Thursday, May 8, 2008

Renungan Tongseng Goreng

rabu, 070508, 00:27 am

Judul tulisan yang aneh memang. Namanya juga tukang makan ya segala sesuatu pasti ada kaitannya ama makanan. Hahaha...

Semangkok tongseng kambing, nasi sisa kemarin yang sudah ditumis dengan dua sendok margarine, dan dua keping vcd Torque menemani gw melewati pergantian malam yang tidak biasa ini. Sesekali, hmm...honestly i make that wish everytime i pray, berharap dapat kembali merengguh dan merasakan kepiawaian malam yang selalu membuai manja bonsai kecil itu. Mencoba berharap, apakah kehadiran malam dapat mengeringkan sisa rintik hujan yang masih saja terus turun membasahi tanah di pot bonsai yang makin kerontang saja. Tapi ya sudahlah..

Saya masih bingung menghadapi pergantian peringatan menjelang seperempat abad ini. Resolusi? Sudah nyaris lupa apakah saya membuatnya di penghujung tahun laku. Yang saya tahu, saat itu saya malah menghabiskan malam bersama dengan tragedi widyatama yang penuh kebodohan. Malam mulai menunjukkan kengganannya untuk meniupkan angin sepoi-sepoi sekalipun. Ah, sekali lagi sudahlah. Semakin menunjukkan sisi bodohmu yg lain saja...

Saya tidak punya banyak keinginan. Hanya sebuah recovery mujarab dan semangat untuk kembali bangun dari duka yang mendalam ini. Masih banyak yang harus saya lakukan mulai dari media baru hingga malam yang lain. Hahaha...sepertinya yang terakhir kagak dulu deh.. Saya lebih mebgharapkan surat ijazah agar dapat secepatnya melangkah pergi dari kota yang tukang seafoodnya pun mengingatkan saya dengan malam.

Pergi, kemanapun itu... Biarkan perih-pedih sekalian! Toh saya sudah tahu bagaimana rasanya ditinggalkan. Rasa yang sepertinya setali tiga uang dengan bagian tubuh yang dicopot dengan paksa. [karena kali ini saya tiba-tiba lebih suka kalimat pasif ketimbang aktif].

Ya sudahlah, sekarang saya mau berkelana menghibur hati di dunia mimpi. Siapa tau bisa jd pra recovery [lebih banyak malah increasing pain than fixing d scar sih sebenernya]...

Help me God, please... Amien!

2 comments: