Wednesday, February 18, 2009

Ksatria Banci?



Ya, ya, ya… Memang sih hanya satu kata tapi sangat menyakitkan. Setelah satu hari absen dari dunia persilatan, gw mendapatkan beberapa hal mengejutkan. Salah satunya tentang sebuah kata yang semakin menghancurkan tenaga terakhir para ksatria-ksatria yang berkali-kali terbukti ketangguhannya menjalani kapal pesiar yang keliatan mewah dari luar tapi bobrok di bagian dalemnya.

Kata yang menuai reaksi baik dari para ksatria hingga simpatisan negara kurawa. Bahkan tetangga-tetangga yang jarang bersua tiba-tiba tertarik untuk turut bercuap-cuap. Sepertinya ini sudah mulai menjadi pengujian emotional quality sekelompok individu yang kata Psikiater RS Hasan Sadikin Bandung Teddy Hidayat belum punya kematangan kedewasaan. Untungnya tingkat agresifitasnya masih sedikit terendam.

Gw? Ah udah apatis tingkat akut. Toh pada akhirnya semua hanya menjadi debat kusir minim tindakan nyata. Malam ini lebih baik gw berkumpul dengan beberapa generasi keluarga Negeri Kurawa. Bicarakan apapun ditemani beberapa gelas kopi hasil jarahan Jule dan Irvan di Metro Garmen plus nasi goreng super lelet. Lepaskan kegelisahan dari beban pekerjaan dengan diskusi motivasi diri. Biarkan hape tergeletak begitu saja karena ada satu sms sangat amat ga ada penting-pentingnya dari tetangga di Jalan Bengawan [walo akhirnya ada dua orang jadi jutek gara-gara gw keterusin nyuekin hape ampe tengah malem.. hehehe maapp].


Perang batin di otak gw memang selalu lebih mereda setiap gw ngobrol ama Jule, temen sekampung di Depok dan Jatinangor yang bersedia mendengar babak baru di Negeri Kurawa. Lo emang terlalu dini pergi dari kita semua, le.

Perbincangan berlanjut ke Planet Futsal di Bikasoga Buah Batu. Ternyata rame juga. Pasukan Sindo plus Rezza Antara bergabung sama Tegil Detik, Wahyu Galamedia, Krisna PR, Toro Tribun, Sufyan Bisnis, Agus Gala, dan Joko PR. Terakhir nyusullah di Alfin Buncit dan Mas Bay.

Hmmm… udah lama nih ga nongkrong. Belakangan ini kehidupan gw rada terkontrol. Sisi liar lagi ilang menguap ke Sungai Cikapundung. Tapi malam ini gw ingin kembali melebur dalam malam-malam terakhir yang terasa indah. Walo malem ini harusnya gw istirahat di kosan. Uhhh…beratnya menerima kenyataan kalau dua ksatria yang paling gw hormatin harus pergi dari Negeri Kurawa. Sebagian dari kami sejenak merasa tenang ketika mendengarkan penggalan kalimat dari Kang Gin dan celetukan Mas E Si Kliru sampai penjaga tempat futsal mengusir kami secara halus.


Selamat jalan Mas Eko.. Sama seperti harapan ke Kang Gin, aku mendukung setiap langkah yang diambil untuk menata hidup tanpa kebohongan semu yang ga ada nilainya. God bless you, Ksatria Surabaya..!! Senang bisa mengenal dan memiliki dirimu. Pelukan hangat kami selalu ada buat Mas E. Mengutip omongannya Kris, apapun yang terjadi kita ini kan keluarga bahagia di tengah krisis. Inilah harta paling berharga yang kami banggakan di Negeri Kurawa. “We are family!”



Arghhh… badan gw mulai rontok, kaki jadi ikut kebawa pegel, kepala mulai puyeng lagi, mata perih. Waktunya untuk tidur dan berharap semoga ini hanya mimpi buruk yang terakhir. Mendingan gw mimpi dengerin Kris nyanyi lagu Kepompong deh..



Selasa, 17 Februari 2009
02:45
Planet Futsal Buahbatu dan berakhir di sebuah kosan sumpek di Gerlong Bandung

No comments:

Post a Comment