkohol tapi bakteri. Duduls! Tapi akhirnya bisa tenang ngadepin semuanya.

Belakangan ini gw emang benar-benar merasa muak dengan kehidupan ini. Lelah setelah berpetualang tanpa hasil yang nyata selama tiga tahun terakhir. Beberapa waktu lalu rasa lelah itu semakin memuncak. Tumben banget ga bisa ngeredam emosi diri. Emang sih, biasanya keberadaan para ksatria di sana selalu sukses membuat gw bangkit lagi ketika terpuruk sewaktu menghadapi kenyataan.

Namun sekarang gairah itu udah ga ada lagi. Lelah semakin menjadi-jadi ketika gw tidak kuasa menceritakan satu kalimatpun kepada orang-orang terdekat saya. Yang ada hanya kalimat pendek penuh ketidakjelasan. Termasuk kepada sahabat terdekat gw, Uciem dan Alfin.

Sabtu siang itu gw cerita juga ke mereka. Seneng juga dapetin support dari mereka walau caranya aneh-aneh. Hihihi..untung gw kenal sama mereka. Lega waktu denger kalimat : “Aku slalu jadi orang pertama yang mendukung keputusanmu, vi! Emangnya aku ga khawatir liat kelakuanmu yang aneh banget. Ditelpon eh aku malah denger orang nangis tapi ditemuin susah banget. Ga malu apa ama tas pinggang..” atau mungkin “Gw kenal siapa lo. Tapi kalo liat sikap lo sekarang, gw setuju! Selama lo ga bertingkah aneh kaya kemaren. Bikin panik orang aja. Emangnya gw bukan soulmate lo lagi?”



Minggu kemaren gw kebaktian di GKI Maulana Yusuf. Highest Priority menjadi tema Kebaktian Pemuda. Wah benar-benar meneguhkan sekali keputusan yang terlontar ketika gw bersiap beranjak dari rumah putih nan lusuh di Komp Deppen Blok KK No 6 Minggu pagi itu. Rasa sedih, ragu, khawatir masih tetap ada sih tapi ya begitulah... Gw harus kuat.

Berkatin aku ya Tuhan… Amin!

Wednesday, January 21, 2009

[Bukan] Hari yang Cerah

Pagi ini mentari bersinar cerah. Dia sudah menggoda gw melalui celah di bagian tengah gorden kamar kosan. Tumben-tumben sekali hari ini gw ga kuat melawan bising kendaraan yang melintas di Jalan Gegerkalong Girang. Itung-itung belajar ngebuktiin bisa bangun pagi, gw beranjak dari double springbed yang spreinya sudah harus diganti itu.

Biar ada bedanya hari ini dengan hari lainnya, gw mencoba lakuin sesuatu yang ga biasa banget. Rendem panci rice cooker, masak aer panas, bikin teh manis dua gelas, kemudian sedikit mendumel liat acara tipi. Malesnya liat para ABG labil yang berteriak-teriak menyaksikan selebriti yang gw ga tau sapa namanya di acara Inbox SCTV.

Jam 10 lewat akhirnya nemuin Ruang Rapim di Rektorat ITB. Jam 11 nangkring di Gedung Indonesia Menggugat. Berpikir jam 14 bisa ke kantor lalu pulang ke kosan sebelum 20.00 WIB. Hari yang indah, pikir gw sambil tersenyum lebar tapi ga mirip kuda.

Tapi ternyata gedung bersejarah yang akrab juga disebut Landraat itu masih saja membuat gw betah nangkring sampai berjam-jam. Di sana ada teh poci yang menemani perbincangan dengan Reni dan Yulvi. Menyusul kemudian Kang Anwar yang datang terlambat.

Pembicaraan ngalor-ngidul. Reni berbicara tentang kewajiban menyetor berita ke Republika.com. Yulvi menimpali soal betapa berakarnya dia di dunia pendidikan Bandung dan ingin mencoba rasa di pulau lain. Sesekali beralih tentang alasan mengapa seseorang bisa begitu drop atau justru melejit pesat ketika berada di sebuah desk liputan. Yulvi Jon yang masih saja terlihat sumringah berbinar-binar mencari dukungan gw ketika berkata seseorang di lapangan bisa membuat wartawan semangat liputan.

SMS di hape simpati gw yang rusak itu menyela tawa. Siyal! Awalnya gw cuman pengen ngintip isi sms dari seorang rekan saya. Kirain pengganti gw di ekonomi itu ingin bertanya nomer telpon orang tapi ternyata…

Pediiihhhhh banget. Saya harus kehilangan satu orang lagi di keluarga Negara Kurawa. Perbincangan Reni dan Yulvi tentang masalah yang sempat mencuat di Kompas udah kaga bisa masuk ke otak gw. Samar-samar gw hanya mengingat kalimat “Setiap media punya masalahnya masing-masing. Tapi kalau udah berbicara masalah psikologis yang terluka, susah banget disembuhkan,”

Duh langit rasanya tiba-tiba jadi gelap. Gw masih aja susah melepas kepergian teman seperjuangan. Luka ketika melihat Lentera Merah kami dipangkas tanpa alasan yang logis itu aja belum kering. Masalahnya luka itu kembali terkoyak ketika gw dan teman-teman berdiskusi dengan penguasa kepegawaian yang terhormat. Penghancur mimpi, harapan, dan persahabatan yang gw pupuk selama tiga tahun terakhir. Sekarang luka semakin ternganga ketika formasi kami lumpuh lagi. Puas kalian semua!!!!!!! Ini kan yang kalian mau…

Satu per satu daun kembali meranggas

Asa pun lenyap tertiup angin yang panas