Thursday, February 12, 2009

Israel Mencari Pemimpin

Hasil Pemilu Israel Ketat
www.seputar-indonesia.com
Wednesday, 11 February 2009
Image

SELAMAT
, Menteri Dalam Negeri Israel Meir Sheetrit (kiri) mencium Menteri Luar Negeri Tzipi Livni

YERUSALEM(SINDO) – Partai Kadima memenangi pemilu parlemen Israel kemarin,tapi perang antara Tzipi Livni dan Benjamin Netanyahu baru mulai.

Kadima yang dipimpin Menteri Luar Negeri Tzipi Livni hanya mampu meraih 28 kursi, unggul satu kursi atas Partai Likud pimpinan mantan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Sejumlah pengamat menyatakan, meskipun Livni menang, dengan dukungan partai-partai lain,tokoh garis keras Netanyahu dapat kembali berkuasa.

Pertarungan kedua tokoh itu membuat masa depan perdamaian Israel- Palestina semakin tidak menentu. ”Pemenangnya memang Livni, tapi Netanyahu memegang kunci,”tulis surat kabar Yediot Aharonot setelah Kadima menyatakan kemenangannya. Media lain juga menyatakan bahwa tokoh garis keras Netanyahu memiliki kemungkinan untuk kembali menguasai kursi nomor satu di Israel.

”Livni memenangi pertarungan kemarin, tapi dia masih bisa kalah dalam peperangan selanjutnya.Dia (Netanyahu) kalah, tapi dia akan mengendalikan,” tulis tabloid Maariv. Pemilu Israel kali ini sangat mencemaskan banyak kalangan karena popularitas partai-partai garis keras kembali menguat pascaagresi Zionis di Jalur Gaza dan masalah keamanan.

Kembalinya tokoh garis keras seperti Netanyahu ke pentas politik Israel akan mempersulit upaya negosiasi perdamaian Timur Tengah yang didorong pemerintahan baru Amerika Serikat (AS). Hasil pemilu kali ini juga berpotensi menjatuhkan Israel dalam krisis politik jika para pemimpin partai menerapkan politik ”dagang sapi” dalam membentuk koalisi pemerintahan yang baru.

”Israel saat ini menghadapi kemungkinan krisis politik yang bisa jadi tak pernah kita lihat sebelumnya.Partai paling populer ialah Kadima, tapi mereka hanya menguasai 28 kursi.Ini menunjukkan Kadima tidak dapat berbuat banyak hal untuk menyusun koalisi hingga 60 kursi,” tulis Maariv.

Netanyahu dan Livni sama- sama mengklaim mampu membentuk pemerintahan baru segera setelah hasil pemilu keluar.”Kubu nasionalis yang dipimpin Likud telah memenangi mayoritas yang tidak dapat diragukan lagi,” sesumbar Netanyahu, 59, mantan PM Israel termuda yang berkuasa pada 1996 itu.

”Saya tegaskan bahwa saya akan mampu membentuk pemerintahan yang baru,” tambah Netanyahu. Secara teori, Netanyahu dapat mengumpulkan 65 kursi koalisi, termasuk dari Likud 27 kursi, partai ultranasionalis Yisrael Beitenu 15 kursi, 11 kursi dari partai ultraortodoks Shas, 5 kursi dari partai religius United Torah Judaism,dan 7 kursi dari dua partai ekstrem kanan Jewish Home dan National Union.

Livni tidak kalah sesumbar.” Saya dapat menyatukan seluruh kekuatan bangsa ini dan memimpin Israel.Rakyat telah memilih Kadima dan mendesak Netanyahu untuk bergabung dalam pemerintahan bersatu di bawah kepemimpinan saya,” tandasnya.

”Israel bukan milik sayap kanan dan pada saat yang sama, perdamaian bukan milik sayap kiri,” ujar Livni, 50, yang merupakan mantan pengacara dan mantan agen mata-mata Mossad. Livni secara teori dapat mengumpulkan 44 kursi koalisi, termasuk 28 kursi dari Kadima, 13 kursi dari Partai Buruh, dan tiga kursi dari sayap kiri Partai Meretz.

Sisanya, 11 kursi dipegang oleh partai-partai Arab yang tampaknya tidak ingin bergabung dengan koalisi pemerintahan Israel mana pun. Dalam sistem politik Israel, hanya partai yang mampu membentuk koalisi yang akan memimpin pemerintahan dan partai yang memimpin pemerintahan tidak selalu dari partai pemilik kursi terbesar di parlemen.

Menyambut hasil pemilu ini, Presiden Israel Shimon Peres menyatakan akan mulai melakukan berbagai konsultasi pada pekan depan. Pemilu kali ini memunculkan Avigdor Lieberman, 50, sebagai king maker baru. Tokoh Yahudi imigran Soviet itu merupakan pemimpin Yisrael Beitenu yang untuk pertama kali berhasil mengalahkan perolehan kursi Partai Buruh.

Ini merupakan perolehan kursi terburuk sepanjang sejarah Partai Buruh. Pemerintah Palestina menunjukkan kecemasannya atas menguatnya sayap kanan. ”Tampak jelas bahwa warga Israel memberikan suaranya untuk melumpuhkan proses perdamaian,”ujar negosiator senior Palestina Saeb Erakat. (AFP/Rtr/syarifudin)

No comments:

Post a Comment