Thursday, May 23, 2013

Damai bukanlah lawan dari perang

Damai bukanlah lawan dari perang


Hati damai bisa tetap menjadi milik kita walaupun kita berada di tengah pertempuran-pertempuran yang paling dahsyat, sebab kita berjuang untuk menjadi mimpi-mimpi kita. Saat teman-teman kita telah hilang harapan, damai Pertempuran yang Baik membantu kita untuk terus berjuang.

Seorang ibu yang bisa memberi makan anak-anaknya, sorot matanya tampak damai, meski kedua tangannya gemetar karena diplomasi telah gagal, bom-bom berjatuhan, dan tentara bergelimpangan.

Seorang pemanah yang menarik tali busurnya merasa damai di dalam benaknya, walaupun seluruh ototnya tegang karena mengerahkan fisiknya.

Karenanya, bagi Ksatria Cahaya, damai bukanlah lawan dari perang, sebab mereka sanggup untuk membedakan antara yang sementara dan yang kekal. 

Bagi Ksatria Cahaya, tidak ada keniskalan. Setiap peluang untuk bertransformasi berarti peluang untuk mengubah dunia. 

Bagi Ksatria Cahaya, tidak ada kata pesimis. Bilamana perlu, dia akan mendayung melawan arus; supaya setelah lelah dan lanjut usianya, bisa dikatakn kepada cucu-cucunya bahwa dia datang ke dunia ini untuk belajar lebih memahami tetangganya, bukan untuk menghukum saudaranya.

Rest in Peace Woman
taken from www.layoutsparks.com


Dikutip dari "Seperti Sungai yang Mengalir"
Berdasarkan Pidato Paulo Coelho pada 
Pertemuan Damai di tepi Laut Mati, Yordania,21 Juni 2003

No comments:

Post a Comment